Dan Masyarakat Indonesia kini tengah berjibaku dengan kenaikkan harga pangan sejak awal tahun dan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) yang berlaku awal September. Ini mendorong Inflasi tahunan Indonesia hingga hampir menyentuh 6% bulan lalu.
2. Kenaikan pendapatan tak sebanding kenaikan pengeluaran
Bhima Yudhistira Adhinegara dari Center of Economic and Law Studies (CELIOS) mengungkapkan kekhawatiran bahwa tingkat pendapatan masyarakat akan semakin sulit untuk mengimbangi kenaikan harga yang terjadi. Alih-alih menaikan upah untuk meringankan beban  kenaikan biaya hidup, bisnis justru aka ikut mengerem pengeluaran dan sangat mungkin melakukan efiensi, terutama dari sisi kebijakan personalia.
3. Sulitnya mencari pekerjaan
Dengan terimbasnya bisnis dan potensi PHK, Bhima berpendapat bahwa kompetisi untuk mendapatkan pekerjaan akan semakin berat.Â
Sementara, Krisna menambahkan bahwa kontraksi bisnis akibat kekurangan investasi sudah dirasakan di sektor teknologi utamanya karena langkanya pendanaan eksternal.Â
4. Suku Bunga meningkat
Ini perlu menjadi catatan bagi masyarakat yang tengah mencicil rumah dengan bunga mengambang, atau berencana untuk membeli barang konsumsi dengan metode cicilan.Â
Menaikan suku bunga acuan merupakan langkah yang kerap ditempuh oleh Bank Central di negara-negara demi mengatur inflasi. Dengan suku bunga yang tinggi, orang akan cenderung menahan konsumsi sehingga akan laju kenaikan harga bisa meredam.
"jadi suku bunga acuan secara global meningkat, terutama di negara maju, memicu penyesuaian suku bunga di Indonesia. Nanti ujungnya adalah bunga pinjaman atau kredit menyesuaikan dengan suku bunga acuan yang naik" terang Bhima
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H