Nama : Adinda Lubna Farrasya Abdhee Putri
Nim : 2410416220036
Kelas : A
Dosen Pengampu : Rosalina Kumalawati, S.Si, M.Si.
Mata Kuliah : Kartografi
Prodi / Fakultas : S1 Geografi / Fakultas Ilmu Sosial & Politik
Universitas Lambung Mangkurat
Penyalinan Peta Tematik ke Kertas Kalkir dan Plastik Transparasi untuk Mengetahui Penyebaran Bahasa di Provinsi Gorontalo.Â
I. Pendahuluan
      Provinsi Gorontalo, yang terletak di pulau Sulawesi, dikenal dengan keragaman budaya dan bahasanya. Di daerah ini, terdapat tiga bahasa utama yang menjadi identitas masyarakat lokal: Bahasa Bajo, Gorontalo, dan Minahasa. Masing-masing bahasa ini tidak hanya mencerminkan kekayaan budaya, tetapi juga berfungsi sebagai alat komunikasi yang penting bagi komunitasnya. Untuk memahami penyebaran dan interaksi antara ketiga bahasa tersebut, peta tematik menjadi alat yang sangat efektif. Peta tematik dapat menggambarkan distribusi geografis bahasa-bahasa ini, membantu kita mengidentifikasi daerah-daerah di mana masing-masing bahasa dominan, serta memberikan wawasan tentang hubungan sosial dan budaya di antara penutur bahasa tersebut. Melalui artikel ini, kita akan mengeksplorasi bagaimana peta tematik dapat digunakan untuk menganalisis penyebaran Bahasa Bajo, Gorontalo, dan Minahasa, serta dampaknya terhadap identitas budaya di Provinsi Gorontalo.
     Peta penyebaran bahasa memiliki tujuan yang penting dalam memahami variasi bahasa dan budaya suatu wilayah. Dengan menggambarkan sebaran geografis bahasa, peta ini memungkinkan identifikasi keberagaman budaya serta analisis interaksi sosial antara kelompok bahasa yang berbeda. Selain itu, informasi yang diperoleh dari peta dapat menjadi acuan bagi pemerintah dan lembaga pendidikan dalam merumuskan kebijakan linguistik, serta membantu dalam upaya pelestarian bahasa lokal. Di Provinsi Gorontalo, peta penyebaran Bahasa Bajo, Gorontalo, dan Minahasa tidak hanya menggambarkan kekayaan budaya, tetapi juga berfungsi sebagai alat untuk memahami identitas masyarakat dan merencanakan langkah-langkah dalam pengembangan bahasa dan budaya di daerah tersebut.
II. Langkah Penyalinan
A. Siapkan Alat dan Bahan
- Peta RBI Asli
- Kertas Kalkir A3
- Plastik Transparansi ukuran A3
- Pulpen OPF 3 Warna (hitam,merah,biru)
- Spidol Warna
- Pensil
- Penghapus
B. Langkah Penyalinan ke Kertas Kalkir
- Letak kan kertas kalkir di atas peta tematik yang telah di fotocopy.
- Gambar dengan menggunakan pensil, gambar atau salin garis-garis utama, batas, dan detail penting dari peta asli ke kertas kalkir. Pastikan semua informasi penting dicatat dengan akurat..
- Perjelas gambar tersebut menggunakan pulpen.
- Warnai wilayah wilayah seperti yang ada di peta menggunakan spidol warna.
- Periksa Salinan dan pertebal garis yang mulai memudar.
C. Penyalinan Peta Tematik ke Plastik Transparasi
- Ukur kertas transparasi sesuai dengan keinginan.
- Gambar dengan menggunakan pulpen, gambar dan salin garis-garis utama, batas, dan detail penting dari peta asli ke kertas kalkir. Pastikan semua informasi penting dicatat dengan akurat.
- Periksa Salinan dan pertebal garis yang mulai memudar.
- Salin legenda ke plastik transpalasi
III. Hasil dan Analisis
1. Batas Wilayah Administrasi
A. Batas Wilayah Negara, adalah garis batas yang merupakan pemisah kedaulatan suatu negara yang didasarkan atas hukum internasional.
B. Batas provinsi, Batas provinsi penting untuk pengaturan pemerintahan, administrasi, serta perencanaan pembangunan. Selain itu, batas ini juga membantu dalam memahami distribusi sumber daya, demografi, dan berbagai aspek sosial budaya di masing-masing provinsi.
C. Batas kabupaten, adalah garis yang menunjukkan perbatasan antara satu kabupaten dengan kabupaten lainnya. Garis ini membedakan wilayah administrasi yang berbeda dan sering kali ditandai dengan warna atau simbol tertentu untuk memudahkan identifikasi.
D. Batas garis pantai pada peta adalah garis yang menunjukkan pertemuan antara daratan dan lautan. Garis ini menggambarkan kontur pantai, termasuk pulau, teluk, dan pesisir.
2. Bahasa
Ada tiga Bahasa yang tersebar di wilayah provinsi Gorontalo, yaitu:
1. Bahasa Bajo
Bahasa Bajo merupakan bahasa yang berasal dari Pulau Sulawesi. Bahasa ini juga dituturkan di Provinsi NTB. Wilayah sebaran bahasa Bajo di NTB terdapat di Kabupaten Lombok Utara (Desa Gili Indah, Kecamatan Pemenang dan Dusun Jambi Anom, Desa Medana, Kecamatan Tanjung); Kabupaten Lombok Timur (Desa Tanjung Luar, Kecamatan Keruak); Kabupaten Sumbawa (Pulau Kaung, Kecamatan Buer; Desa Labuhan Mapin, Kecamatan Alas Barat; Desa Labuhan Lalar, Kecamatan Taliwang; Desa Labuhan Bajo, Kecamatan Utan; Desa Pulau Bungin Kecamatan Alas; Dusun Labuhan Padi, Desa Pukat, Kecamatan Utan; Kabupaten Sumbawa Barat (Desa Poto Tano, Kecamatan Poto Tano); Kabupaten Dompu (Pulau Nisa, Desa Kwangko, Kecamatan Manggalewa dan Desa Soro, Kecamatan Kempo); dan Kabupaten Bima (Desa Bajo, Kecamatan Soromandi serta Desa Bugis dan Desa Bajo Pulo, Kecamatan Sape).
2. Bahasa Gorontalo
      Bahasa Gorontalo dituturkan oleh masyarakat yang berada di Kabupaten Bone Bolango, Kabupaten Gorontalo Utara, dan Kota Gorontalo, Provinsi Gorontalo. Bahasa Gorontalo terdiri atas empat dialek, yaitu:
 (1) dialek Suwawa di Kecamatan Suwawa, Kabupaten Bone Bolango.
 (2) dialek Atinggola di Kecamatan Atinggola, Kabupaten Gorontalo Utara.
 (3) dialek Kota di Kabupaten Kota Gorontalo.
(4) dialek Bolango di Kabupaten Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara. Persentase perbedaan antardialek tersebut berkisar antara 51%---78%.
3. Bahasa Minahasa
Bahasa Minahasa dituturkan oleh masyarakat yang mendiami beberapa wilayah di Provinsi Sulawesi Utara, yaitu:
(1) Desa Poopo, Kecamatan Passi Timur, Kabupaten Bolaang Mongondow.
(2) Desa Paku Ure II, Kecamatan Tenga, Kabupaten Minahasa Selatan.
(3) Desa Ritey, Kecamatan Amurang Timur, Kabupaten Minahasa Selatan.
(4) Desa Kakenturan, Kecamatan Modoinding, Kabupaten Minahasa Selatan.
(5) Desa Tombasian Atas, Kecamatan Kawangkoan Barat, Kabupaten Minahasa.
(6) Desa Saluan Satu, Kecamatan Tareran, Kabupaten Minahasa.
(7) Desa Tumaratas Kecamatan Langowan Barat, Kabupaten Minahasa.
(8) Desa Pulutan, Kecamatan Remboken, Kabupaten Minahasa.
(9) Desa Kayuroya, Kecamatan Lembean Timur, Kabupaten Minahasa.
(10) Desa Lemoh, Kecamatan Tombariri Timur, Kabupaten Minahasa.
(11) Desa Woloan Dua, Kecamatan Tomohon Barat, Kabupaten Kota Tomohon.
      Bahasa Minahasa memiliki tiga dialek, yaitu:
 (1) dialek Tountemboan yang dituturkan di Desa Poopo, Kecamatan Passi Timur, Kabupaten Bolaang Mongondow; Desa Paku Ure II, Kecamatan Tenga dan Desa Ritey, Kecamatan Amurang Timur, Kabupaten Minahasa Selatan; Desa Tombasian Atas, Kecamatan Kawangkoan Barat, Kabupaten Minahasa; Desa Saluan Satu, Kecamatan Tareran, Kabupaten Minahasa; Desa Tumaratas Kecamatan Langowan Barat, Kabupaten Minahasa.
(2) dialek Toulour Jaton yang dituturkan di Desa Pulutan, Kecamatan Remboken, Kabupaten Minahasa; Desa Kakenturan, Kecamatan Modoinding, Kabupaten Minahasa Selatan; Desa Kayuroya, Kecamatan Lembean Timur, Kabupaten Minahasa.
(3) dialek Tombulu yang dituturkan di Desa Lemoh, Kecamatan Tombariri Timur, Kabupaten Minahasa dan Kelurahan Woloan Dua, Kecamatan Tomohon Barat, Kabupaten Kota Tomohon. Persentase perbedaan antardialek itu berkisar antara 68%---77%.
IV. Kesimpulan
      Peta tematik Provinsi Gorontalo memainkan peran yang sangat penting dalam memahami keragaman bahasa dan budaya yang ada di wilayah ini. Tiga bahasa utama---Bahasa Bajo, Gorontalo, dan Minahasa---mewakili identitas unik masyarakat setempat dan mencerminkan kekayaan budaya yang dimiliki. Melalui penyalinan peta yang sistematis, kita dapat menggambarkan dan menganalisis distribusi geografis bahasa-bahasa ini, serta memahami batas wilayah administrasi yang memengaruhi interaksi sosial dan budaya di antara penutur.
      Pentingnya peta penyebaran bahasa tidak hanya terbatas pada pengidentifikasian wilayah, tetapi juga sebagai alat dalam perencanaan kebijakan analisis bahasa dan pelestarian bahasa lokal. Hasil analisis menunjukkan bahwa masing-masing bahasa memiliki daerah sebaran dan dialek yang berbeda, yang perlu dipertimbangkan dalam setiap upaya pengembangan dan perlindungan budaya.
      Secara keseluruhan, peta tematik tidak hanya berfungsi sebagai alat visual, tetapi juga sebagai penghubung untuk memahami hubungan sosial, identitas, dan dinamika budaya di Provinsi Gorontalo. Upaya ini penting untuk menjaga keberagaman budaya dan bahasa, serta mendorong kesadaran akan kekayaan warisan budaya lokal di tengah arus globalisasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H