Mohon tunggu...
Adinda Sekar Nur Affiah
Adinda Sekar Nur Affiah Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Nama : Adinda Sekar Nur Affiah Nim: 43222010043 Jurusan: Akuntansi Kampus: Universitas Mercu Buana Dosen pengampu: Prof. Apollo Dr, M.Si.Ak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Diskursus Behavioral Conditioning Ivan Pavlov dan Fenomena Kejahatan Korupsi di Indonesia

13 Desember 2023   23:35 Diperbarui: 15 Desember 2023   07:53 286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
gambar dibuat oleh penulis

Prinsip-prinsip ini membantu menjelaskan bagaimana pembelajaran dan pengembangan perilaku individu terjadi melalui proses asosiasi, konsekuensi, pengamatan dan peniruan. Namun, perlu dicatat bahwa teori pembelajaran perilaku bukan satu-satunya teori dalam memahami perilaku manusia, dan faktor-faktor lain seperti motivasi, kognisi, dan faktor sosial juga memainkan peran penting dalam pembentukan sikap dan perilaku seseorang.

Faktor-faktor fenomena kejahatan korupsi di Indonesia yang dapat dijelaskan dalam teori Behavioral Conditioning adalah sebagai berikut:

  • Stimulus Lingkungan: Faktor-faktor lingkungan seperti sistem yang korup, ketidakadilan, atau kelemahan dalam sistem pengawasan dapat menjadi stimulus yang memicu tindakan korupsi. Ketika lingkungan sekitar cenderung memfasilitasi atau merangsang praktik korupsi, individu mungkin cenderung terpengaruh dan terlibat dalam tindakan koruptif.
  • Penguatan Positif: Penguatan positif dalam konteks kejahatan korupsi melibatkan pemberian imbalan atau manfaat bagi pelaku korupsi. Keuntungan pribadi, kepuasan, atau keamanan yang diperoleh dari tindakan korupsi dapat menjadi penguatan positif yang mendorong perilaku tersebut berlanjut.
  • Penguatan Negatif: Kurangnya hukuman atau penegakan hukum yang efektif dapat menjadi penguatan negatif yang memungkinkan pelaku korupsi untuk terus melibatkan diri tanpa takut konsekuensi. Jika pelaku tidak menghadapi sanksi atau hukuman yang memadai, mereka mungkin merasa aman untuk melanjutkan praktik korupsi.
  • Pengaruh Sosial: Pengaruh sosial dapat menjadi faktor yang signifikan dalam fenomena kejahatan korupsi. Norma sosial yang membenarkan atau mempertolerir korupsi dalam suatu lingkungan dapat menjadi penguatan sosial yang mendorong individu untuk terlibat dalam perilaku koruptif.

Dalam teori Behavioral Conditioning, faktor-faktor ini saling berinteraksi dan membentuk pembelajaran perilaku terkait dengan kejahatan korupsi di Indonesia. Penting untuk memahami faktor-faktor ini untuk merumuskan strategi pencegahan dan penanggulangan yang efektif dalam mengurangi kasus korupsi di Indonesia.

Kinerja KPK terus meningkat dari tahun ke tahun dan memiliki dampak positif dalam upaya meminimalisir kasus korupsi. Beberapa kasus korupsi berhasil diungkap oleh KPK. Namun, walaupun KPK sudah ada, masih terjadi tindakan korupsi yang bisa diibaratkan sebagai penyakit yang muncul kembali setelah sembuh. Salah satu kasus korupsi yang memiliki dampak serius bagi negara Indonesia adalah kasus yang mengakibatkan kerugian triliunan.

Kasus korupsi yang sering terjadi di Indonesia meliputi berbagai sektor, baik itu sektor pemerintahan, bisnis, maupun sosial. Beberapa contoh kasus korupsi yang sering terjadi di Indonesia antara lain:

  • Korupsi dalam Pengadaan Proyek: Kasus korupsi terkait pengadaan proyek sering terjadi di Indonesia. Contohnya adalah kasus korupsi dalam proyek infrastruktur seperti jalan, jembatan, gedung, dan lain-lain. Dalam kasus ini, terdapat dugaan mark-up harga, penyuapan, dan penyalahgunaan wewenang untuk mendapatkan keuntungan pribadi dari proyek tersebut.
  • Korupsi dalam Pelayanan Publik: Kasus korupsi dalam pelayanan publik juga sering terjadi, contohnya adalah kasus korupsi di sektor pendidikan seperti pungutan liar dalam penerimaan siswa atau pungutan ilegal dalam proses pengurusan izin pendirian sekolah. Selain itu, juga terdapat kasus korupsi dalam sektor kesehatan, perizinan, dan pelayanan masyarakat lainnya.
  • Korupsi dalam Tataniaga dan Perdagangan: Kasus korupsi dalam sektor tataniaga dan perdagangan juga cukup sering terjadi. Contohnya adalah korupsi dalam penerimaan suap di sektor perpajakan, penerimaan suap di pelabuhan dan bandara, serta korupsi dalam proses impor dan ekspor barang.
  • Korupsi dalam Sumber Daya Alam: Kasus korupsi di sektor sumber daya alam, seperti pertambangan, perkebunan, dan hutan, juga sering terjadi. Contohnya adalah kasus korupsi terkait penambangan ilegal, izin tambang yang tidak sesuai aturan, serta penyalahgunaan sumber daya alam untuk keuntungan pribadi.
  • Korupsi dalam Lelang dan Pengadaan Barang/Jasa: Kasus korupsi dalam lelang dan pengadaan barang/jasa juga sering terjadi. Contohnya adalah kasus korupsi dalam lelang proyek pembangunan atau dalam pengadaan alat-alat kesehatan di sektor kesehatan. Dalam kasus ini, terdapat dugaan manipulasi proses lelang, mark-up harga, atau penyuapan untuk memenangkan tender.

Selain itu, ada juga beberapa studi kasus yang terkenal dan terbesar di Indonesia. Salah satu studi kasus korupsi paling terkenal dan terbesar di Indonesia adalah Kasus e-KTP (Kartu Tanda Penduduk Elektronik). Kasus ini terjadi pada tahun 2017 dan melibatkan dugaan korupsi dalam proyek penerbitan e-KTP yang dilakukan oleh Kementerian Dalam Negeri. Berikut adalah beberapa informasi tentang kasus tersebut:

  • Kasus e-KTP melibatkan dugaan korupsi dalam proyek pembuatan Kartu Tanda Penduduk Elektronik (e-KTP) yang dilakukan antara tahun 2010 hingga tahun 2012.
  • Dalam kasus ini, terdapat dugaan penyalahgunaan anggaran dan pelibatan banyak pihak, termasuk anggota Dewan Perwakilan Rakyat, pejabat pemerintah, pengusaha, dan staf dari Kementerian Dalam Negeri.
  • Total kerugian negara dalam kasus e-KTP ini diperkirakan mencapai triliunan rupiah, sehingga menjadikannya sebagai salah satu kasus korupsi terbesar dalam sejarah Indonesia.
  • Modus operasi kasus ini termasuk manipulasi proses lelang, penambahan anggaran yang tidak wajar, dan pemotongan uang yang seharusnya digunakan untuk proyek.
  • Kasus e-KTP menimbulkan dampak yang serius, baik bagi keuangan negara maupun kepercayaan publik terhadap pemerintah dan institusi yang terlibat.

Kasus e-KTP ini menjadi sorotan dan ikonik dalam perjuangan melawan korupsi di Indonesia karena skala korupsinya yang besar dan melibatkan banyak pihak terkait. Kasus ini juga menjadi momentum penting untuk reformasi sistem pengadaan barang dan jasa serta penegakan hukum yang lebih kuat dalam pemberantasan korupsi di Indonesia.  

Penutup 

Teori Behavioral Conditioning Pavlov memiliki kelebihan dan kekurangan tertentu. Kelebihannya termasuk kemampuan untuk digunakan dalam pembelajaran keterampilan dengan latihan yang berulang, membentuk perilaku yang diinginkan, dan memudahkan pengendalian pembelajaran oleh pendidik tanpa kesadaran individu terhadap pengaruh stimulus eksternal. Selain itu, teori ini juga efektif dalam melatih hewan yang memiliki kemampuan untuk belajar.

Namun, kelemahan dari teori Behavioral Conditioning ini adalah asumsi bahwa pembelajaran hanya terjadi secara otomatis tanpa memperhitungkan peran aktif dan kehendak individu. Teori ini juga terlalu fokus pada peranan latihan dan kebiasaan, sehingga individu cenderung menjadi pasif dan bergantung pada stimulus eksternal. Selain itu, penggunaan analogi perilaku hewan dalam proses pembelajaran manusia dianggap kurang dapat diterima karena perbedaan karakteristik fisik dan psikis antara manusia dan hewan. Oleh karena itu, teori ini lebih cocok diterapkan dalam pembelajaran keterampilan tertentu dan pembiasaan pada anak-anak kecil.

Daftar Pustaka

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun