Mohon tunggu...
Adinda Dwi Nuraini
Adinda Dwi Nuraini Mohon Tunggu... Lainnya - 23107030020

Mahasiswa Ilmu Komunikasi 23 UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Toko Ini Tetap Melayani Meski Lebaran, Apa Alasannya?

17 April 2024   12:13 Diperbarui: 17 April 2024   12:15 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lebaran merupakan ajang mudik bersama bagi umat Islam, dimana kita saling menyambung tali silaturahmi satu dengan yang lainnya, saling menanyakan kabar, saling bertukar cerita, berbagi pengalaman, bila ada saudara atau tetangga yang membutuhkam kita saling membantu, saling menguatkan, saling memberi demi mencapai hari raya yang fitri.

Tak jarang bagi sanak saudara atau teman yang jauh dan tidak bisa mudik atau tidak bisa mendatangi rumahnya langsung, kita menyambung silaturahmi melalui WhatsApp, bahkan telepon atau video call selama berjam-jam untuk bersilaturahmi dan melepaskan rasa rindu antar sesama. 

Libur lebaran menjadi momen yang paling ditunggu-tunggu bagi sebagian besar orang, karena bisa pulang ke kampung halaman, berkumpul bersama keluarga besar, bahkan tak jarang berwisata bersama keluarga besar. 

Jika sebagian besar orang saat lebaran memilih untuk libur, maka tidak dengan ibu pemilik sebuah toko di desa Bedali Kecamatan Ngancar Kabupaten Kediri ini. tokonya terletak di pinggir jalan lintas Provinsi sehingga banyak pengendara yang mekewati jalan raya depan toko tersebut. Jalan ini juga sering dilalui oleh pemudik terutama dari arah Surabaya, Jombang, Pare, Kediri Kota yang bertujuan ke Blitar, Malang Tulungagung dan lain sebagainya.

Toko ini menyediakan berbagai macam minuman, tersedia juga minuman dingin, mulai dari air mineral, kopi kemasan kaleng, susu, minuman bersoda dll, ada ice cream, makanan ringan, aneka camilan, serba serbi mainan anak-anak. Toko ini melayani isi pulsa, token listrik, segala macam top up, fotocopy, print, juga menyediakan berbagai alat tulis, alat sekolah, obat-obatan warung, berbagai macam plastik, aneka macam rokok, kebutuhan sehari-hari seperti sabun cuci, sabun mandi, sikat gigi, pasta gigi, dan lain sebagainya. Toko ini juga melayani isi ulang air galon.

Ibu pemilik toko adalah sosok berusia 42 tahun yang kerap disapa Bu Halima ini memilih untuk tetap membuka tokonya di saat libur lebaran, dengan alasan kasihan kepada pelanggannya jika toko ini tutup. " Ngene iki lek tokone ditutup mesakne uwong-uwong mbak, arep do tuku kecelek, ngene yo diniati nulungi uwong, lek enek wong arep nge print lek ngendi-ngendi tutup yo mesakne" (Bu Halima 16/04/2024). 

"Dokumen Pribadi"

Kata Bu Halima "Seperti ini kalau tokonya tutup kasihan orang-orang, mau beli tapi ternyata tokonya tutup kan kasihan, seperti ini diniati untuk membantu orang, kalau ada orang mau nge print tapi dimana-mana tutup ya kasihan". Karena libur lebaran ini banyak pelajar/mahasiswa yang masih harus memenuhi tugas-tugasnya, tak heran jika banyak yang mencari-cari jasa fotocopy dan print. Bahkan kata bu halima kemaren sempat ada seorang ayah yang fotocopy berkas-berkas untuk mengurus anak nya yang baru saja lahir, ada juga yang print dan fotocopy undangan.

Waktu malam takbir toko ini juga tetap buka, meski sang pemilik toko menyelingi dengan mempersiapkan lebaran, seperti menata sofa rumah, membersihkan ruang tamu, menata suguhan hari raya, tapi toko ini tetap buka, karena memang hanya terbatas pintu toko dan ruang tamu rumahnya. "Pas malem takbir malah rame mbak, akeh seng pados minum dus-dusan, yo akeh seng isi ulang galon, tumbas rokok, putune tonggo-tonggo podo mriki tumbas es, tumbas dolanan" (Bu Halima 16/04/2024).

Justru malam takbir banyak sekali pelanggan yang ke toko, ada yang isi ulang air galon, beli rokok, beli air minum kemasan per dus, karena cucu nya tetangga udah pada di desa ya mereka rame-rame ke toko, beli mainan, beli es krim, beli jajan, kasihan kalo tokonya ga dibuka, ujar Bu Halima.

Namun setelah melaksanakan sholat id di hari pertama lebaran Bu Halima sempat tidak membuka tokonya sampai sore hari, karena kesempatan itu digunakannya untuk silaturahmi ke rumah mertua nya yang tidak jauh dari rumahnya, sepulang dari rumah mertua, Bu Halima membuka lagi tokonya hingga pukul 22.30 WIB. 

Keesokan harinya, di hari kedua lebaran Bu Halima juga menutup tokonya di pagi hari, karena kesempatan itu digunakan untuk bersilaturahmi ke tetangga-tetangga hingga siang hari, sepulang mengelilingi kampung, Bu Halima membuka tokonya kembali hingga malam.

Di hari ketiga lebaran Bu Halima membuka tokonya di pagi hari, toko tersebut sudah buka sejak matahari terbit sekitar pukul 05.30 WIB. Namun di hari ketiga itu tokonya tutup pada siang hari karena Bu Halima bersilaturahmi ke rumah saudaranya yang ada di luar kota. 

Di hari berikutnya Bu Halima membuka tokonya sehari penuh, pelanggan banyak berdatangan, karena banyak yang bepergian, sudah ada yang melakukan arus balik jadi banyak yang mampir ke toko untuk membeli minuman, camilan, dan sekedar beristirahat. Memang di depan toko Bu Halima sengaja beliau pasang beberapa tempat duduk dan ada meja juga, agar para pengendara yang menghendaki istirahat bisa duduk atau singgah sebentar di depan toko. Bu Halima terkadang juga menyediakan jajanan lebaran untuk orang-orang yang istirahat di depan rumahnya.

"Dokumen Pribadi"

Mulai hari tersebut toko Bu Halima tetap buka seperti hari-hari biasanya. Ketika tokonya buka, Bu Halima juga tetap menerima tamu di ruang tamu rumahnya yang memang bersebelahan dengan toko itu. "Lek di desa hari rayane panjang mbak, malah riyoyo 6, 7 panggah akeh seng moro silaturahmi" (Bu Halima 16/04/2024).

Kalau di desa hari rayanya panjang, justru di hari raya ke 6, 7 itu banyak yang datang ke rumah untuk silaturahmi. Ketika ada tamu Bu Halima biasanya di bantu oleh anak-anaknya jika ada pelanggan yang datang ke toko. 

Bahkan setelah hari raya kupat tamu masih berdatangan, ujar Bu Halima. Jadi, di daerah Bu Halima itu ada tradisi yang namanya kupatan/riyoyo kupat/ hari raya kupat. Kupat sendiri memiliki arti ngaku lepat atau mengaku bersalah, di kampung Bu Halima setiap hari raya ke 8 orang-orang mengadakan tasyakuran kupat ini di masjid setelah sholat subuh, dimana satu keluarga membawa beberapa ketupat dan lauknya, setelah di doakan oleh kyai ketupat itu ditukar-tukarkan dan di bagikan kepada orang-orang lagi.

Isi ulang air galon di toko Bu Halima juga terbilang laris, satu hari terjual sekitar 10-15 galon isi ulang, per isi ulang nya seharga Rp.6000,00 atau enam ribu rupiah. Pelanggan isi ulang air galon di toko Bu Halima juga terbilang banyak, begitu juga pelanggan pulsa & paket datanya. 

"Dokumen Pribadi"

Bu Halima mengaku bahwa orang-orang sekitar rumahnya dan pelanggan yang sudah sering ke tokonya pun sudah biasa kalau tokonya tutup mereka menggedor pintu sebelah atau pintu ruang tamu Bu Halima untuk memenuhi kebutuhan mereka, ada yang isi ulang galon, beli pulsa, beli rokok, dan lain sebagainya. Di depan pintu toko juga tertera tulisan "Bila toko tutup tetap melayani pelanggan/pembeli, silakan lewat pintu samping". 

Meskipun toko tutup, tapi kalo ada pembeli yang menggedor pintu samping tetap saya layani, itung-itung membantu sesama, kasian juga kalau mereka harus kesana-kemari mencari toko yang buka, ujar Bu Halima.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun