Mohon tunggu...
Adinda Tiara Putri
Adinda Tiara Putri Mohon Tunggu... -

i spill by writing

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ariel Fakdawer: Masyarakat Raja Ampat Tetap Miskin

5 Januari 2018   12:13 Diperbarui: 5 Januari 2018   22:40 1082
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Alih-alih senang ramai dikunjungi turis, mereka lebih merasa dibohongi sebab tak ada peningkatan pada hidup mereka meski tanah tercintanya telah diubah menjadi destinasi wisata dunia.

"Kenyataan ini sangat melukai kami. Mereka mengambil alih tanah kami, tapi kami tak menikmati hasilnya," ungkap Paul Mayor yang berperan sebagai Ketua Dewan Adat Byak Betew.

Ia juga mengkritik instansi terkait yang dinilainya gagal dalam menjaga kelestarian Raja Ampat. Belum lagi dampak kerusakan lingkungan yang belum sepenuhnya ditangani, seperti saat kapal pesial Caledonian Sky yang berlayar mengangkut turis di perairan yang terlalu dangkal menabrak terumbu karang di salah satu spot menyelam Raja Ampat.

Dianaktirikan oleh pemerintah Indonesia yang agaknya abai pada mereka memang sudah menjadi drama klasik yang dialami oleh sebagian besar penduduk Provinsi Papua Barat. Maka dari itu, Presiden Joko Widodo sudah mengingatkan pejabat pemerintahannya untuk terus memperhatikan wilayah terdepan Indonesia.

Pak Jokowi ingin ada banyak pembangunan di luar Pulau Jawa, tapi pembangunan tersebut belum berpihak ke masyarakatnya sampai saat ini menurut pengakuan Ariel Fakdawer, Kepala Kampung Saukabu.

Walaupun Festival Raja Ampat digelar tiap tahun dan selalu diramaikan oleh puluhan ribu turis, mereka tidak mendapatkan keuntungan apapun.

"Kami tetap miskin, hanya penyelenggaranya yang mendapat keuntungan," tuturnya.

Sebenarnya tak udah muluk-muluk or any other fancy things. Yang masyarakat setempat butuhkan hanya jaringan komunikasi, aliran listrik, air bersih, dan hukum yang lebih adil.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun