Dunia telah mengalami perkembangan yang tidak pernah dibayangkan sebelumnya. Dewasa ini, hampir semua hal di dunia telah terhubung dan terintegrasi satu sama lain. Perjalanan dari satu sisi dunia ke sisi lainnya, kini tidak lagi terasa jauh. Hal ini merupakan salah satu pengaruh dari globalisasi. Globalisasi merupakan proses di mana keterhubungan, ketergantungan, dan intergrasi antara negara-negara, masyarakat, dan ekonomi di dunia meningkat secara signifikan. Globalisasi mencakup banyak aspek kehidupan manusia yang saling berhubungan, seperti teknologi, budaya, perdagangan, keuangan, dan politik.
Menilik dari sejarahnya, globalisasi telah menjadi komponen utama perkembangan dunia modern. Globalisasi telah menjadi penggerak utama yang menghubungkan ekonomi dan masyarakat di seluruh dunia. Selain itu, globalisasi juga berperan besar dalam penyebaran nilai-nilai, norma, dan gaya hidup yang memengaruhi cara berpikir, berperilaku, dan memahami dunia sekitar. Nilai-nilai, norma, dan gaya hidup tersebut menyebar dengan cepat melalui media massa, internet, hingga kegiatan pertukaran budaya.
Salah satu bidang yang berpengaruh secara signifikan terhadap globalisasi ialah bidang ekonomi. Globalisasi ekonomi mengacu pada ketergantungan ekonomi di seluruh dunia yang diakibatkan oleh perdagangan internasional yang semakin besar, aliran modal internasional, dan penyebaran teknologi. Globalisasi ekonomi memungkinkan barang dan jasa untuk mengalir lebih bebas di seluruh dunia. Globalisasi ekonomi juga berperan signifikan terhadap hilang hambatan-hambatan dalam perdagangan antarnegara.
Jeffrey Williamson merupakan seorang sejarawan ekonomi yang terkenal karena studinya mengenai globalisasi ekonomi. Ia membagi globalisasi menjadi dua periode penting, periode pertama globalisasi dan periode kedua globalisasi. Periode pertama globalisasi berlangsung pada tahun 1820 hingga 1914. Selama periode ini, perdagangan internasional, arus modal, dan pertumbuhan ekonomi global meningkat secara pesat. Selain itu, Eropa melakukan ekspansi koloni pada masa ini dan mulai membuka pasar, hingga jalur perdagangan baru di seluruh dunia. Kemajuan teknologi seperti kapal uap dan jaringan telegraf, juga memungkinkan perdagangan barang dan jasa menjadi lebih mudah.
Selanjutnya, periode kedua globalisasi berlangsung pada masa setelah Perang Dunia II. Setelah Perang Dunia II, banyak negara-negara di dunia mulai bekerja sama untuk memperbaiki dan memperkuat hubungan ekonomi internasional. Organisasi internasional seperti Bank Dunia dan International Monetary Fund (IMF) didirikan untuk mendorong kerja sama ekonomi dan pertumbuhan ekonomi global. Selain itu, liberalisasi perdagangan dan pengurangan hambatan perdagangan menciptakan pasar global yang lebih besar. Kemajuan dalam teknologi informasi dan komunikasi juga memainkan peran penting dalam mempercepat interaksi ekonomi di seluruh dunia dan memungkinkan perusahaan untuk beroperasi dengan efektif di pasar global yang semakin terhubung.
Globalisasi mengakibatkan kegiatan perdagangan internasional semakin marak dilakukan. Keterhubungan, ketergantungan, dan integrasi negara-negara di dunia, menyebabkan aliran barang dan jasa yang melewati batas negara terus meningkat. Hal ini mencakup peningkatan ekspor dan impor yang dilakukan oleh negara-negara di dunia. Negara-negara di dunia berbondong-bondong memanfaatkan spesialisasi komparatif mereka dan memperluas pasar melalui perdagangan internasional. Kegiatan perdagangan internasional ini telah menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi global.
Selain menjadi salah satu faktor utama integrasi ekonomi di seluruh dunia, perdagangan internasional juga membentuk pasar bebas yang menghilangkan hambatan-hambatan dalam perdagangan. Pasar bebas adalah konsep di mana perdagangan dan kegiatan ekonomi dapat berlangsung tanpa campur tangan pemerintah yang berlebihan. Hal ini mencakup penghapusan atau pengurangan hambatan perdagangan seperti tarif, kuota, dan kebijakan-kebijakan lain yang bersifat menghambat kegiatan ekonomi. Pasar bebas hadir dengan tujuan mendorong efisiensi ekonomi, persaingan yang sehat, dan menciptakan lingkungan yang memungkinkan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Pasar bebas sebagai salah satu efek dari globalisasi ekonomi, memiliki banyak dampak positif. Pasar bebas memungkinkan bisnis memasuki pasar global yang lebih luas. Mereka dapat menjual barang ke berbagai negara di seluruh dunia karena tidak ada lagi batasan geografis atau hambatan perdagangan. Persaingan yang sehat antara produsen dari berbagai negara mendorong inovasi, peningkatan kualitas produk, dan penurunan harga, yang pada akhirnya menguntungkan pembeli.
Selain itu, kemudahan dalam ekspor dan impor memungkinkan perusahaan untuk dapat mengakses sumber daya yang tidak tersedia di negara asal mereka. Hal ini membuka peluang bagi perusahaan, untuk meningkatkan efisiensi produksi dengan mendapatkan bahan baku atau dengan biaya yang lebih rendah atau kualitas yang lebih baik dari negara lain. Dengan demikian, perusahaan dapat meningkatkan daya saing mereka di pasar global.
Pasar bebas juga telah mendorong pertumbuhan bisnis e-commerce. Bisnis e-commerce memungkin barang dan jasa memasuki pasar global melewati platform digital. Situasi ini memungkinkan bisnis kecil dan menengah untuk memasuki pasar global, tanpa harus menghadapi biaya yang tinggi untuk mendirikan toko fisik di luar negeri. Kemudahan bertransaksi dan inovasi produk dan layanan yang ditawarkan oleh bisnis e-commerce juga meningkatkan daya tarik perdagangan.
Walaupun pasar bebas sebagai dampak dari globalisasi ekonomi memiliki banyak dampak positif, pasar bebas juga memiliki dampak negatif, khususnya bagi pengusaha lokal. Salah satu dampak negatif dari pasar bebas adalah terjadinya ketidaksetaraan ekonomi. Meskipun pasar bebas dapat meningkatkan kemakmuran memiliki potensi untuk meningkatkan kemakmuran, tetapi seringkali keuntungan ekonomi keuntungan ekonomi yang di dapat dari pasar bebas hanya dapat dinikamat oleh segelintir masyarakat. Hal ini mengakibatkan kesenjangan di antara masyarakat, serta meningkatnya ketidaksetaraan pendapatan.