Mohon tunggu...
Adinda Dwi Nuraini
Adinda Dwi Nuraini Mohon Tunggu... Lainnya - 23107030020

Mahasiswa Ilmu Komunikasi 23 UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Toko Ini Tetap Melayani Meski Lebaran, Apa Alasannya?

17 April 2024   12:13 Diperbarui: 17 April 2024   12:15 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Namun setelah melaksanakan sholat id di hari pertama lebaran Bu Halima sempat tidak membuka tokonya sampai sore hari, karena kesempatan itu digunakannya untuk silaturahmi ke rumah mertua nya yang tidak jauh dari rumahnya, sepulang dari rumah mertua, Bu Halima membuka lagi tokonya hingga pukul 22.30 WIB. 

Keesokan harinya, di hari kedua lebaran Bu Halima juga menutup tokonya di pagi hari, karena kesempatan itu digunakan untuk bersilaturahmi ke tetangga-tetangga hingga siang hari, sepulang mengelilingi kampung, Bu Halima membuka tokonya kembali hingga malam.

Di hari ketiga lebaran Bu Halima membuka tokonya di pagi hari, toko tersebut sudah buka sejak matahari terbit sekitar pukul 05.30 WIB. Namun di hari ketiga itu tokonya tutup pada siang hari karena Bu Halima bersilaturahmi ke rumah saudaranya yang ada di luar kota. 

Di hari berikutnya Bu Halima membuka tokonya sehari penuh, pelanggan banyak berdatangan, karena banyak yang bepergian, sudah ada yang melakukan arus balik jadi banyak yang mampir ke toko untuk membeli minuman, camilan, dan sekedar beristirahat. Memang di depan toko Bu Halima sengaja beliau pasang beberapa tempat duduk dan ada meja juga, agar para pengendara yang menghendaki istirahat bisa duduk atau singgah sebentar di depan toko. Bu Halima terkadang juga menyediakan jajanan lebaran untuk orang-orang yang istirahat di depan rumahnya.

"Dokumen Pribadi"

Mulai hari tersebut toko Bu Halima tetap buka seperti hari-hari biasanya. Ketika tokonya buka, Bu Halima juga tetap menerima tamu di ruang tamu rumahnya yang memang bersebelahan dengan toko itu. "Lek di desa hari rayane panjang mbak, malah riyoyo 6, 7 panggah akeh seng moro silaturahmi" (Bu Halima 16/04/2024).

Kalau di desa hari rayanya panjang, justru di hari raya ke 6, 7 itu banyak yang datang ke rumah untuk silaturahmi. Ketika ada tamu Bu Halima biasanya di bantu oleh anak-anaknya jika ada pelanggan yang datang ke toko. 

Bahkan setelah hari raya kupat tamu masih berdatangan, ujar Bu Halima. Jadi, di daerah Bu Halima itu ada tradisi yang namanya kupatan/riyoyo kupat/ hari raya kupat. Kupat sendiri memiliki arti ngaku lepat atau mengaku bersalah, di kampung Bu Halima setiap hari raya ke 8 orang-orang mengadakan tasyakuran kupat ini di masjid setelah sholat subuh, dimana satu keluarga membawa beberapa ketupat dan lauknya, setelah di doakan oleh kyai ketupat itu ditukar-tukarkan dan di bagikan kepada orang-orang lagi.

Isi ulang air galon di toko Bu Halima juga terbilang laris, satu hari terjual sekitar 10-15 galon isi ulang, per isi ulang nya seharga Rp.6000,00 atau enam ribu rupiah. Pelanggan isi ulang air galon di toko Bu Halima juga terbilang banyak, begitu juga pelanggan pulsa & paket datanya. 

"Dokumen Pribadi"

Bu Halima mengaku bahwa orang-orang sekitar rumahnya dan pelanggan yang sudah sering ke tokonya pun sudah biasa kalau tokonya tutup mereka menggedor pintu sebelah atau pintu ruang tamu Bu Halima untuk memenuhi kebutuhan mereka, ada yang isi ulang galon, beli pulsa, beli rokok, dan lain sebagainya. Di depan pintu toko juga tertera tulisan "Bila toko tutup tetap melayani pelanggan/pembeli, silakan lewat pintu samping". 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun