Mohon tunggu...
Adin Har
Adin Har Mohon Tunggu... Wiraswasta -

Tinggal di Solo suka menulis, Lulusan sarjana SI Biologi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ayat Al Qur'an dan Hadits Kesehatan

29 Juli 2017   21:36 Diperbarui: 29 Juli 2017   21:49 66122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Banyak ayat-ayat Al Qur'an dan hadits yang berkaitan tentang kesehatan.  Ini dapat dijadikan referensi dalam menyampaikan tentang pentingnya kesadaran akan kesehatan terutama ketika pertemuan antara dokter dan pasien muslim.  Dengan mengutip ayat-ayat Al Qur'an dan hadits cenderung membawa pengaruh kuat pada perilaku mereka.

Beberapa ayat dan hadits tersebut diantaranya adalah :

1. Tentang Kebersihan Diri

"Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub maka mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayammumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur." (QS. Al-Maidah : 6)

"Agama Islam itu adalah (agama) yang bersih/suci, maka hendaklah kamu menjaga kebersihan. Sesungguhnya tidak akan masuk surga, kecuali orang-orang yang suci." (HR. Baihaqi).

"Diriwayatkan dari Sa'ad bin Al-Musayyib dari Rasulullah Saw. Beliau bersabda: "Sesungguhnya Allah swt. itu suci yang menyukai hal-hal yang suci, Dia Maha bersih yang menyukai kebersihan, Dia Mahamulia yang menyukai kemuliaan, Dia Mahaindah yang menyukai keindahan, karena itu bersihkanlah tempat-tempatmu. Dan jangan meniru orang-orang Yahudi." (HR. Tirmizi)."

Seseorang yang tidak menjaga kebersihan tubuh dan pakaiannya akan menimbulkan bau yang tidak sedap dari dirinya. Apabila tidak menjaga kebersihan seluruh tubuhnya atau hanya sebagian yang dibersihkannya maka tidak akan luput dari bau yang tidak sedap tersebut, apalagi, seseorang yang sama sekali tidak memperhatikan kebersihan seluruh tubuhnya.  Tubuh yang banyak bergerak dan bersentuhan dengan hawa panas niscaya akan mengeluarkan keringat dari seluruh bagian tubuhnya.  Hal ini menimbulkan bau yang tidak sedap.  Bau keringat yang keluar dari beberapa bagian tubuh ada yang lebih tajam daripada keringat yang keluar di bagian lain. Oleh karena itu, bagian yang menyengat tadi harus diperhatikan secara khusus misalnya daerah ketiak.

Selain itu,  harus diperhatikan juga kebersihan dari mulut, gigi, gusi, dan lidah.  Kita makan berbagai jenis makanan semuanya melewati mulut, gigi, dan gusi. Apabila ada sisa makanan yang tertinggal/menempel di sela-sela gigi maka menjadi lahan subur bagi bakteri, akibatnya menimbulkan aroma yang tidak sedap.  Juga akan menimbulkan kerusakan gigi dan terganggunya gusi akibat sisa makanan yang membusuk.

2.Tentang Manajemen Stres

"Dan bersegeralah menuju ampunan dari Tuhan kalian dan surga yang lebarnya (seluas) langit dan bumi yang disediakan bagi orang yang bertakwa, yaitu orang yang menginfakkan (hartanya) di waktu lapang atau susah, dan orang-orang yang menahan amarah, dan bersikap pemaaf kepada manusia, dan Allah mencintai orang-orang yang berbuat baik". (Q.S Ali Imran:133-134)

Rasulullah shollallahu 'alaihi wasallam bersabda:

"Sahabat Nabi Ibnu Umar radhiyallaahu 'anhu berkata: Tidak ada luapan yang lebih besar pahalanya di sisi Allah selain daripada luapan kemarahan yang ditahan oleh seseorang hamba demi menggapai wajah Allah (riwayat al-Bukhari dalam Adabul Mufrad)Sahabat Nabi Ibnu Umar radhiyallaahu 'anhu berkata: Tidak ada luapan yang lebih besar pahalanya di sisi Allah selain daripada luapan kemarahan yang ditahan oleh seseorang hamba demi menggapai wajah Allah." (riwayat al-Bukhari dalam Adabul Mufrad)

"Barangsiapa yang menahan amarah padahal ia mampu untuk melampiaskannya, Allah akan panggil ia di hadapan para makhluk pada hari kiamat, hingga Allah menyuruhnya untuk memilih bidadari (terbaik) yang ia inginkan," (H.R Abu Dawud, atTirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad)

"Orang yang kuat bukanlah yang pandai bergulat. Orang yang kuat adalah yang mampu menahan dirinya di saat marah." (HR. Al Bukhari)

Hasil penelitian dari University of California San Diego tahun 2012 menyebutkan bahwa orang-orang yang dapat menahan amarahnya dan memaafkan kesalahan orang lain memiliki resiko lebih rendah untuk terjadinya hipertensi. Pada penelitian tersebut sebanyak  200 sukarelawan diminta memikirkan ketika temannya menyinggung perasaannya. Separuh diperintahkan untuk berpikir  mengapa hal tersebut bisa membuatnya marah, dan separuh lainnya didorong untuk memaafkan kesalahan tersebut.

