Mohon tunggu...
Adinda Tiara Putri
Adinda Tiara Putri Mohon Tunggu... -

i spill by writing

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Drama Letusan Gunung yang Jadi Pusat Perhatian Dunia

16 Desember 2017   09:34 Diperbarui: 13 Januari 2018   18:18 2808
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam kurun waktu beribu-ribu tahun belakangan ini, sekitar 1.500 gunung berapi yang ada di dunia sudah menyemburkan isi dan memamerkan kekuatannya kepada semesta.

Menyadur dari CNNIndonesia, bukan hanya Gunung Agung dan Gunung Sinabung yang mendapatkan perhatian dari seluruh penjuru dunia dengan drama letusannya.

Sebut saja Gunung Krakatau yang telah kita semua ketahui menggemparkan dunia dengan erupsi dahsyatnya pada 1883, bahkan hingga menurunkan rata-rata suhu global ke angka 1,2 C. Gunung yang terletak di antara Pulau Jawa dan Pulau Sumatera ini menyuarakan gemuruh letusan paling keras di seluruh dunia.

Bagaimana tidak? Suaranya terdengar sampai Benua Eropa! Gejolak di perut "ibu" dari Gunung Anak Krakatau ini mengakibatkan terjadinya tsunami yang merenggut nyawa lebih dari 36.000 orang. Bahkan bila kita membandingkan letusan Krakatau dengan Bom Atom di Hiroshima, Jepang, kekuatan letusan Gunung ini katanya jauh lebih kuat.

Masih dari dalam negeri. Gunung Tambora adalah gunung berapi bertipe strato atau kerucut yang ada di Pulau Sumbawa. Letusan gunung ini pada 1815 menyebabkan sekitar 71 ribu orang meninggal dan ketinggiannya pun terpangkas dari 4.300 mdpl menjadi 2.851 mdpl.

Letusan Gunung Tambora menyemburkan material vulkanik 160 km kubik yang empat kali lebih kuat daripada letusan Krakatau. Letusannya dianggap sebagai yang terparah sepanjang peradababan manusia.

Yang membuat makin bergidik adalah muntahan gas, lava, dan awan panasnya membuat belahan dunia tak bisa merasakan musim panas, karena cahaya matahari terhalang oleh debu dan partikel vulkanik yang terlempar ke lapisan atmosfer. Peristiwa ini tercatat sebagai "The Year without Summer 1816" di Eropa dan Amerika Utara.

Selanjutnya adalah Gunung Laki yang berada di selatan Islandia, tak jauh dari Ngarai Eldgj dan desa Kirkjubjarklaustur. Gunung ini mulai meletus pada 8 Juni 1783, dan aktivitasnya berlanjut seperti itu selama delapan bulan, sampai menyebabkan bencana alam yang major.

Akibat letusannya ini, 5 jutaan orang meninggal. Bukan penduduk Islandia saja yang menjadi korban, penduduk negara yang berbatasan dengan gunung, seperti Perancis dan Mesir, turut jadi korban. Di Islandia sendiri, lebih dari 50% populasi hewan ternak mati dan 25 persen total populasi meninggal karena kelaparan.

Selanjutnya adalah Gunung Pele yang ada di ujung utara Martinique. Gunung yang namanya memiliki arti "botak" ini meletus pada 8 Mei 1902, kala itu bertepatan Ascension Day. Letusan vulkanik menghancurkan kota Saint-Pierre yang lokasinya sejauh 6.4 kilometer di selatan dari puncak.

Berhari-hari sebelum meletus, gunung memberi tanda-tanda  seperti perairannya jadi lebih hangat dan asam.

Pada 7 Mei, sekitar pukul empat, aktivitas gunung meningkat. Awan debu menyebabkan sejumlah petir vulkanik di sekitar puncak, dan kawah berubah oranye kemerahan saat malam hari.

Getaran letusannya menimbulkan tsunami yang merenggut nyawa lebih dari 30 ribu orang.

Letusan gunung yang parah selanjutnya datang dari Gunung Huaynaputina di Peru.

Beberapa hari sebelum letusannya pada 1600, seseorang melaporkan suara ledakan dari gunung dan gas keluar dari kawah. Pada 15 Februari, aktivitasnya meningkat. Gempa mulai terasa; kemudian empat hari setelahnya pukul 5, gunung meletus hebat dan memuntahkan debu vulkanik ke atmosfer.

Para peneliti mendefiniskan kejadian tersebut sebagai "sebuah ledakan dahsyat yang seperti ledakan meriam".

Pada 19 Februari 1600, gunung ini meletus dan terus bergejolak selama dua minggu. Letusan mendapat skala 6 dalam Volcanic Explosivity Index dan merupakan letusan terbesar di Amerika Selatan. Gempa sebesar 8 SR yang mengawali letusan memisahkan sejumlah daratan di Peru.

Totalnya peristiwa ini membunuh lebih dari 1.500 orang dan 10 desa terkubur debu. Butuh waktu 150 tahun bagi ekonomi pertanian regional untuk kembali seperti semula.

Wah, sangat menyeramkan ya.. Semoga kejadian mega seperti ini tak terjadi lagi. Sekalipun terjadi, semoga kita dalam keadaan baik dan tetap aman!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun