Mohon tunggu...
Adinda Tiara Putri
Adinda Tiara Putri Mohon Tunggu... -

i spill by writing

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Drama Letusan Gunung yang Jadi Pusat Perhatian Dunia

16 Desember 2017   09:34 Diperbarui: 13 Januari 2018   18:18 2808
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada 7 Mei, sekitar pukul empat, aktivitas gunung meningkat. Awan debu menyebabkan sejumlah petir vulkanik di sekitar puncak, dan kawah berubah oranye kemerahan saat malam hari.

Getaran letusannya menimbulkan tsunami yang merenggut nyawa lebih dari 30 ribu orang.

Letusan gunung yang parah selanjutnya datang dari Gunung Huaynaputina di Peru.

Beberapa hari sebelum letusannya pada 1600, seseorang melaporkan suara ledakan dari gunung dan gas keluar dari kawah. Pada 15 Februari, aktivitasnya meningkat. Gempa mulai terasa; kemudian empat hari setelahnya pukul 5, gunung meletus hebat dan memuntahkan debu vulkanik ke atmosfer.

Para peneliti mendefiniskan kejadian tersebut sebagai "sebuah ledakan dahsyat yang seperti ledakan meriam".

Pada 19 Februari 1600, gunung ini meletus dan terus bergejolak selama dua minggu. Letusan mendapat skala 6 dalam Volcanic Explosivity Index dan merupakan letusan terbesar di Amerika Selatan. Gempa sebesar 8 SR yang mengawali letusan memisahkan sejumlah daratan di Peru.

Totalnya peristiwa ini membunuh lebih dari 1.500 orang dan 10 desa terkubur debu. Butuh waktu 150 tahun bagi ekonomi pertanian regional untuk kembali seperti semula.

Wah, sangat menyeramkan ya.. Semoga kejadian mega seperti ini tak terjadi lagi. Sekalipun terjadi, semoga kita dalam keadaan baik dan tetap aman!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun