Mohon tunggu...
Adin Yanuar
Adin Yanuar Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Privatisasi Ruang Publik, Pengaruh Keberadaan Angkringan Terhadap Trotoar

17 Oktober 2018   01:09 Diperbarui: 17 Oktober 2018   01:26 551
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: https://id.pinterest.com/ZarraElEstilo/angkringan/

Penggunaan trotoar yang mulai beralih fungsi seakan termasuk masalah yang selalu disepelekan. Masalah yang disepelekan tersebut juga tak luput dari sikap acuh tak acuh yang dimiliki pihak pemerintah dan pedagang kaki lima itu sendiri. Terkadang pemerintah juga membiarkan saja para pedagang kaki lima berjualan di trotoar padahal kenyataanya hal tersebut merugikan para pejalan kaki, sebaliknya dari pihak pedagang kaki lima pun bersikap santai karena merasa tidak pernah ditegur pemerintah dan merasa sah-sah saja menggunakan trotoar sebagai tempat pedagang kaki lima tersebut berdagang, hal tersebut juga menimbulkan salah kaprah antara pihak pemerintah dan pedagang kaki lima.

Menurut Mark Manson dalam bukunnya yang berjudul "Sebuah Seni Untuk Bersikap Bodo Amat" salah kaprah tentang tanggung jawab membuat orang melemparkan tanggung jawab untuk menyelesaikan masalah mereka kepada orang lain.

Kemampuan untuk melepaskan tanggungjawab dengan cara menyalahkan orang lain memberikan kenikmatan yang cuma sementara, juga memberikan sensasi kenikmatan menjadi orang yang benar secara moral (Mark Manson, 2018: 129). 

Penyalahgunaan fasilitas umum yang dirasa dapat menggangu pejalan kaki tersebut memang harus di atasi agar fasilitas umum dapat digunakan dengan semestinya. Dalam hal ini maka saran sangat diperlukan untuk menginformasikan mengenai pentingnya fasilitas umum bagi masyarakat, agar masyarakat lebih memperhatikan fungsi trotoar sebagai fasilitas umum yang diprioritaskan untuk pejalan kaki.

Untuk menangani masalah pedagang kaki lima yang mengganggu jalur pejalan kaki ini, diharapkan pemerintah lebih memberikan fasilitas umum berupa lokasi, tenda, dan gerobak untuk berjualan para pedagang kaki lima.

Ditambah lagi perlunya edukasi untuk mereka agar lebih mengerti peraturan daerah serta lebih menyadari bahwa trotoar memang diprioritaskan untuk para pejalan kaki dan bukan untuk berjualan.

Pemberian edukasi ini juga dirasa dapat menuntun para pedagang kaki lima agar mau berpindah lokasi dan merelakan berpindah ketempat yang pemerintah sudah tawarkan guna membangun masyarakat yang taat aturan serta mengatasi permasalahan lalu lintas di area trotoar ini.

hhe-5bc63084aeebe176ab0e6965.jpg
hhe-5bc63084aeebe176ab0e6965.jpg
Angkringan pak Be milik bu Tutik - Foto: Yosep Anggit

daftar pustaka

Manson, Mark. Sebuah Seni Untuk Bersikap Bodo Amat: Pendekatan Yang Waras Untuk Menjalani Hidup Yang Baik, Jakarta 2009

Piliang, Yasraf Amir. Teori Budaya Kontemporer: Penjelajahan Tanda & Makna, Yogyakarta, 2018

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun