Mohon tunggu...
Adinda PutriNurhaliza
Adinda PutriNurhaliza Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia

Saya senang dengan kpop

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Keterkaitan Kebudayaan dengan Pembelajaran IPS

7 Juni 2023   15:00 Diperbarui: 7 Juni 2023   17:00 1588
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Hubungan pembelajaran IPS dengan wujud dan unsur kebudayaan merupakan sebuah rangkaian dalam pendidikan dengan tujuan untuk menciptakan lingkungan belajar yang nyaman dengan merancang sebuah perancangan pengalaman belajar yang menyertakan budaya sebagai bagian dari proses pembelajaran di sekolah maupun di luar sekolah. Pembelajaran berbasis kebudayaan memiliki macam-macam pembelajaran yang berbeda seperti pembelajaran tentang budaya, dengan budaya dan melalui budaya (Goldbreg, 2000). Adanya hubungan antara kebudayaan dengan pembelajaran IPS akan menciptakan interaksi antara peserta didik dengan guru maupun dengan sesame peserta didik dan individu lainnya. Dalam interaksi, perlu adanya sebuah pedoman dan aturan yang dapat mengatur sikap individu mengenai apa yang seharusnya dilakukan dan apa yang tidak seharusnya untuk dilakukan seseorang sebagai bentuk dari sebuah interaksi. (Abbas, 2013).

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kajian literatur dengan mencari referensi teori, dan kasus yang relevan. Creswell, John. W. (2014; 40) berpendapat bahwa kajian literatur atau studi literatur merupakan ringkasan tertulis mengenai artikel dari jurnal, buku, dan dokumen lain yang menjabarkan teori dan informasi baik di masa lalu atau masa kini.

Studi literatur merupakan pendekatan yang dilakukan untuk mengumpulkan dan menganalisis informasi dari berbagai sumber literaturnyang relevan dengan topik yang sedang diteliti. Studi literatur mengharuskan penelitin untuk melakukan evaluasi dan kritis terhadap informasi yang ditemukan.

Data-data yang sudah diperoleh kemudian dianalisis dengan metode analisis deskriptif yaitu mendeskripsikan fakta-fakta yang disusul dengan analisis.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kebudayaan suatu negara merupakan identitas yang harus dipelajari secara utuh dan dinamis. Untuk mempertahankan kebudayaan perlu kecerdasan untuk menjelaskan sesuatu yang dapat berdampak pada budaya. Kebudayaan memiliki makna inivasi dan perubahan dan budaya adalah sumber perubahan. Dalam kebudayaan, terdapat bentuk kebudayaan yang merupakan tindakan dari manusia yang memiliki pola bermacam-macam di lingkungan masyarakat. Dalam keberadaan kebudayaan, manusia adalah elemen yang termasuk dalam kategori keberadaan budaya. Hal ini dikarenakan manusia memiliki peran yang dapat bersosialisasi, berkomunikasi, juga begaul dengan sesamanya yang kemudian membentuk sebuah interaksi yang akan membentuk sebuah budaya. Berbeda dengan sistem budaya yang ada, kebudayaan pada wujudnya memiliki sifat yang berpola yang mudah dilihat bahkan di dokumentasikan karena memiliki wujud nyata dalam perilaku kehidupan masyarakat. Oleh karena itu, dalam penjelasan tersebut dapat dilihat bahwa budaya sangat erat kaitannya dengan pembelajaran IPS karena berkaitan dengan hal-hal sosial yang berkaitan dengan interaksi manusia dengan kebudayaan. Oleh karena itu, pembelajaran IPS di sekolah merupakan bentuk pembelajaran khusus yang bertujuan untuk mempertahankan wujud kebudayaan sebagai bentuk identitas bangsa. Hubungan fungsional antara pendidikan dengan kebudayaan mengandung satu pengertian, yang pertama mengandung reflektif, yaitu citra budaya yang ada saat ini, dan yang kedua mengandung progresif, yaitu pendidikan bergerak melakukan pembaharuan, membawa budaya menuju kemajuan peradaban. Pendidikan dan kebudayaan dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Pendidikan memiliki fungsi yaitu mentransformasikan budaya, kemudian diturunkan kepada generasi berikutnya. Dalam hal ini, pendidikan memiliki fungsi sebagai sosialisasi budaya dan juga pewaris budaya. Untuk itu, pendidikan dicapai dengan memperhatikan aspek dari budaya. Pendidikan pada hakikatnya adalah upaya sadar untuk memanusiakan manusia. Salah satu tujuan pendidikan di Indonesia yaitu membentuk identitas diri sebagai manusia yang menjungjung tinggi nilai-nilai kebudayaan agar menjadi manusia yang beradab dan berbudi pekerti luhur (Herlambang dkk., 2021:46). Ilmu Pengetahuan Sosial atau yang sering dikenal dengan IPS merupakan pembelajaran yang menganalisis dan mempelajari masalah-masalah sosial dari berbagai aktivitas kehidupan sosial. Dalam muatan standar IPS, diharapkan siswa mengembangkan sikap peka terhadap isu-isu atau persoalan yang timbul di lingkungan masyarakat (Herijanto, 2012). Tujuan dari mempelajari IPS adalah agar siswa dapat menaruh minat terhadap lingkungan sosialnya melalui pemahaman nilai-nilai budaya, selain itu siswa dapat memahami konsep-konsep dasar yang dipelajari dari ilmu sosial, kemudian memahami dari berbagai potensi pengembangan diri siswa. Pembelajaran IPS melatih siswa menjadi warga negara yang mampu memecahkan masalah berdasarkan pemikirannya serta etika dan nilai-nilai yang dibentuk oleh dirinya dan lingkungannya. Keterampilan dapat dikatakan sebagai kemampuan mengambil keputusan saat memecahkan permasalahan. Peduli, yaitu memahami realitas sosial dalam menjalankan kewajibannya di lingkungan masyarakat. Nilai-nilai yang terkandung dalam budaya di Indonesia yang dapat dipraktikkan siswa dalam kehidupan sehari-hari diantaranya:

  • Nilai religi, mengandung nilai keyakinan terhadap Tuhan yang sejalan dengan keyakinan orang lain. Contohnya, siswa mempunyai agama yang berbeda-beda dan dapat menghargai perbedaan agama antar temannya, tidak mengejek bahkan tercipta rasa toleransi pada sesama teman.
  • Nilai gotong royong juga bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya, siswa dapat membantu teman yang mengalami kesulitan belajar. Selain itu, nilai gotong royong juga dapat dilakukan agar pekerjaan menjadi cepat selesai.
  • Nilai toleransi atau saling menghargai karena kita hidup bermasyarakat. Contohnya, siswa dapat melakukannya tanpa membedakan teman, ras, suku, agama, dll.
  • Nilai cinta tanah air. Contohnya siswa dapat melakukannya dalam kehidupan sehari-hari dengan kegiatan upacara bendera yang biasa dilakukan di sekolah.
  • Nilai menjaga lingkungan. Contohnya siswa dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari dengan membuang sampah di tempat sampah, mengurangi penggunaan plastik, membersihkan ruang kelas, dan masih banyak lagi.

Nilai-nilai budaya tersebut dapat ditanamkan kepada siswa sejak dini melalui pembelajaran IPS di sekolah, dimana melalui pembelajaran diharapkan nilai dan sikap yang baik dapat ditanamkan dengan baik oleh siswa. Sistem nilai budaya ini menjadi pedoman tertinggi bagi manusia dalam kehidupan bermasyarakat, tidak hanya mempengaruhi tingkah laku dan sikap seseorang tetapi juga menjadi landasan untuk mencapai sebuah tujuan hidup. Oleh karena itu, dalam pendidikan IPS memerlukan penanaman nilai-nilai budaya melalui model pembelajaran yang mengandung unsur budaya untuk membentuk kepribadian siswa yang dilandasi oleh moral baik yang diperoleh dari nilai-nilai budaya. Model pembelajaran dapat dicapai dalam artian yaitu dengan mengintegrasikan nilai-nilai keberagaman budaya lokal ke dalam pembelajaran IPS.

Dalam pembelajaran IPS, kebudayaan dan keberagaman budaya dapat dibagi menjadi tiga, yaitu sebagai berikut:

  • Ekspetasi bagi siswa
  • Dalam pembelajaran IPS, masalah pembelajaran yang berkaitan dengan budaya, keberagaman dan difusi budaya adalah mata pelajaran yang harus dipelajari siswa, mengingat siswa adalah bagian dari budaya yang tumbuh subur dalam sebuah perusahaan. Untuk itu, mahasiswa melalui pembelajaran sosiologi akan dibekali pengetahuan tentang budayanya dan sebaran budaya di sekitarnya. Selain itu, nilai, norma, dan adat istiadat yang berkembang di masyarakat, baik tertulis maupun tidak tertulis, harus menjadi topik yang dibahas dalam pelajaran IPS baik di sekolah maupun di perguruan tinggi. Dengan mengenal dan memahami budaya, keragaman dan persebarannya, diharapkan siswa mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya. Terakhir, diharapkan mahasiswa dapat berperan aktif dalam kehidupan bermasyarakat dengan penuh tanggung jawab.
  • Ekspetasi bagi pendidik
  • Dengan belajar, memahami, dan mengajar tentang budaya dan menyebarkan budaya, para pendidik memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang budaya yang ada. Perkembangan pengertian tersebut dapat dilihat dari cara berpikir yang digunakan oleh seorang pendidik. Pengalaman fisik dan mentalnya sebagai anggota dan bagian dari budaya akan membantunya lebih memahami budaya itu.

IPS atau ilmu sosial adalah ilmu pendidikan yang mempelajari mata pelajaran ilmu sosial yang dikembangkan dalam kurikulum akademik serta kurikulum mata pelajaran yang menggabungkan mata pelajaran lain seperti geografi, bisnis, dan ekonomi, ekonomi, sejarah, antropologi dan sosiologi. Antropologi adalah bagian dari ilmu sosial, antropologi budaya berada dalam lingkup antropologi dan pembahasan ini ada pada mata pelajaran IPS yang tercakup dalam bagian kurikulum pendidikan. Antropologi dianggap sebagai mata pelajaran bersama dengan mata pelajaran lain, mata pelajaran ini dianggap wajib dan mata pelajaran penting diberikan kepada siswa. Antropologi dianggap sebagai bagian dari studi ilmiah, ada beberapa tuntutan yang termasuk menafsirkan ilmu ini sebagai posisi dalam ilmu yang lebih besar. Dalam memberikan materi tentang antropologi, seorang pengajar atau pengajar harus menguasai konsep, teori, sejarah, dan perkembangan disiplin ilmu antropologi melalui beberapa penelitian, serta pemanfaatan antropologi bagi keberlangsungan hidup manusia. Mata pelajaran antropologi ini dimaksudkan agar siswa dapat memahami dasar-dasar antropologi, siswa dapat memecahkan masalah secara kritis dan rasional. Menganalisis fenomena sosial budaya yang berbeda.

Sebelum perkembangan zaman yang sangat pesat, perlu ditanamkan kepada siswa nilai-nilai semangat kebangsaan. Penanaman nilai-nilai kebangsaan tersebut konon mampu menanamkan rasa kecintaan pada budaya lokal kepada siswa agar tidak luntur menghadapi kuatnya perkembangan globalisasi. Salah satu cara untuk melestarikan budaya lokal adalah dengan menggunakan pendidikan dasar. Guru dapat memasukkan nilai-nilai intelektual lokal ke dalam pembelajaran dengan cara-cara kreatif yang membuat siswa tetap terlibat dengan materi. Dalam tentunya pengintegrasian ini harus disesuaikan dengan materi yang diberikan, dengan perkembangan siswa, dan dengan juga dengan metode yang digunakan. Melalui pembelajaran IPS diharapkan dapat membantu memecahkan permasalahan yang sedang dihadapi bangsa Indonesia saat ini, IPS merupakan salah satu bidang kajian dalam pembelajaran yang bertujuan untuk membantu peserta didik agar mampu bertanggung jawab terhadap kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara sehingga dapat mewujudkan nilai-nilai yang terkandung dalam pendidikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun