Orang berkarir di luar sana mungkin telah melewati fase ketakutan seorang mahasiswa yang bingung hendak cari pekerjaan seperti apa, masuk lingkungan kerja yang bagaimana, ketakutan tuntutan bos di kantor/perusahaan, melawan pesaing lainnya dan mejalani hidup sebagai orang dewasa.
Orang berkeluarga di luar sana mungkin telah melewati ketakutan membina rumah tangga, menjadi orangtua, mencukupkan kebutuhan anak.
Orang sering tanpa sadar melewati momen ketakutan tertentu dan ternyata bisa-bisa saja dilalui. Fase kehidupan akan silih berganti, let it flow dan do the best akan menenangkan semuanya.
Ada waktu-waktu hidup dimana dengan kita tidak memikirkannya, nyatanya beres dengan sendirinya.
Cukup lalui aja apa yang udah seharusnya dilalui. Kalaupun tidak menggunakan tangan kita untuk membereskan suatu masalah atau hal yang datang pada kita, tangan Tuhan selau akan menawarkan pembantuanya (jika kamu yakin).
Mengisi otak dengan prasangka-prasangka jauh, sering berujung pada pembunuhan kepercayaan yang menumbulkan banyak keraguan-keraguan. Pertanyaan yang kerap kali muncul adalah "Mampu kah aku dengan itu?"
Hidup itu walaupun kita sudah berusaha semaksimal mungkin sesuai rencana, Tuhan kadang membelok-belokan dan bahkan melurus-luruskannya. Tidak akan pernah ada seseorang yang tahu nasib bagaimana kita kelak.
Makanya, ngga usah dibayangin adalah relaksasi pikiran dari semua peluang hidup.Â
Bayangan kita yang terlalu besar, seringkali buat kita merasa lebih kecil. Bayangan kita yang terlalu tinggi, seringkali juga buat kita merasa rendah. Maka, bagaimanapun caranya, cobalah percaya bahwa diri kita selalu jauh lebih besar dari pada apa yang kita bayangkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H