Hereditas adalah proses pewarisan sifat biologis dari orang tua kepada anak melalui gen yang mencakup aspek fisik dan psikologis dan terjadi saat reproduksi. Dalam proses ini, sifat bawaan atau genotip mempengaruhi ciri-ciri yang terlihat atau fenotip, menjadikan hereditas sebagai faktor utama yang membentuk potensi individu sejak masa konsepsi. Perkembangan ini semakin kompleks melalui interaksi antara hereditas dan lingkungan, di mana keduanya saling melengkapi dan berkontribusi penting dalam mengoptimalkan potensi dasar individu serta mendukung perkembangan manusia secara menyeluruh.
Â
- Bagaimana Hereditas dan Lingkungan Berinteraksi?
Hereditas memberikan kita potensi dasar, namun lingkungan berperan penting dalam mengembangkan potensi tersebut. Misalnya, jika seseorang memiliki bakat menyanyi tetapi tidak pernah berlatih atau tampil di depan orang, bakat itu mungkin tidak akan berkembang. Sebaliknya, jika seseorang tidak memiliki bakat alami dalam bernyanyi namun sering berlatih dan mendapat kesempatan bernyanyi, mereka tetap bisa menjadi penyanyi yang baik
Â
- Teori-Teori Perkembangan
- Empirisme: Orang yang lahir seperti kertas kosong, dan lingkungan membentuk karakter mereka.
- Nativisme: Orang sudah membawa sifat-sifat bawaan sejak lahir, dan lingkungan tidak terlalu berpengaruh.
- Konvergensi: Perkembangan dipengaruhi oleh hereditas dan lingkungan, dan keduanya saling membutuhkan.
Â
- Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan
1. Faktor Hereditas
2. Faktor Lingkungan
3. Faktor Keluarga
4. Kelas sosial dan lingkungan ekonomi- Sekolah: Interaksi dengan guru dan teman-teman
Â
Dalam perkembangan manusia, dua faktor utama yang berperan penting adalah hereditas dan lingkungan. Hereditas mencakup potensi yang diwariskan melalui gen, yang memengaruhi ciri fisik dan perilaku seseorang, seperti bentuk tubuh, warna kulit, inteligensi, bakat, serta risiko cacat atau penyakit. Di sisi lain, lingkungan mencakup segala hal yang mengelilingi individu, termasuk faktor fisiologis, psikologis, dan sosio-kultural seperti gizi, suhu, sistem saraf, vitamin, air, dan interaksi sosial. Kedua faktor ini saling berinteraksi dalam membentuk kepribadian; hereditas menyediakan dasar biologis, sementara lingkungan memengaruhi perkembangan pascakelahiran. Teori empirisme mengedepankan pengaruh lingkungan, sedangkan teori nativisme menekankan peran sifat bawaan. Teori konvergensi menyatukan keduanya dengan menyatakan bahwa bakat bawaan dan lingkungan sama-sama berkontribusi pada perkembangan manusia. Pemahaman mendalam tentang interaksi ini sangat penting untuk mengoptimalkan perkembangan individu dan mencapai potensi maksimal mereka.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI