RESENSI: CERITA, BAHASA, DAN PENOKOHAN NOVEL RAHASIA SALINEM
Rahasia Salinem adalah buku fiktif yang termasuk dalam genre drama dan perjalanan. Buku ini ditulis oleh Brilliant Yotenega dan Wisnu Suryaning Adjie dengan Storial.co sebagai penerbitnya.Â
Cover buku ini terlihat seperti novel romance, namun sebenarnya isi dalam novel Rahasia Salinem adalah perjalanan yang dilalui oleh Salinem dari tahun 1923 hingga Salinem meninggal dunia.
Tokoh yang paling difokuskan pada awal cerita adalah Tyo. Tyo merupakan seorang laki-laki yang selalu bertanya-tanya apakah Salinem adalah neneknya atau bukan.Â
Di halaman 13 dijelaskan bahwa Tyo adalah Cucu Salinem, anak dari Bambang Irawan. Tyo mempelajari banyak hal dari Mbah Nem.Â
Ketika Mbah Nem masih hidup, ia tidak terlalu menanyakan hal-hal tentang Mbah Nem. Setelah Mbah Nem jatuh sakit, Tyo mempunyai rasa ingin tahu yang sangat tinggi tentang Mbah Nem.
Karakter Salinem sebenarnya sangat keras kepala. Walaupun Mbah Nem sudah tua, ia masih saja pergi ke sawah layaknya seperti anak muda.Â
Saat Mbah Nem jatuh sakit, keluarganya menganjurkan untuk ke rumah sakit agar bisa diperiksa oleh dokter, tetapi Mbah Nem sangat keras kepala dan ingin pulang saja. Sampai-sampai dokter hanya dapat menggelengkan kepala. Â
Buku Rahasia Salinem berlatarkan adat Jawa. Hal ini terlihat dari penggunaan Bahasa Jawa oleh Salinem dan tokoh yang satu generasi dengannya.Â
Pada halaman 27 merupakan pertama kalinya Salinem menggunakan Bahasa Jawa yaitu, "Kowe kabeh arep nggawe kamarku dadi rumah sakit, pa?" yang berarti "Kalian semua ingin menjadikan kamarku rumah sakit?". Mbah Nem menganut agama Kristen atau Katolik.Â
Hal ini terlihat di halaman 7 Mbah Nem mengeluarkan kata "Bapa kami di surga.." dalam Bahasa Jawa. Pembukaan doa tersebut untuk yang beragama Kristen-Katolik. Walau Salinem mempunyai sifat keras kepala, tetapi ketika Kartinah tidak ingin dipanggil Gusti lagi oleh Salinem. Ia tetap memanggilnya Gusti, walau Kartinah tidak suka dipanggil itu.Â
Salinem terdiam saja dan tetap berusaha sopan dan merendahkan hati. Ia juga memberikan Kartinah sebuah cincin emas dan menyuruhnya untuk dijual karena Kartinah membutuhkan uang pada halaman 377 dari surat pernyataanya Kartinah.
Mbah Nem menghembuskan nafas terakhirnya tak lama setelah Bulik Ning yang membawa sepiring pecel tiba di kamar Mbah Salinem. Setelah kepergian Mbah Nem, suasana menegang, Tyo mulai kebingungan ketika ada diskusi keluarga.
Novel ini menggunakan alur campuran antara maju dan mundur. Pada Bab II diceritakan kisah masa muda Salinem. Salinem dititipkan oleh bibinya yang bernama Daliyem. Ia sudah menganggap Salinem seperti anaknya sendiri. Lasyiem, ibu kandung Salinem meninggal dunia akibat pendarahan.Â
Bapaknya Salinem, Salimun, harus bekerja oleh karena itu, Salinem dititipkan ke Daliyem untuk diasuh olehnya. Salinem kecil digambarkan sebagai sosok yang sangat ceria, ia termasuk anak yang aktif dan suka berlari-lari sampai susah sekali untuk tidur.Â
Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, Daliyem berjualan pecel. Menurut penulis, hal itulah yang mendorong Salinem untuk membuat resep pecel rahasia.
Walau Novel Salinem merupakan novel fiksi, karakter tokoh dalam Novel Salinem banyak terinspirasi dari tokoh dalam kehidupan nyata penulis, Briliant Yotenega. Karakter Tyo merupakan pengembangan karakter penulis sendiri, Brilliant Yotenega sedangkan karakter Salinem terinspirasi dari nenek Brilliant.
Menurut Miranti Ambarini yang berkomentar pada 16 Oktober 2018, pada Bab II penyampaian penulis sangat jelas untuk menggambarkan masa kecil Salinem dan keadaan orang-orang sekitar Salinem. Terdapat sedikit perbedaan cerita antara Storial.co dan versi cetak.Â
Pada versi cetaknya, masa kecil Salinem dijelaskan lebih detail di Bab II dan Bab III lebih menjelaskan keadaan saat ini daripada masa lampaunya Salinem.Â
Persamaannya, kedua platform masih membahas tentang Kartinah dan Salinem. Kartinah adalah teman dekat Salinem yang mempunyai aliran darah keraton, dibuktikan pada halaman 103 di versi cetak.Â
Kartinah mempunyai sifat yang sopan dan pengertian sehingga Salinem menyukai kepribadian Kartinah yang tidak pernah memotong pembicaraan orang.
Seiring berjalannya cerita, di Bab 5. Tyo sudah mulai penasaran tentang siapakah Salinem yang sebenarnya dan keluarga besar mereka sudah setuju untuk berkumpul di Solo setelah kepergiannya Salinem. Miranti Ambarini juga berkomentar bahwa Tyo dan Bulik Ning pergi bersama untuk mencari jawaban.Â
Mereka mencari jawaban di daerah Prawit dan mempunyai rencana untuk pergi ke Prawit. Ketika Tyo pulang ke Jakarta, ia mengetahui bahwa Salinem mempunyai rahasia resep pecel yang enak dan tiada pecel lainnya yang bisa mengalahkan pecel buatan Salinem.Â
Pecel Salinem terbukti paling enak karena dulu ketika Salinem masih membuat pecel, banyak orang yang membeli pecel buatan Salinem dan hanya beberapa orang yang tahu resep rahasia Salinem. Ketika Salinem masih muda, Prajo suka mampir ke warung Salinem untuk membeli pecel.Â
Prajo yakin bahwa ia pernah melihat Salinem entah dimana dan mulai perkenalan ketika Prajo sering ke tempat makan Salinem. Prajo dan Salinem saling mencintai satu sama lain namun mereka berdua tidak bersama.Â
Ketika Tyo ingin mengajak Prajo ke daerah Solo untuk mencari resep pecel buatan Salinem, tidak lama kemudian Prajo meninggal dunia dan Tyo merasa kecewa bahwa rencana yang ia sudah siapkan tidak berjalan dengan lancar.
Novel Rahasia Salinem mempunyai alur yang tidak tertebak. Pembawaan ceritanya membuat pembaca penasaran. Dari sudut pandang Tyo yang selalu merencanakan sesuatu dan mempunyai banyak pertanyaan soal Salinem, kisah cinta Mbah Nem dengan Prajo dan Giyo, keluarga Salinem sebelum generasi Tyo, dan persahabatan bersama Kartinah. Buku ini memang sangat asik untuk dibaca karena novel ini menceritakan kisah cinta dan keluarga.
Menurut Aci Harkina yang berkomentar pada tanggal 17 November 2018, kisah Rahasia Salinem sangat menyentuh hati dan membuat hati kesepian jadi merasa nyaman.Â
Saya pribadi setuju dengan pernyataan tersebut karena novel ini ringan untuk dibaca oleh umum. Kelebihannya dari buku ini, Brilliant Yotenega dan Wisnu Suryaning Adjie mempromosikan novel ini dengan bonus pecel buatan Salinem yang katanya diselipkan di novelnya.
Untuk kekurangan dari buku adalah alur yang sangat campuran. Memang di setiap cerita mempunyai alur masing-masing. Tetapi untuk Rahasia Salinem, alur campurannya terlalu kompleks dan seringkali membuat pembaca kebingungan dimanakah latar pada Bab yang sedang dibaca.Â
Menurut saya, novel ini terlalu banyak alur yang membingungkan sehingga pembaca dituntut untuk mengerti dan menganalisa apa maksud yang disampaikan oleh penulis.
Kesimpulannya, Rahasia Salinem adalah sebuah novel yang menceritakan tentang rahasia dalam suatu keluarga. Banyak sejarah yang disembunyikan oleh Mbah Nem. Tyo, cucu Mbah Nem, ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi di keluarganya sehingga membuat Tyo tergila-gila untuk mencari jawaban atas hal tersebut.Â
Selain itu, novel ini juga menceritakan kisah percintaan Salinem. Menurut saya, cerita ini mempunyai kandungan yang bagus karena novel Rahasia Salinem mempunyai kandungan religi, budaya, sejarah, bahasa, sistem pengetahuan, organisasi, mata pencaharian, kesenian, dan analisis budaya yang sangat baik.
Terdapat banyak pesan moral yang dapat diambil dari novel ini. Misalnya ketika Mbah Nem meminta Tyo untuk memindahkan warungnya ke tempat lain.Â
Salinem berkata bahwa hidup harus terus berpindah, tidak hanya berdiri di satu tempat. Selain itu, ketika Bu Ning dan Salinem tinggal di rumah yang sama membuat Tyo kebingungan dan mengira Salinem tidak mempunyai rumah. Lalu, Salinem berkata bahwa rumah adalah tempat yang nyaman, bahagia, dan tenang. Di mana pun rasa itu muncul disitulah ada rumah.Â
Saya setuju dengan pernyataan tersebut bahwa rumah tidak hanya merujuk pada tempat namun, dapat merujuk kepada seseorang. Novel Rahasia Salinem mempunyai kriteria analisa budaya yang sangat baik dan pesan moral yang sangat bermakna.Â
Kisah Rahasia Salinem bisa kita terapkan moralnya dari situasi tertentu hingga kehidupan sehari-hari. Contohnya, melepaskan masa lalu memang susah namun kita sebagai manusia harus terus berjalan menuju kehidupan yang baru. Walau banyak pertanyaan soal masa lampau seperti karakter Tyo yang selalu bertanya-tanya masa lalunya Salinem.Â
Oleh karena itu, Novel Rahasia Salinem memang sangat direkomendasi untuk dibaca semua umur dan mempunyai moral tersirat yang sangat baik di jalan ceritanya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI