Mohon tunggu...
Dion Siallagan
Dion Siallagan Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

Orang biasa yang ingin berkarya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Wajah Pendidikan Kewarganegaraan di Masa Depan: Tantangan atau Peluang dalam Mewujudkan Penghayatan Hidup Berbangsa dan Bernegara

27 Maret 2022   09:33 Diperbarui: 27 Maret 2022   09:35 557
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Perubahan baik berubah secara lambat atau cepat, kecil atau besar, dan relevan dengan kehidupan yang sedang dijalani itulah dinamika. Didalam dinamika Pendidikan Kewarganegaraan dan dalam kehidupan demokrasi setiap orang sebagai warganegara memperoleh kebebasan dan diperlakukan secara adil. 

Untuk itu setiap warganegara harus memperoleh kesempatan yang sama untuk memperoleh pendidikan yang baik. Dalam pendewasaan dan sikap keterbukaan dan kebebasan itu baik sesuai tujuannya yakni agar setiap warganegara menjadi cerdas, dapat berpikir kritis dan kreatif serta memiliki sikap disiplin pribadi dan dapat berpartisipasi dalam mengatasi berbagai persoalan baik pribadi, maupun masyarakat lingkungannya. 

Lahirnya warganegara seperti itu menuntut perubahan-perubahan mendasar dalam pendidikan pada umumnya dan pendidikan kewarganegaraan khususnya.

Dengan melihat dinamika Pendidikan Kewarganegaraan yang memiliki banyak tantangan dalam penerapannya, yang dimana dapat diamati ada beberapa perubahan muatan materi dalam Pendidikan Kewarganegaraan, dan semakin berkurangnya penghayatan hidup berbangsa dan bernegara dari warganegara Indonesia. 

Atas dinamika yang terjadi serta tantangan yang dihadapi dalam penerapan Pendidikan Kewarganegaraan diharapkan tidak mengulangi langkah-langkah politik yang keliru yang cenderung lebih menekankan kepada kekuasaan dengan menomorduakan rakyat dan masyarakat dalam sistem kehidupan berbangsa dan bernegara. 

Pengakuan terhadap hak-hak individu yang didasari rasa tanggung jawab harus ditambahkan. Penghargaan dan penghormatan terhadap hak-hak dasar manusia serta lebih menekan lagi pada kemajuan dan kesejahteraan rakyat harus sudah mulai menjadi dasar-dasar kebijakan nasional dengan senantiasa membuka diri terhadap perubahan global dan dengan respon yang dilakukan secara cerdas.

Semua itu hanya mungkin dapat dicapai jika dilakukan perubahan paradigma terhadap PKn. Paradigma baru tersebut menuntut diakukannya redifinisi dan revitalisasi implementasi konsep PKn sehingga benar-benar menjadi sebuah wadah yang dapat membangun dan mengembangkan berbagai kemampuan warganegara agar dapat lebih sensitif, proaktif, inovatif, dan kreatif, serta cerdas sehingga dapat berpartisipasi secara aktif dan efektif dalam kehidupannya sebagai warganegara dan warga masyarakat. Redifinisi dan revitalisasi pengertian serta tujuan PKn akan mendorong lahirnya paradigma baru PKn. 

Paradigma baru tersebut harus disusun di atas pilar-pilar demokrasi yang akan mendukung nuansa demokratis yang saat ini telah berkembang di masyarakat. Paradigma baru PKn tersebut menuntut adanya perubahan dalam seluruh aspek pembelajaran PKn dimulai dari tujuan sampai pada pengembangan bahan ajar, metode mengajar, dan penilaiannya.

Dalam hal itu pula diharapkan dengan memperhatikan problematika dan kekeliriuan system politik dan juga hal-hal yang menciptakan dinamika dalam Pendidikan Kewarganegaraan, terutama dalam kerangka berpikir penghayatan hidup, dengan penerapan perbaikan kualiatas karakter Sumber daya manusia sehingga kesadaran berkehidupan berbangsa dan bernegara menjadi salah satu tujuan utama dalam "wajah Pendidikan kewargangeraan dimasa depan", dengan terciptanya muatan PKn yang lebih menekankan penghayatan hidup berbangsa dan bernegara, Nasionalisme, dan moral serta karakter yang menempah kualitas sumber daya manusia atau generasi penerus bangsa yang memiliki penghayatan hidup yang utuh.

Kesimpulan

 Berbicara tentang tantangan atau peluang dalam perwujudan kehidupan berbangsa dan bernegara, tentunya memiliki tantangan dan peluang, yang menjadi tantangannya yaitu, masyarakat masih banyak yang tidak berpenghayatan hidup, dalam hal itu dalam proses penerapan Pendidikan Kewarganegaraan akan sulit dicerna masyarakat akibat masyarakat masih banyak yang belum sadar akan problematika yang dihadapi individunya maupun masyarakat luas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun