Mohon tunggu...
Adinda Nur Amalina
Adinda Nur Amalina Mohon Tunggu... Guru - Pengajar

Topik biologi (kesehatan dan lingkungan)

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Peranan Ilmu Pengetahuan Biologi Dalam Upaya Melestarikan Keanekaragaman Hayati (Biodiversitas) Di Indonesia

12 Desember 2024   15:13 Diperbarui: 12 Desember 2024   16:15 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Biodiversitas atau keanekaragaman hayati, adalah salah satu komponen penting dalam kehidupan di muka bumi. Keanekaragaman hayati (Biodiversitas) mencakup berbagai elemen yang ada di darat, laut, dan udara, sehingga dapat memberikan banyak manfaat bagi kehidupan manusia. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki tingkat keanekaragaman hayati yang sangat tinggi, mulai dari keanekaragaman tingkat genetik, spesies, dan ekosistem. Namun keanekaragaman hayati di Indonesia dapat mengalami penurunan karena banyak faktor, misal eksploitasi berlebihan, pencemaran, hilangnya habitat, serta perubahan iklim.

Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki banyak daftar nama keanekaragaman hayati yang terancam punah. Bahkan banyak jenis yang belum diketahui nama dan potensinya namun sudah mengalami kepunahan. Masalah rusaknya ekosistem serta tingginya penurunan keanekaragaman hayati di Indonesia saat ini sudah menjadi masalah yang serius, dimana upaya konservasi harus dilakukan secara berkelanjutan dan terencana.

Sebagai usaha dalam menjaga kelestarian pada biodiversitas di Indonesia untuk menjamin pembangunan yang berkelanjutan, pemerintah telah menyelamatkan keanekaragaman hayati dari kepunahan melalui konservasi baik yang dilakukan secara in-situ maupun ex-situ. Hal ini bertujuan untuk menjaga keseimbangan ekosistem, melestarikan keanekaragaman hayati, sehingga dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Manfaat Keanekaragaman Hayati

Indonesia memiliki total luas daratan sebesar 1.919.440 km dan luas perairan 3.257.483 km. Meskipun Indonesia hanya 1,3% permukaan bumi, namun Indonesia merupakan habitat dari 10% spesies tumbuhan berbunga, 12% mammalia dunia, 16% dari seluruh spesies reptile dan amfibi, 17% spesies burung dunia, dan 25% spesies ikan dunia. Sebagian besar dari biodiversitas tersebut sudah dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia sebagai sumber bahan pangan, obat, pengaturan iklim, dll. Berikut merupakan manfaat utama dari keanekaragaman hayati (biodiversitas) :

1. Sumber Pangan

Keanekaragaman hayati menyediakan berbagai sumber pangan yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Di seluruh dunia, manusia mengandalkan ribuan spesies tanaman dan hewan sebagai bahan pangan, mulai dari padi, jagung, dan gandum hingga buah-buahan, sayuran, ikan, dan daging.

  • Tanaman Pangan: Keanekaragaman spesies tanaman, seperti padi, jagung, kentang, dan sayuran, memungkinkan produksi pangan yang beragam dan bergizi. Selain itu, keragaman genetik dalam tanaman pangan juga penting untuk ketahanan terhadap hama, penyakit, dan perubahan iklim.
  • Produk Hewan: Keanekaragaman hayati juga menyediakan daging, susu, telur, serta produk-produk hewani lainnya yang merupakan sumber gizi bagi banyak masyarakat di dunia.

2. Sumber Obat-obatan

Banyak obat-obatan yang berasal dari bahan alami yang ditemukan dalam keanekaragaman hayati. Tanaman obat, jamur, dan mikroorganisme telah digunakan dalam pengobatan tradisional maupun modern.

  • Obat-obatan: Sekitar 25% obat modern berasal dari bahan alami, termasuk tanaman, hewan, dan mikroorganisme. Contohnya adalah aspirin yang berasal dari kulit pohon willow, serta paclitaxel (kemoterapi) yang ditemukan dalam tanaman taxus.
  • Penyembuhan Tradisional: Berbagai masyarakat di dunia menggunakan keanekaragaman hayati untuk pengobatan tradisional. Banyak tumbuhan yang digunakan untuk mengobati berbagai penyakit, seperti kunyit, jahe, dan lidah buaya.

3. Pengaturan Iklim

Keanekaragaman hayati berkontribusi dalam pengaturan iklim melalui proses-proses alami seperti penyerapan karbon. Hutan tropis, lahan basah, dan terumbu karang adalah beberapa ekosistem yang dapat menyerap dan menyimpan karbon dalam jumlah besar.

  • Penyimpanan Karbon: Hutan tropis dan lahan gambut menyimpan karbon dalam jumlah besar. Kehilangan hutan dan degradasi ekosistem ini mengurangi kemampuan planet untuk menyerap karbon dioksida, yang memperburuk perubahan iklim.
    Ilmu biologi memiliki peran yang sangat penting dalam mengatasi masalah ini. Biologi memberikan pemahaman, pelestarian, dan pemulihan biodiversitas melalui pendekatan ilmiah.

Kampung Papakmanggu, bandung, Jawa Barat
Kampung Papakmanggu, bandung, Jawa Barat

Tantangan Keanekaragaman Hayati Di Indonesia

Meskipun Indonesia memiliki tingkat keanekaragaman hayati (Biodiversitas) yang tinggi, kerusakan lingkungan, perubahan iklim, dan aktivitas manusia seperti perburuan liar dapat mengancam kelestarian banyak spesies. Banyak spesies endemik yang terancam punah, sehingga perlindungan dan konservasi keanekaragaman hayati (biodiversitas) di Indonesia menjadi hal yang sangat penting.

Secara keseluruhan, Indonesia masih merupakan pusat keanekaragaman hayati dunia, tetapi tantangan untuk melestarikannya pun semakin besar. Program konservasi, restorasi habitat, dan pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan sangat dibutuhkan untuk menjaga kelestarian keanekaragaman hayati ini.

Peranan Biologi dalam Konservasi Keanekaragaman Hayati Di Indonesia

Biologi memiliki peranan yang sangat penting dalam menjaga kelestarian lingkungan dan mendukung upaya konservasi. Sebagai ilmu yang mempelajari tentang kehidupan dan interaksi antar organisme dengan lingkungannya, biologi memberikan pemahaman tentang bagaimana ekosistem dapat berfungsi, bagaimanan antar spesies dapat berinteraksi dengan lingkungannya, serta bagaimana kita bisa melindungi dan memulihkan ekosistem yang ada disekitar kita. Berikut merupakan beberapa cara ilmu biologi dalam membantu mempertahankan biodiversitas :

1. Identifikasi Spesies dan Dokumentasi
Mengetahui jumlah spesies yang ada di alam dan peran mereka dalam ekosistem merupakan salah satu langkah awal dalam upaya konservasi. Ilmuwan biologi dapat mengidentifikasi spesies yang telah dikenal bahkan yang belum ditemukan.
Teknologi seperti barcoding DNA memungkinkan para ilmuwan dalam mengidentifikasi spesies secara akurat dengan menganalisis materi genetik yang ada dalam suatu spesies. Untuk mengenali spesies yang sulit dibedakan secara morfologis, seperti mikroorganisme, hal ini tentunya sangat membantu. Dengan dokumentasi ini, para peneliti dapat mengetahui spesies mana yang terancam punah sehingga dapat segera dilindungi. Contohnya, dengan teknik ini, para ilmuwan di hutan Amazon telah menemukan ratusan spesies baru. Data yang dikumpulkan digunakan sebagai dasar untuk menentukan lokasi konservasi untuk melindungi keanekaragaman hayati di daerah sekitar hutan Amazon.

2. Observasi Populasi dan Habitat
Ilmuwan biologi bertanggung jawab atas pengawasan terhadap perkembangan populasi spesies di alam liar. Ilmuwan dapat membuat strategi konservasi yang lebih tepat dan efektif dengan mengetahui pola populasi, seperti tingkat kelahiran, kematian, migrasi, dan reproduksi. Biologi ekologi juga mempelajari bagaimana spesies berinteraksi dengan lingkungannya untuk menemukan habitat penting. Pemantauan habitat ini juga membantu menemukan ancaman seperti penebangan hutan, pembagian habitat, dan perubahan iklim. Sebagai contoh, melacak populasi harimau Sumatra di Indonesia telah menghasilkan informasi penting tentang jumlah harimau yang tersisa di daerah tersebut dan wilayah yang perlu dilindungi.

3. Menjaga Spesies Terancam Punah
Aktivitas manusia meningkatkan risiko kepunahan beberapa spesies. Untuk menyelamatkan spesies ini, ilmuwan konservasi menggunakan berbagai pendekatan, seperti :

  • Penangkaran ex-situ : melestarikan spesies di luar habitat aslinya, seperti di laboratorium penelitian atau kebun binatang.
  • Reintroduksi spesies : setelah populasi spesies ditingkatkan di penangkaran, spesies dikembalikan ke habitat alami mereka

Salah satu contoh keberhasilan biologi konservasi adalah program pelestarian burung jalak bali. Meskipun spesies ini hampir punah, populasinya mulai meningkat berkat penangkaran dan upaya reintroduksi.

4. Restorasi Lingkungan
Salah satu faktor utama yang menyebabkan hilangnya biodiversitas adalah kerusakan habitat. Biologi ekologi membantu memahami cara ekosistem berfungsi, yang memungkinkan upaya pemulihan habitat yang terdegradasi. Reforestasi di hutan tropis atau rehabilitasi lahan basah telah menghasilkan pemulihan habitat alami yang signifikan. Teknik restorasi terumbu karang yang menggunakan struktur buatan untuk menumbuhkan kembali karang juga telah membantu memperbaiki ekosistem laut yang telah hancur oleh tindakan manusia. Rekonstruksi habitat menguntungkan manusia dan spesies lain. Layanan ekologi seperti penyerapan karbon, pengendalian banjir, dan penyediaan air bersih diberikan oleh ekosistem yang sehat.

5. Inovasi dalam Teknologi Biologi
Banyak peluang baru untuk mendukung konservasi biodiversitas telah muncul sebagai hasil dari kemajuan teknologi biologi. Salah satunya adalah bioremediasi, yang berarti menggunakan tumbuhan atau mikroorganisme untuk membersihkan polusi di lingkungan. Misalnya, beberapa jenis bakteri memiliki kemampuan untuk menghancurkan bahan kimia beracun dalam tanah atau air, memungkinkan pemulihan lingkungan yang tercemar. Selain itu, teknologi genetik seperti kloning dan pemulihan genetik menawarkan harapan baru bagi spesies dengan populasi yang sangat sedikit. Variasi genetik yang lebih besar dapat membuat populasi spesies lebih tahan terhadap penyakit dan perubahan iklim.

6. Mengurangi Efek Perubahan Iklim
Biodiversitas sangat diancam oleh perubahan iklim. Ilmuwan biologi mendapatkan pemahaman tentang bagaimana hal itu berdampak pada spesies dan ekosistem serta solusi untuk mengurangi dampak tersebut. Sebagai contoh, penelitian menunjukkan bahwa pola migrasi burung dan distribusi spesies laut dapat dipengaruhi oleh perubahan suhu global. Untuk mengatasi masalah ini, para ilmuwan menyarankan untuk membangun koridor ekologis yang memungkinkan spesies berpindah ke tempat yang lebih cocok untuk tinggal.
Selain itu, strategi mitigasi yang mencakup pengelolaan hutan yang lebih baik untuk menyerap karbon dioksida dan mengurangi emisi gas rumah kaca juga menggunakan biologi.

7. Pengajaran dan Kesadaran Publik
Selain itu, ilmu biologi memainkan peran besar dalam meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya biodiversitas. Pendidikan yang didasarkan pada data ilmiah membantu masyarakat memahami hubungan antara kehidupan manusia sehari-hari dan keanekaragaman hayati. Misalnya, data biologis mendukung kampanye lingkungan tentang bahaya plastik sekali pakai terhadap ekosistem laut. Dengan data ini, masyarakat diminta untuk mengurangi plastik dan mendukung produk yang lebih ramah lingkungan.

8. Berkolaborasi dengan Kebijakan Konservasi

Data penelitian biologi digunakan untuk membuat kebijakan konservasi. Untuk menetapkan kawasan perlindungan, mengawasi perburuan liar, dan mengelola sumber daya alam secara berkelanjutan, pemerintah dan lembaga lingkungan menggunakan data ini. Sebagai contoh, temuan penelitian tentang efek deforestasi terhadap spesies tertentu telah mendorong beberapa negara untuk memberlakukan kebijakan yang melarang penebangan hutan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun