Mohon tunggu...
Adinda Putri Nabila Pasha
Adinda Putri Nabila Pasha Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Hallo selamat bergabung jangan lupa follow yah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Gelisah Karena Ekonomi

29 November 2020   16:24 Diperbarui: 29 November 2020   16:27 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masih mau bersantai-santai dengan keadaan seperti ini?

Sangat di sayangkan bukan ekonomi sekarang semakin menurun karna belum optimalnya pemerintah mengatasi wabah covid-19. Hingga membuat perubahan ekonomi seperti saat ini. Dan di haruskan untuk dirumah saja. Masih ingat tidak dengan awal mulanya Virus Covid-19 masuk ke Indonesia? Hingga banyak orang-orang yang kehilangan pekerjaanya selama pandemi Covid-19 ini. Apakah kegelisahan ini terjadi pada anda?

"Covid-19 sudah masuk Indonesia pada bulan Maret 2020 di situ pemerintah sudah mengumumkan kasus pasien yang terkena Virus Covid-19.  Karena menurut laporan kumulatif kasus konfirmasi positif Covid-19 data grafik semakin meningkat signifikan di wilayah Sumatera Utara, Bali, Kepulauan Riau, DKI Jakarta, Sulawesi Selatan dan Sulawesi Utara".

Dampak dari pandemi Virus Covid-19 bagi perekonomian diantaranya penururnan ekonomi global, kasusnya Negara-negara tujuan ekspor dan pelemahan harga komoditas, hingga penurunan minta investasi secara signifikan, juga menyebabkan kurs dollar terhadap rupiah meninggi hingga mencapai 16.000/$US.

Selain itu juga dampak lainnya pada dunia Industri

Tingkat tinggi, seperti pariwisata dan penerbangan yang semakin sedikitnya penumpang yang di sebebkan adanya kebijakan social distancing, dan juga ritel non makanan yang sepi pengunjung.

Tingkat sedang, seperti industri perfilman yang mengurangi jadwal proses shooting, hingga mengakibatkan penghambatan terhadap industri media dan terhambat pula dalam mencari konten atau pun berita.

Tingkat rendah, seperti industri sektor jasa. Hambatannya yang membuat orderan jasa yang menurun, namun masih bisa diatasi dan tidak terlalu dipengaruhi.

Meningkatnya daya beli produk lokal

Banyak sekali dampak negatif dari wabah covid-19 ini, nampun ada hal baiknya juga seperti meningkatnya daya beli lokal yang disebabkan pemerintah telah melarang barang import selama pandemi ini berlangsung.

Menurunnya juga polusi udara yang disebabkan berkurangnya jumlah kendaraan sehingga kita harus melakukan social distancing.

Pemerintah memberikan kebijakan terkait pandemi Covid-19

Pembatasan sosial adalah hal yang utama untuk mengurangi penularan Virus Covid-19.

Kelonggaran membayar kredit, jadi dari pemerintah memberi sejumlah insentif untuk usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) diantaranya kelonggaran untuk membayar kredit hingga satu tahun. Selain UMKM, kelonggaran kredit juga akan diberikan kepada tukang ojek dan sopir taksi. Kelonggaran pinjaman tersebut telah mendapat persetujuan dari Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Kelonggaran tersebut berlaku dari 31 Maret 2020 sampai dengan 31 Maret 2021.

Keringanan membayar listrik, kebijakan ini sudah di jalani sejak 1 April. PLN (Perusahaan Listrik Negara) pun sudah menyediakan listrik gratis atau atau diskon pada 8,5 Juta pelanggan prabayar ataupun yang menggunakan token listrik. Pelanggan yang berhak mendapat listrik gratis yaitu sebanyak 24 Juta pelanggan rumah tangga 450 VA.

Hal ini pekerja yang menjadi imbasnya, di Indonesia ini angka pengangguran tahun 2020 diprediksi mencapai 11 juta orang. Karena banyak sekali pekerja yang terkena PHK (Pemutus Hubungan Kerja). Dampak ini membuat gelisah perekonomian di seluruh dunia salah satunya negara Indonesia. Sudah banyak Negara yang telah menyatakan resesi di antaranya seperti singapura dan korea selatan.

Indonesia pun akhirnya resmi mengalami resesi ekonomi. Pada kuartal III-2020 ekonomi Indonesia mengalami kontraksi 3,49 persen. melanjutkan laju ekonomi di kuartil II-2020 sebelumnya tercatat mencapai minum 5,32 secara year-on-year (yoy). 

Hal ini artinya terjadi perbaikan dan tentunya berharap triwulan keempat situasinya akan menjadi lebih baik apa lagi dengan adanya kelonggaran PSBB (Pembatas Sosial Bersekala Besar) jadi triwulan ketiga tahun 2020 dibandingkan dengan posisi  triwulan ke tiga tahun 2019. Resesi ekonomi biasanya di dahului oleh krisis. 

Namun, krisis tidak selalu berakhir dengan resesi. Menurut penilaian situasi saat ini berbeda dengan tahun 1998. Saat itu, dimana saat kondisi keuangan yang buruk hingga membuat ekonomi Indonesia rapuh.

Kalian sudah tau apa itu resesi dan apa itu krisis?

Resesi adalah penurunan pertumbuhan ekonomi dalam dua kuartal berturut-turut. Hingga lembaga penelitian di AS, National Bureau of Economic Research (NBER) mengartikan resesi sebagai indikasi turnnya daya beli masyarakat secara umum dan naiknya angka pengangguran.

Sementara krisis ekonomi adalah situasi yang terjadi penurunan beberapa indikator ekonomi. Misalnya, krisis finansial berarti yang turun adalah sektor keuangan, nilai turun rupiah, hingga kinerja perbankan.

Resesi tidak dapat dihindari tetapi pasti aka nada satu langkah yang diambil pemerintah untuk meulihkan perekonomian agar penurunan pertubuhan ekonomi tidak terlalu besar dan PHK (Pemutus Hubungan Kerja) massal karyawan agar tidak terjadi.

Untuk berjaga-jaga kita harus mengatasi dan memulihkan perekonomian kebutuhan pribadi dengan melakukan cara diantaranya : menyiapkan dana darurat / tabungan, mengurangi hal yang tidak perlu, membangun bisnis sampingan.

Jadi walaupun ekonomi sedang tidak baik, saat kita mengetahui resesi sudah di resmikan itu kita harus fokus, menghargai waktu dan tenaga untuk melakukan aktivitas seperti biasa dengan cara atau gaya yang berbeda.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun