Walaupun ukurannya hanya 2% dari berat tubuh kita, ternyata otak mengonsumsi  20% dari energi tubuh.
Untuk mengembangkan otak kita agar berfungsi secara maksimal, perlu lingkungan yang mendukung.
Lingkungan tersebut bisa termasuk kondisi sosial seperti keluarga dan pertemanan. Selain itu, kondisi iklim juga berpengaruh terhadap perkembangan otak.
suhu dan iklim ekstrem di sejumlah wilayah tertentu dapat mengganggu perkembangan otak terutama pada anak-anak.
Di asia, peningkatan cuaca ekstrem selama dua dekade terakhir hampir menyentuh angka 50% serta rata-rata dihuni oleh negara perkembang.
Sebagai contoh benua Afrika mengalami peningkatan suhu 1,5 kali lebih cepat dibandingkan rata-rata global.
kondisi iklim yang buruk mengakibatkan kesehatan anak menjadi menurun sehingga berpengaruh juga ke perkembangan otak anak.
Menurut Lancet, terdapat 250 juta anak di negara menengah dan rendah berpotensi gagal berkembang akibat kemiskinan dan kekurangan gizi.
Melansir psypost.org, selain itu, baru-baru ini penelitian mengenai adanya hubungan antara suhu dan kondisi perkembangan otak anak menjadi bahan diskusi.
Studi yang diterbitkan dalam jurnal Nature Climate Change melaporkan anak-anak yang terpapar suhu tinggi atau rendah pada wilayah miskin menunjukkan perubahan signifikan pada  struktur mikro materi putih pada otak mereka.