Pakar Psikologi di Virginia Commonwealth University AS, Worthington Jr, mempublikasikan hasil penelitiannya pada 2005 di jurnal ilmiah Explore, tentang hubungan antara memaafkan dan kesehatan yang hasilnya adalah bahwa sikap memaafkan mendatangkan manfaat kesehatan. Dengan menggunakan tekonologi canggih, terungkap perbedaan pola gambar otak orang pemaaf dan yang tidak memaafkan.

Orang yang tidak memaafkan atau terbawa kemarahan dan dendam ditemukan mengalami penurunan fungsi kekebalan tubuh, tekanan darah lebih tinggi, ketegangan otot dan detak jantung.

Sebaliknya, sikap memaafkan meningkatkan pemulihan penyakit jantung dan pembuluh darah, mengurangi stress, dan hubungan suami istri menjadi lebih baik.

3. Tentang Pola Makan Sehat

"Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara ma'ruf. Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan seorang ayah karena anaknya, dan warispun berkewajiban demikian. Apabila keduanya ingin menyapih (sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan, maka tidak ada dosa atas keduanya. Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. Bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan." (Al-Baqarah : 233)

Dalam ayat tersebut dibahas mengenai perintah memberikan ASI Eksklusif yang akan memberikan banyak manfaat untuk bayi.

Manfaat yang bisa diperoleh dari pemberian ASI Eksklusif berdasarkan beberapa hasil penelitian diantaranya:

a)    Mencegah terjadinya diare, pneumonia dan meningitis yang disebabkan oleh ganguan atau infeksi saluran pencernaan yang belum siap untuk mencerna makanan luar seperti susu, pisang, sereal dan sebagainya.

b)   Memberikan sistem imun (imunitas) pada bayi sehingga bayi tidak mudah untuk terserang penyakit.

c)    Mencegah bayi mengalami gizi buruk yang dilihat dari berat badan, tinggi badan, lingkaran kepala

d)   Mengandung zat-zat nutrisi yang penting dan lengkap untuk pertumbuhan dan perkembangan tubuh bayi seperti: Karbohidrat, Protein, Lemak, Vitamin, Mineral.

e)   Meningkatkan hubungan kasih sayang antara anak dengan ibu

f)     Membuat ibu lebih sehat karena ASI yang diproduksi dikeluarkan, tidak ditahan

g)    Memberikan ketahanan pada tubuh bayi.

ASI hampirmengandung 200 zat gizi dan memberikan kekebalan buat bayi hingga 20 kali lipat, maka ASI sangat diperlukan dalam pembentukan kualitas generasi penerus cerdas.

"Makan dan minumlah kalian, namun jangan berlebih-lebihan (boros) karena Allah tidak mencintai orang-orang yang berlebih-lebihan." (Al-A'raf:31).

"Makanlah di antara rezeki yang baik yang telah Kami berikan kepadamu, dan janganlah melampaui batas padanya, yang menyebabkan kemurkaan-Ku menimpamu. Dan barang siapa ditimpa oleh kemurkaan-Ku, maka sesungguhnya binasalah ia." (Thoha: 81)

Para peneliti dari Finlandia menemukan bahwa makan makanan yang bergizi dapat meningkatkan umur seseorang 20 persen, selama mereka makan makanan gizi tersebut dan tidak berlebihan sesuai dengan kebutuhan nutrisinya.  Hal ini karena pola makan yang sehat akan memberikan kontribusi dalam mengurangi resiko meningkatnya kolesterol tubuh dan menurunkan tekanan darah, yang mana kedua hal tersebut penyebab utama kematian mendadak. 

4.Tentang Pentingnya Kesehatan

"Ada dua kenikmatan yang banyak manusia tertipu, yaitu nikmat sehat dan waktu senggang". (HR. Bukhari no. 6412, dari Ibnu 'Abbas)

Dari Usamah bin Syarik radhiallahu'anhu, bahwa beliau berkata:

"Aku pernah berada di samping Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam. Lalu datanglah serombongan Arab dusun. Mereka bertanya, "Wahai Rasulullah, bolehkah kami berobat?" Beliau menjawab: "Iya, wahai para hamba Allah, berobatlah. Sebab Allah Subhanahu wa Ta'ala tidaklah meletakkan sebuah penyakit melainkan meletakkan pula obatnya, kecuali satu penyakit." Mereka bertanya: "Penyakit apa itu?" Beliau menjawab: "Penyakit tua." (HR. Ahmad, Al-Bukhari dalam Al-Adabul Mufrad, Abu Dawud, Ibnu Majah, dan At-Tirmidzi, beliau berkata bahwa hadits ini hasan shahih. Syaikhuna Muqbil bin Hadi Al-Wadi'i menshahihkan hadits ini dalam kitabnya Al-Jami' Ash-Shahih mimma Laisa fish Shahihain, 4/486)

Dari Jabir bin 'Abdullah radhiallahu 'anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:     "Setiap penyakit pasti memiliki obat. Bila sebuah obat sesuai dengan penyakitnya maka dia akan sembuh dengan seizin Allah Subhanahu wa Ta'ala." (HR. Muslim)

Dari Ibnu Mas'ud radhiallahu 'anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta'ala tidaklah menurunkan sebuah penyakit melainkan menurunkan pula obatnya. Obat itu diketahui oleh orang yang bisa mengetahuinya dan tidak diketahui oleh orang yang tidak bisa mengetahuinya." (HR. Ahmad, Ibnu Majah, dan Al-Hakim, beliau menshahihkannya dan disepakati oleh Adz-Dzahabi. Al-Bushiri menshahihkan hadits ini dalam Zawa`id-nya. Lihat takhrij Al-Arnauth atas Zadul Ma'ad, 4/12-13)

"Sesungguhnya Allah telah menurunkan penyakit dan obatnya, demikian pula Allah menjadikan bagi setiap penyakit ada obatnya. Maka berobatlah kalian dan janganlah berobat dengan yang haram." (HR. Abu Dawud dari Abud Darda` radhiallahu 'anhu)

Hadits-hadits di atas menunjukkan bahwa setiap penyakit pasti ada obatnya, dan hendaklah manusia melakukan perawatan sakitnya atau berobat kepada yang mengetahuaninya atau ahlinya.  Tetapi obat dan dokter hanyalah cara kesembuhan, sedangkan kesembuhan hanya datang dari Allah. Karena Allah menyatakan, "Dialah yang menciptakan segala sesuatu." Semujarab apapun obat dan sehebat apapun dokternya, namun jika Allah tidak menghendaki kesembuhan, maka kesembuhan itu tidak akan didapat. Bahkan jika meyakini bahwa kesembuhan itu datang dari selain-Nya, berarti ia telah rela keluar dari agama dan neraka sebagai tempat tinggalnya kelak jika tidak juga bertaubat.

Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik. (QS Al Baqarah :195)

Ayat di atas menjelaskan larangan memakai dan mengkonsumsi zat-zat yang berbahaya seperti khamr, rokok, maupun narkoba.

Hasil penelitian para pakar kesehatan, hampir semua menyatakan alkohol dapat mempengaruhi kerja tubuh dan otak, serta mampu mengubah tingkah laku seseorang ke arah negatif.  Hingga jika sudah menjadi suatu ketagihan yang akut, sistim hormon manusia (terutama pancreatic endocrine system) menjadi terhambat, fungsi hati pun menjadi terganggu.  Selain itu juga mempengaruhi hormon kesuburan dan bayi yang dilahirkannya.  Alkohol pun dapat menghambat sistim kerja syaraf pusat, sehingga hilang kesadarannya, bahkan dalam kasus yang lebih akut, mampu menjadikan seseorang dalam keadaan koma, akhirnya binasa.

Semua ayat dan hadis Quran di atas menunjukkan konsep kesehatan dalam Islam.  Hal ini dapat  digunakan untuk lebih mendorong pola hidup sehat terutama komunitas Muslim dan masyarakat umum lainnya.

REFERENSI

1.    Kalra S, Magon N, Malik S. Patient-centered care and therapeutic patient education: Vedic inspiration. J Midlife Health. 2012;3:59--60.

2.    http://www.bacaanmadani.com/2017/02/

3.    https://rumaysho.com/634-nikmat-sehat-dan-waktu-luang-yang-membuat-manusia-tertipu.html

4.    https://muslim.or.id/10924-dan-jika-aku-sakit-dialah-yang-menyembuhkanku.html

5.    https://bersamadakwah.net

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun