Kurikulum mempunyai arti penting dalam penyelenggaraan pendidikan sebagai arah dan pedoman dalam penyelenggaraan pendidikan. Pasca kemerdekaan, tercatat kurikulum di Indonesia mengalami perubahan kurang lebih sepuluh kali. Perubahan tersebut dipengaruhi oleh pertimbangan politik, sosial budaya, ekonomi dan lainnya. Namun terlepas dari semua perubahan tersebut, kurikulum pendidikan nasional dirancang berdasarkan landasan yang sama, yaitu Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Kurikulum di Indonesia sendiri telah mengalami beberapa kali perubahan. Perubahan tersebut dimulai dari Kurikulum 1947 hingga Kurikulum 2013, dan saat ini perubahan terbaru yang mulai digunakan di sekolah adalah Kurikulum Merdeka. Hal ini disebabkan adanya penyesuaian terhadap kebutuhan dan perkembangan peserta didik dari waktu ke waktu. Kurikulum yang baik adalah kurikulum yang sejalan dengan perkembangan saat ini, dan terus dikembangkan atau disesuaikan dengan konteks dan karakteristik peserta didik guna membangun kompetensi sesuai kebutuhan saat ini dan masa depan.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) ini meluncurkan Kurikulum Merdeka yang disiapkan untuk tingkat sekolah menengah atas atau umum (SMA/SMU). Di mana kurikulum ini mulai diterapkan pada Tahun Ajaran 2022/2023. Kurikulum Merdeka ini bertujuan untuk menyederhanakan kurikulum sebelumnya yang terkesan rumit dan tidak bisa memenuhi capaian kompetensi peserta didik serta agar pendidikan di Indonesia bisa seperti di negara maju, dimana peserta didik diberi kebebasan dalam memilih apa yang mereka minati dalam pembelajaran.
Perbedaan Kurikulum 2013 dan Kurikulum Merdeka
Beberapa perbedaan antara Kurikulum 2013 dan Kurikulum Merdeka, antara lain :
1. Kurikulum 2013 dirancang didasari dengan tujuan Sistem Pendidikan Nasional dan Standar Nasional Pendidikan. Sedangkan dalam Kurikulum Merdeka ditambahkan dengan pengembangan profil pelajar Pancasila.
2. Jam pelajaran pada Kurikulum 2013 diatur perminggu dimana satuan mengatur alokasi waktu pembelajaran secara rutin setiap minggu dalam setiap semester, sehingga peserta didik pada setiap semester akan mendapatkan nilai hasil belajar setiap mata pelajaran. Sedangkan jam pelajaran pada Kurikulum Merdeka diatur pertahun dimana satuan pendidikan dapat mengatur alokasi waktu pembelajaran secara fleksibel untuk mencapai jam pembelajaran yang ditetapkan.
3. Proses pembelajaran pada Kurikulum Merdeka dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja sesuai kebutuhan serta kemampuan guru dan murid yang diajar. Sedangkan Kurikulum 2013 mengutamakan kegiatan pembelajaran di kelas.
4. Penilaian pada Kurikulum 2013 berdasarkan aspek pengetahuan, aspek keterampilan, aspek sikap, dan aspek perilaku. Sedangkan Kurikulum Merdeka mengutamakan penguatan profil pelajar Pancasila, kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler.
5. Kurikulum Merdeka memberikan ruang yang lebih besar bagi sekolah dalam mengatur dan menyesuaikan kurikulum sesuai dengan kebutuhan dan kondisi yang ada di setiap sekolah. Sementara Kurikulum 2013 memiliki standar yang lebih konsisten dan terukur dalam hal isi kurikulum. Dalam hal ini Kurikulum Merdeka lebih menitikberatkan terhadap pengembangan karakter siswa, sementara Kurikulum 2013 berfokus terhadap pengembangan kompetensi.
Kelebihan dan kekurangan Kurikulum Merdeka
Program merdeka belajar yang diterapkan pemerintah ini, pastinya memiliki kelebihan dan kekurangan, sehingga menimbulkan pro kontra di berbagai kalangan masyarakat. Kelebihan dan kekurangannya antara lain :
- Kelebihan
1. Peserta didik menjadi lebih bebas dalam berekspresi
Proses pembelajaran disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik, tidak diatur oleh satu pelajaran saja, sehingga peserta didik dapat belajar sesuai minat dan potensinya masing masing.
2. Peserta didik tidak dituntut untuk sama antara peserta didik lainnya
Program pendidikan sebelumnya menargetkan siswa untuk unggul di bidang akademik saja, namun program ini ternyata membuat siswa menjadi istimewa, karena mereka memiliki skill yang berbeda-beda. Selain itu, guru juga harus selalu menemani peserta didik agar selalu semangat dalam mengenali bakatnya dan tidak mudah putus asa.
3. Kurikulum Merdeka lebih relevan dan interaktif
Pembelajaran peserta didik bisa melalui kegiatan proyek, yang memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada peserta didik untuk secara aktif mengeksplorasikan isu-isu aktual. Seperti isu lingkungan, kesehatan dan lainnya untuk mendukung pengembangan karakter dan penguatan profil pelajar Pancasila.
4. Meningkatkan motivasi peserta didik untuk belajar
Kurikulum Merdeka Belajar dapat meningkatkan motivasi peserta didik untuk belajar. Dalam Kurikulum Merdeka Belajar, peserta didik diberikan kebebasan dalam memilih pelajaran yang ingin mereka pelajari, sehingga mereka merasa lebih bersemangat dalam belajar.
- Kekurangan
1. Membutuhkan waktu dan biaya yang tidak sedikit dibanding dengan kurikulum sebelumnya
Kebebasan peserta didik dalam berekspresi pastinya membutuhkan waktu dan biaya yang lumayan banyak. Hal ini dikarenakan, setiap peserta didik memiliki proses dan cara memahami yang berbeda-beda.
2. Guru yang sesuai kualitas kurang tersedia
Agar tujuan dari program pendidikan ini tercapai, pastinya membutuhkan guru yang berkompetensi dalam mengajar yang sesuai standar pengajar kurikulum ini. Kurangnya guru yang sesuai, disebabkan karena kurangnya pengalaman guru yang sesuai dengan program ini.
3. Referensi yang digunakan masih sedikit
Referensi dan rujukan seperti buku yang digunakan untuk bahan belajar, ketersediaannya masih sedikit. Sehingga agar program ini terwujud, perlu adanya bahan ajar yang memenuhi dan lebih efisien.
Kemudian, dapat disimpulkan bahwa pergantian Kurikulum 2013 menjadi Kurikulum Merdeka ini pastinya memberikan perubahan dalam dunia pendidikan yang dibuktikan dengan cara belajar dimana peserta didik tidak dituntut untuk memiliki cara belajar yang sama melainkan peserta didik diberikan kebebasan dalam mengakses ilmu yang ada. Namun, tetap saja masih ada kekurangan dalam Kurikulum Merdeka. Sehingga, masih perlu adanya perhatian lebih terhadap penerapan Kurikulum Merdeka ini, baik dari segi ketersediaan sarana dan prasarana yang mendukung serta kesiapan tenaga pengajar dalam pengamplikasian Kurikulum Merdeka. Namun demikian, Kurikulum Merdeka diharapkan mampu menciptakan lingkungan pembelajaran yang lebih menarik, bermanfaat, dan sesuai dengan kebutuhan peserta didik saat ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H