3. Cagasampada: murah hati, memiliki sifat kedermawanan, dan kasih sayang yang dinyatakan dalam bentuk menolong mahluk lain, tanpa ada perasaan bermusuhan atau iri hati dengan tujuan agar mahluk lain dapat hidup tenang, damai, dan bahagia. Untuk mengembangkan caga dalam batin, seseorang harus sering melatih mengembangkan kasih sayang dengan menyatakan dalam batinnya (merenungkan) sebagai berikut: "Semoga semua mahluk berbahagia, bebas dari penderitaan, kebencian, kesakitan, dan kesukaran. Semoga mereka dapat mempertahankan kebahagiaan mereka sendiri."
4. Panna: harus melatih mengembangkan kebijaksanaan yang akan membawa ke arah terhentinya dukkha (nibbana). Kebijaksanaan di sini berarti dapat memahami timbul dan padamnya segala sesuatu yang berkondisi atau pandangan terang yang bersih dan benar terhadap segala sesuatu yang berkondisi, yang membawa ke arah terhentinya penderitaan. Panna muncul bukan hanya didasarkan pada teori, melainkan juga yang paling penting adalah dari pengalaman dan penghayatan ajaran Buddha.
 48 Panna berkaitan erat dengan apa yang harus dilakukan dan apa yang tidak perlu dilakukan. Singkatnya, ia mengetahui dan mengerti tentang masalah yang dihadapi, timbulnya penyebab masalah itu, masalah itu dapat dipadamkan/diatasi, dan cara atau metode untuk memadamkan penyebab masalah itu. Itulah uraian dari Vyagghapajja Sutta yang ada hubungannya dengan kesuksesan dalam kehidupan duniawi dan berkenaan dengan tujuan hidup umat Buddha.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H