Sehingga, aktif di media sosial menjadi keharusan setiap harinya bagi mereka, dan melupakan status nya sebagai pelajar yang tugasnya sehari-hari adalah belajar.
Seharusnya, mereka bisa membuat batasan antara media sosial dan belajar dengan mengurangi penggunaan media sosial dan lebih banyak meluangkan waktunya untuk belajar. Karena bagi mereka, belajar merupakan hal yang membosankan dan lebih termotivasi untuk menjadi anak gaul bukan menjadi pelajar yang pitar.Â
Penggunaan media sosial seharusnya lebih dimanfaatkan sebaik mungkin. Bukan berarti tidak boleh aktif di media sosial, namun mereka juga harus ingat kewajiban utamanya sebagai seorang pelajar yaitu belajar.
 Maka, jadikanlah media sosial hanya sebagai selingan di waktu senggang dan ketika merasa bosan, bukan menjadi prioritas utama. Sehingga pendidikan dan media sosial dapat berjalan dengan seimbang. Hadirnya sosial media dapat dijadikan sarana untuk menampung kreativitas, dan sebagainya yang dapat memberikan manfaat positif serta memberi informasi yang bermanfaat bagi orang banyak.
Namun siapa yang patut disalahkan? Apakah orangtua atau anak?
Tidak ada yang patut disalahkan baik orang tua maupun anak. Hanya saja butuh pengawasan yang lebih terhadap anak bukan dalam arti mengekang anak tapi memberikan pemahaman, pengetahuan yang secara perlahan, memperkenalkan anak dengan hal-hal yang bermanfaat serta perhatian dari orang tua itu sendiri. Nah, untuk menanggulangi dampak negatif media sosial bagi psikologi anak orang tua haru melakukan beberapa hal.
Komunikasi Efektif
Orang tua juga harus menjadi pendengar bagi anak-anaknya, tidak hanya bicara saja, mendengar kritik dan saran dari anak-anak mengenal kelemahan orang tua. Kalau komunikasi efektif apa pun juga bisa dilawan, apakah gadget, apakah Smartphone , apakah narkoba, apakah pergaulan bebas, atau bullying, dan sebagainya.
Mengubah Lingkungan
Mengubah lingkungan maksudnya ada saatnya waktu untuk memegang gadget, ada saatnya waktu untuk berkumpul bersama keluarga dan semua gadget ditinggal. Dengan adanya kultur seperti ini sejak dini, membuat anak terbiasa dengan hal tersebut.
Koreksi Diri Orangtua