" tanya apa? Serius banger wajahmu? "
" Apa sih yang disukai cewe? "
" Tergantung sih? " sambil nyemil,
" Oke, aku gak tau harus bertanya dari mana. Mungkin aku akan bertanya tentang hadiah untuk seorang sahabat baik, untuk sekedar menjadi kenangan terakhir " tanyaku, menatap mata lestari dengan serius,
" Aku jawab ya" ia meneguk kopi dan menjawab pertanyaanku " Sebenarnya mudah-mudah sulit, untuk sebuah kenangan sih. Gak perlu mewah ataupun mahal, yang penting kamu tulus memberikannya, usahakan itu punya arti tersendiri entah apapun itu. Jangan mengharapkan ia terkesan oleh pemberianmu" jelasnya padaku layaknya seorang ahli,
" Lalu? "
" Sudah, itu saja. Aku gak mau buat kamu tambah bingung!" ia kembali menyeruput kopinya "Memang kamu sama Purbasari akan berpisah?"
" Mungkin" aku terdiam beberapa detik, "Tapi, entahlah aku belum bisa memperkirakan apa yang akan terjadi nanti, semoga saja tidak namun setidaknya aku akan mempersiapkannya"
" Usahakan kamu tenang saja"
" Oke makasih ya, kamu memang temenku yang sangat baik he..he..he..! "
"Ah kamu mah biasa, jadi laki-laki yang peka kali! " Candanya padaku, sambil berjalan menepuk pundakku "aku pulang dulu ya? " melambai tangan,