Mohon tunggu...
ADI MUKTI
ADI MUKTI Mohon Tunggu... Mahasiswa - UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Banyak menulis berarti banyak membaca. Support aku di https://sociabuzz.com/justukiyoo

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Hoarding Disorder Merusak Mental, Penelitian Menunjukkan Ada Faktor Keturunan

19 Juli 2024   16:46 Diperbarui: 19 Juli 2024   16:48 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tumpukan barang (sumber:unsplash.com/ashim-d-silva)

Hoarding disorder  adalah kondisi kesehatan mental yang ditandai dengan kesulitan membuang atau berpisah dengan barang-barang, terlepas ada nilainya atau tidak.

Penyimpanan barang yang berlebihan dapat berkisar dari benda-benda rumah tangga yang umum hingga barang-barang yang tidak biasa.

Seringkali individu tersebut mengalami tekanan yang signifikan saat memikirkan untuk membuangnya.

Karakteristik utama dari gangguan penimbunan meliputi:

  • Kesulitan yang terus-menerus untuk membuang atau berpisah dengan barang-barang yang dimiliki.
  • Kebutuhan yang dirasakan untuk menyimpan barang dan kesusahan yang terkait dengan membuangnya.
  • Akumulasi barang-barang yang memenuhi dan mengacaukan ruang keluarga.
  • Gangguan signifikan dalam bidang sosial, pekerjaan, atau bidang fungsi penting lainnya karena perilaku menimbun.

Namun, kita perlu tahu perbedaan antara mengoleksi dan menimbun. Mengumpulkan barang pada dasarnya adalah kegiatan yang boleh, tetapi ada kondisi tertentu yang menjadikannya tidak lazim.

PERBEDAAN MENIMBUN DAN MENGOLEKSI

Meskipun gangguan menimbun dan mengoleksi mungkin tampak serupa di permukaan, pada dasarnya keduanya merupakan perilaku yang berbeda dengan motivasi dan hasil yang berbeda.

Mengoleksi:

  • Melibatkan pengumpulan barang-barang yang biasanya diatur dan dipajang.
  • Kolektor biasanya mencari barang yang spesifik dan bangga dengan koleksi mereka.

Gangguan Penimbunan (Hoarding Disorder):

  • Melibatkan penumpukan barang yang berlebihan, seringkali tanpa tujuan atau pengaturan yang jelas.
  • Penimbun menyimpan barang karena merasa perlu menyimpannya dan mengalami kesulitan saat membuang barang.

Hoarding Disorder ini memiliki beberapa faktor yang diindikasi menjadi penyebab utama terjadinya penimbunan. Penelitian melaporkan ada penyebab genetik di dalamnya.

FAKTOR GENETIK

Penelitian menunjukkan bahwa genetika mungkin berperan dalam perkembangan gangguan penimbunan.

Penelitian telah menemukan bahwa perilaku menimbun dapat terjadi dalam keluarga, yang mengindikasikan adanya komponen keturunan yang potensial.

Studi dari American Journal of Psychiatry yang terbit pada tahun 2009. Penelitian itu menunjukkan pravelansi penimbunan kompulsif sekitar 2,3% pada anak kembar, lebih tinggi pada laki-laki.

Selain itu, mereka melaporkan sekitar 50% faktor genetik berperan penting terhadap hoarding disorder akut terutama pada anak kembar perempuan.


Selain itu, Faktor psikologis dan emosional merupakan kontributor yang signifikan terhadap gangguan penimbunan.

FAKTOR PSIKOLOGIS ATAU EMOSIONAL

Banyak orang dengan gangguan penimbunan memiliki kondisi kesehatan mental yang mendasari seperti kecemasan, depresi, atau gangguan obsesif-kompulsif (OCD).

  • Trauma dan Stres: Peristiwa kehidupan yang traumatis, seperti kehilangan orang yang dicintai, perceraian, atau perubahan besar dalam hidup, dapat memicu perilaku menimbun barang.

Individu dapat menimbun barang sebagai cara untuk mendapatkan kembali rasa kontrol atau untuk mengisi kekosongan emosional yang disebabkan oleh trauma.

  • Kecemasan dan Depresi: Menimbun barang sering dikaitkan dengan tingkat kecemasan dan depresi yang tinggi.

untuk membuang barang dapat menyebabkan tekanan dan kecemasan yang signifikan, sehingga membuat individu menghindari membuat keputusan tentang apa yang harus disimpan atau dibuang.

MENGOBATI HOARDING DISORDER

Terapi perilaku kognitif (CBT) dianggap sebagai salah satu perawatan yang paling efektif untuk gangguan penimbunan. CBT untuk penimbunan biasanya melibatkan komponen-komponen berikut:

Restrukturisasi Kognitif: Membantu individu mengidentifikasi dan menantang keyakinan yang menyimpang tentang pentingnya harta benda dan konsekuensi yang dirasakan dari membuang barang.

Terapi Pemaparan: Pemaparan secara bertahap terhadap proses membuang barang, dimulai dengan barang yang tidak terlalu menyusahkan dan berlanjut ke barang yang lebih sulit. Hal ini membantu mengurangi kecemasan yang terkait dengan melepaskan barang-barang.

Pelatihan Keterampilan: Mengajarkan keterampilan berorganisasi, strategi pengambilan keputusan, dan teknik menyortir dan mengkategorikan barang.

Wawancara Motivasi: Meningkatkan motivasi untuk mengubah perilaku penimbunan dengan mengeksplorasi nilai-nilai dan tujuan individu, dan bagaimana penimbunan dapat bertentangan dengan nilai-nilai dan tujuan tersebut.

Pencegahan Kekambuhan: Mengembangkan rencana untuk mempertahankan kemajuan dan mengelola potensi kemunduran, memastikan keberhasilan jangka panjang dalam mengurangi perilaku menimbun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun