Perpustakaan Nasional dalam usianya ke-42. Patut kita berikan apresiasi bahwa telah banyak capaian yang telah ditorehkan dalam perkembangan perpustakaan di Indonesia untuk mewujudkan masyarakat berpengetahuan melalui budaya gemar membaca  dan literasi. Bersama dengan stakeholders lainnya dengan konsep kolaborasi dan kerjasama, maka kepustakawan Indonesia telah sejajar dengan profesi lainnya baik dari aspek:
- Kerangka regulasi (UU No. 43/2007 tentang Perpustakaan, (UU No. 3 Tahun 2018 tentang SSKCKR), UU No. 23/2014 tentang Pemerintah Daerah; Permendagri 18/2020; Permendagri No. 27/2021 tentang Penyusunan APBD, dll.
- Kerangka pendanaan semakin meningkat (APBN termasuk DAK Fisik Subbidang Perpustakaan, APBD Provinsi dan Kabupaten/Kota)
- Penguatan profesi pustakawan (sebagai jabatan fungsional dengan adanya tunjangan fungsional pustakawan sebanyak 4.000 orang dan tenaga pengelola 14.316.
- Kelembagaan perpustakaan. Terbentuk 34 Dinas Perpustakaan Provinsi dan 419 Dinas Kabupaten/Kota. Dan data kelembagaan Perpustakaan yang terbentuk sebanyak 164.610 perpustakaan, menghantar Indonesia menjadi negara nomor 2 terbanyak perpustakaan setelah negara India. Namun, PR kita masih besar yaitu bagaimana melakukan afirmasi dan akselerasi untuk peningkatan mutu sebab baru 11.484 perpustakaan (6,9 %) sesuai dengan standar nasional.
- Penguatan insitusi sosial pengerak literasi. (Terbentuk Duta Baca Indonesia, 155 Bunda Literasi, 16.000 aktivis/pengerak literasi tersebar di seluruh tanah air.
Pemerintah terus berupaya untuk membangun kegemaran membaca dan budaya literasi masyarakat kita. Sebagaiamana visi Presiden dan Wakil Presiden RI tahun 2020-2024 yaitu terwujudnya Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkpribadian berlandaskan gotong royong melalui penguatan budaya literasi. Hal ini senada juga dengan salah satu sasaran Pembangunan Perpustakaan Nasional RI 2020-2024 yang sesuai dengan RPJMN 2020-2024, yakni penguatan budaya literasi, inovasi dan kreatifitas dengan pemanfaatan perpustakaan bagi terwujudnya masyarakat pembelajar sepanjang hayat dengan sasaran strategis pembangunan Literasi dan Kegemaran Membaca Masyarakat yang ditandai dengan meningkatnya Indeks Pembangunan Literasi dan Kegemaran Membaca.
Capaian indikator kinerja kunci urusan perpustakaan selama tiga tahun belakangan ini terus mengalami peningkatan, walaupun ada beberapa daerah yang masih dalam kategori rendah.
Pertama, Indeks Pembangunan Literasi Masyarakat (IPLM) -- adalah ukuran terhadap perbaikan infrasruktur dan akses kegemaran membaca dan literasi berupa rasio buku, tenaga, perpustakaan berSNP, sosialisasi, keterlibatan masyarakat dan pengunjung dan anggota. Tahun 2020 sebesar 12,93 meningkat tahun 2021 sebesar 13,54.
Kedua, Nilai tingkat kegemaran membaca masyarakat Indonesia terus mengalami peningkatan. Tahun 2019 sebesar 53,84, meningkat tahun 2020 menjadi 55,74 meningkat tahun 2021, sebesar 59.52 (kategori sedang).
Salah satu faktor peningkatan tersebut adalah kebijakan dan strategi Perpustakaan Nasional melalui berbagai inovasi layanan (iPusnas, IOS, eResources, Kastara, Coronapedia, Pocadi, MPKDigital, Bantuan Buku 3T, RS, Ponpes dan Lembaga keagaman lainnya, Motor Perpustakaan Keliling, transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial serta penguatan peran sisi hulu yaitu mendorong penguatan peran eksekutif, legislative, TNI/Polri, penulis, penerbit, penerjemah, dll.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H