You must have known styrofoam.
Siapapun pasti mengenal styrofoam dan pernah menggunakannya setidaknya sekali dalam sebulan. Ketika membeli makanan di luar, kadang penjual mengemas makanannya di dalam styrofoam. Begitupun di kantin-kantin kampus yang kerap membungkus makanan untuk mahasiswa di dalam wadah berwarna putih tersebut.
Styrofoam adalah sebuah wadah sekali pakai yang digunakan untuk aneka makanan, seperti mi instan, daging mentah yang biasanya dijual di supermarket, dan---seperti sudah disebutkan sebelumnya---makanan-makanan yang dijajakan di toko makanan, dan sejumlah minuman seperti di gerai-gerai kopi ternama.
Stryrofoam termasuk isulator panas yang baik, membuatnya mudah untuk dibawa dan menjaga suhu makanan sebagaimana saat diisi ke dalamnya. Wadah ini terbuat dari polistirena atau polimer stirena yang terbuat dari minyak bumi dan diproduksi dengan memasukkan polistirena ke sebuah cetakan. Styrofoam sebenarnya adalah penyebutan yang kurang tepat, karena itu adalah sebuah merek dari The Dow Chemical Company.
Disadur dari CNNIndonesia, sampai sekarang banyak sekali mitos yang bertebaran mengenai wadah makanan ini. Sebagian menyebutnya sebagai pemicu kanker, sebagian lagi menyebutnya berbahaya untuk organ penglihatan.
Karena dianggap sulit diurai aam, styrofoam terbilang berdampak buruk pada lingkungan. Penggunaan yang berlebih bisa dibuktikan dengan bagaimana selokan-selokan yang sering kamu jumpai di sekitarmu tersumbat karena banyaknya wadah putih ini "terjebak" di sana.
Pernahkah kamu menyangka bahwa anggapan-anggapan yang sering kamu dengar atau bahkan tertanam di dalam pikiranmu ini hanyalah sebuah mitos?
Kemudian, kalau memang ini semua hanya mitos, apa saja fakta yang seharusnya lebih diutamakan?
Pertama, sudah disebutkan banyak orang yang menganggap wadah ini merusak lingkungan.
Mitos ini mulai beredar di masyarakat luas sewaktu Walikota Bandung Ridwan Kamil merilis larangan menggunakan styrofoam untuk membungkus makanan karena sampah styrofoam menimbun di sungai.
Benarkah mitos ini?