Mohon tunggu...
Adinda Keysha
Adinda Keysha Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Airlangga

Saya merupakan mahasiswa Fakultas Vokasi Program Studi Bahasa Inggris Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Code-Switching: Tantangan Bahasa di Era Digital

16 Desember 2024   10:59 Diperbarui: 16 Desember 2024   11:15 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hamelink dalam Liliweri menyatakan bahwa, bila otonomi budaya didefinisikan sebagai kapasitas masyarakat untuk memutuskan alokasi sumber-sumber dayanya sendiri demi suatu penyesuaian diri yang memadai terhadap lingkungan, maka sinkronisasi budaya tersebut jelas merupakan ancaman bagi otonomi budaya masyarakatnya (Nahak, 2019). Dalam konteks ini, bahasa asing yang diterima secara langsung tanpa penanganan yang tepat dan tanpa diimbangi dengan penguasaan bahasa Indonesia secara mendalam, dapat berakibat fatal terhadap keutuhan bahasa nasional kita.

            Ketidakseimbangan penguasaan masing-masing bahasa dalam code-switching ini dapat menjadi bumerang bagi kita. Di satu sisi, fenomena ini menjadi cerminan dari kemampuan kita dalam mempelajari bahasa asing dengan cepat. Di sisi lain, tanpa penguasaan mendalam terhadap bahasa yang digunakan, hal ini memiliki berbagai dampak negatif dalam komunikasi itu sendiri, seperti munculnya ambiguitas dalam percakapan, ketidakprofesionalan dalam konteks formal, dan tentunya menjadi ancaman terhadap keutuhan bahasa Indonesia.

            Hal ini seharusnya dapat menjadi refleksi bagi kita sebagai bangsa Indonesia, di tengah arus globalisasi dan era digital ini, meski kita harus beradaptasi dengan bahasa asing, jangan sampai hal tersebut menjadi hambatan bagi kita untuk mempertahankan keutuhan bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia bukan sekadar alat komunikasi, melainkan identitas dan simbol persatuan bangsa yang diraih melalui perjuangan panjang yang harus kita hargai, yang salah satu caranya adalah dengan menjaga keutuhannya.

            Sebagai generasi muda, kita memiliki peran penting dalam menjaga keutuhan bahasa nasional di era digital ini. Banyak sekali hal yang dapat kita lakukan dalam menjaga keutuhan bahasa nasional, beberapa diantaranya yaitu:

            Pertama, menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Kita dapat memulainya melalui percakapan formal, seperti dalam rapat organisasi di sekolah, dalam forum akademis, dan juga dalam lingkungan pekerjaan.

            Kedua, meningkatkan literasi bahasa Indonesia. Di era digital ini, semuanya dapat diakses dengan mudah, tidak ada lagi alasan untuk tidak memperdalam pemahaman mengenai bahasa Indonesia melalui bacaan, karya sastra, ataupun media lokal. Semuanya tersedia dan dapat diakses dengan mudah melalui media online.

            Ketiga, menggunakan bahasa asing dengan bijak. Dalam penggunaan bahasa asing, hindari penggunaan istilah asing hanya untuk terlihat keren tanpa memikirkan konteks yang sedang dibicarakan. Hal ini dapat memicu timbulnya ambiguitas dalam komunikasi dan mencerminkan kurangnya pemahaman kita dalam bahasa tersebut.

            Terakhir, memanfaatkan media digital untuk edukasi. Media digital sangat membantu persebaran informasi di masa kini, kita dapat memanfaatkan kesempatan ini untuk menyebarkan edukasi mengenai pentingnya bahasa Indonesia dan mengajak orang lain untuk menjaga keutuhan bahasa Indonesia melalui konten kreatif dalam bentuk video, tulisan, dan lainnya yang sesuai dengan tren saat ini.

            Langkah mempertahankan keutuhan bahasa nasional ini tentunya bukan hal yang mudah dan menjadi tantangan yang besar di era digital ini. Namun, mempertahankan keutuhan bahasa nasional bukan sekadar kewajiban, tetapi bentuk penghormatan kita terhadap perjuangan para pahlawan terdahulu dalam menyatukan bangsa. Selain itu, hal ini juga menjadi bagian dari implementasi kita terhadap sila ketiga Pancasila, yaitu Persatuan Indonesia. Bersama, mari kita jaga keutuhan bahasa nasional, karena jika bukan kita, siapa lagi?

Adinda Keysha, mahasiswa Fakultas Vokasi Universitas Airlangga

REFERENSI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun