FAKTOR GENETIK
Penelitian menunjukkan bahwa genetika mungkin berperan dalam perkembangan gangguan penimbunan.
Penelitian telah menemukan bahwa perilaku menimbun dapat terjadi dalam keluarga, yang mengindikasikan adanya komponen keturunan yang potensial.
Studi dari American Journal of Psychiatry yang terbit pada tahun 2009. Penelitian itu menunjukkan pravelansi penimbunan kompulsif sekitar 2,3% pada anak kembar, lebih tinggi pada laki-laki.
Selain itu, mereka melaporkan sekitar 50% faktor genetik berperan penting terhadap hoarding disorder akut terutama pada anak kembar perempuan.
Selain itu, Faktor psikologis dan emosional merupakan kontributor yang signifikan terhadap gangguan penimbunan.
FAKTOR PSIKOLOGIS ATAU EMOSIONAL
Banyak orang dengan gangguan penimbunan memiliki kondisi kesehatan mental yang mendasari seperti kecemasan, depresi, atau gangguan obsesif-kompulsif (OCD).
- Trauma dan Stres: Peristiwa kehidupan yang traumatis, seperti kehilangan orang yang dicintai, perceraian, atau perubahan besar dalam hidup, dapat memicu perilaku menimbun barang.
Individu dapat menimbun barang sebagai cara untuk mendapatkan kembali rasa kontrol atau untuk mengisi kekosongan emosional yang disebabkan oleh trauma.
- Kecemasan dan Depresi: Menimbun barang sering dikaitkan dengan tingkat kecemasan dan depresi yang tinggi.
untuk membuang barang dapat menyebabkan tekanan dan kecemasan yang signifikan, sehingga membuat individu menghindari membuat keputusan tentang apa yang harus disimpan atau dibuang.