Mohon tunggu...
Adinda Tiara Putri
Adinda Tiara Putri Mohon Tunggu... -

i spill by writing

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Tak Perlu Ragu dan Takut untuk Donor Darah

15 Januari 2018   17:38 Diperbarui: 15 Januari 2018   17:53 1091
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apakah kamu pernah mendonorkan darah?

Donor darah terjadi ketika seseorang secara sukarela diambil darahnya dan digunakan untuk transfusi atau dijadikan obat biofarmasi melalui sebuah proses yang dikenal fraksinasi (pemisahan komponen darah utuh).

Selain untuk menolong orang lain yang membutuhkan, darah yang diambil dari pendonor juga bisa digunakan untuk kebutuhannya sendiri di masa yang akan datang. Hal ini dinamakan donor antologous. Secara relatif, donor darah aman, namun beberapa pendonor memiliki memar tepat di mana jarum disuntikkan atau pingsan setelah menjalani donor darah.

Donor darah bisa dilakukan secara rutin di Unit Donor Darah (UDD) PMI Pusat, Unit Donor Darah di daerah, atau sebuah penyelenggaraan penggalangan donor darah yang diadakan di sejumlah tempat keramaian, kantor perusahaan besar, sekolah, atau universitas.

Namun melansir dari CNNIndonesia donor darah tidak bisa dilakukan sembarangan, sebagaimana diungkapkan oleh Justin Kreuter, M.D., seorang direktur medis dari Mayo Clinic Blood Donor Center di Rochester, Minnesota.

Sebelum menyumbangkan darahnya, terdapat beberapa hal yang harus terlebih dahulu diketahui para pendonor sebagai berikut.

Pendonor tidak mengonsumsi minuman beralkohol atau kafein

Memang tidak ada saran khusus mengenai apa yang harus dikonsumsi calon pendonor sebelum donor darah, tapi ada baiknya calon pendonor sarapan dan makan siang terlebih dahulu dan mengurangi konsumsi minuman yang mengandung alkohol dan kafein, karena akan mengurangi kadar cairan tubuh.

Calon pendonor dalam keadaan fit

Kesehatan calon pendonor harus diperiksa sehingga pendonor tetap dalam keadaan fit, tidak kekurangan zat besi setelah donor darah, dan darahnya pun aman bagi seseorang yang akan menerimanya. Pemeriksaan ini dilakukan dengan mengecek tekanan darah dan denyut nadi."Kami melakukan pinprick untuk memeriksa sel darah merah dan memastikan mereka sehat," tutur Kreuter.

Palang Merah menentukan peraturan, seseorang bisa melakukan donor darah apabila sesuai dengan kriteria kelayakan alfabetis. Bukan hanya untuk menentukan apakah calon pendonor berkualifikasi untuk menjadi pendonor, tapi calon pendonor juga bisa tahu informasi terbaru mengenai kondisi kesehatannya.

Bila calon pendonor mengidap sejumlah penyakit, seperti jantung, diabetes, kanker, tekanan darah tinggi, dan paru-paru, berarti calon pendonor tidak "lolos kualifikasi" menjadi pendonor. Begitupun calon pendonor yang baru cabut gigi atau melakukan sebuah perawatan.

Pendonor tidak akan merasakan efek samping

Kalau belum pernah melakukan donor darah, pasti sudah bergidik ngeri memikirkan hal-hal yang terjadi saat donor darah. Padahal jarum yang digunakan dalam donor darah hanya memberikan sensasi "jepitan kecil" yang akan dirasakan setelah darah terkumpul.

Kreuter mengungkapkan, jarum donor memiliki silikon dan dibuat untuk mudah mengalirkan darah sehingga pendonor bisa merasa nyaman.

Usai donor darah, pendonor akan merasa pusing ringan. Ini memang umum terjadi. Nah, untuk mengantisipasinya, calon pendonor dianjurkan mengonsumsi makanan yang banyak mengandung zat besi sebelum donor darah atau berbaring selama delapan sampai sepuluh menit usai donor darah.

Mengonsumsi makanan ringan setelah donor darah

Bukan hanya sebelum mendonorkan darah, seusainya pun calon pendonor dianjurkan tetap makan makanan ringan agar tidak seketika menjadi lemas. Biasanya Palang Merah atau organisasi yang mengadakan kegiatan donor darah menyediakan beragam makanan yang akan diberikan begitu calon pendonor telah usah menjalani donor darah.

Air, jus, dan camilan asin cenderung makanan dan minuman yang disiapkan untuk para calon pendonor.

Kreuter mengungkapkan camilan asin juga diberikan, sebab mengandung garam yang bisa membantu calon pendonor menyimpan sedikit air yang telah calon pendonor sumbangkan melalui donor darah.

Selain ketiga makanan dan minuman tersebut, biasanya juga disediakan mi telur, teh manis, dan susu cokelat yang terbilang tidak menurunkan kadar gula darah secara drastis dan meminimalisir risiko calon pendonor jatuh pingsan setelah mendonorkan darahnya.

Bagaimana? Buat kamu yang belum pernah donor darah, masih takut dan ragu untuk melakukannya? Donor darah tidak semenakutkan itu kok!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun