Mohon tunggu...
ADI MUKTI
ADI MUKTI Mohon Tunggu... Mahasiswa - UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Banyak menulis berarti banyak membaca. Support aku di https://sociabuzz.com/justukiyoo

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Puasa Arafah dan Khutbah Wada' Rasulullah: Sejarah dan Keutamaannya

16 Juni 2024   01:00 Diperbarui: 16 Juni 2024   01:15 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi arunika (sumber:unsplash.com/masjidagungdalangan)

Puasa Arafah adalah salah satu ibadah sunnah yang dilaksanakan oleh umat Islam pada tanggal 9 Dzulhijjah, yaitu sehari sebelum Hari Raya Idul Adha.

Puasa ini dinamakan "Puasa Arafah" karena bertepatan dengan Hari Arafah, hari di mana para jamaah haji berkumpul di Padang Arafah untuk melaksanakan wukuf, salah satu rukun haji yang paling utama.

Bagi umat Islam yang tidak menunaikan haji, Puasa Arafah merupakan kesempatan untuk meraih pahala besar dan menghapus dosa selama dua tahun.

1. Pentingnya Puasa Arafah dalam Kalender Islam dan Sejarahnya

Puasa Arafah memiliki kedudukan istimewa dalam kalender Islam. Hari Arafah sendiri adalah hari ke-9 dari bulan Dzulhijjah.

Puasa Arafah menjadi puncak dari rangkaian ibadah di bulan Dzulhijjah yang penuh dengan keutamaan.

Secara sejarah, Hari Arafah memiliki makna yang mendalam karena pada hari inilah Nabi Muhammad SAW menyampaikan Khutbah Wada' (Khutbah Perpisahan) pada haji terakhirnya.

Dalam khutbah tersebut, Nabi Muhammad SAW menekankan pentingnya persatuan, keadilan, dan penghormatan terhadap hak-hak asasi manusia.

Bagi jamaah haji, wukuf di Arafah adalah puncak dari seluruh rangkaian ibadah haji. Tanpa wukuf, haji seseorang tidak sah.

Sedangkan bagi umat Islam yang tidak menunaikan haji, berpuasa di Hari Arafah adalah cara untuk meraih keberkahan dan pahala yang besar.

Oleh karena itu, Puasa Arafah menjadi momen penting yang ditunggu-tunggu oleh umat Islam di seluruh dunia untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan mendapatkan pengampunan-Nya.

ilustrasi ibadah haji (sumber:unsplash.com/ekremosmanoglu)
ilustrasi ibadah haji (sumber:unsplash.com/ekremosmanoglu)

2. Hadis-Hadis yang Menjelaskan Keutamaan dan Pahala Puasa Arafah

Puasa Arafah memiliki keutamaan yang sangat besar dalam Islam, yang dijelaskan melalui berbagai hadis Nabi Muhammad SAW.

Salah satu hadis yang paling terkenal tentang keutamaan Puasa Arafah adalah dari Abu Qatadah Al-Ansari, yang diriwayatkan oleh Imam Muslim:

"Rasulullah SAW ditanya tentang puasa pada hari Arafah, beliau menjawab, 'Ia menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.'" (HR. Muslim)

Hadis ini menunjukkan betapa besar pahala yang dapat diperoleh dengan berpuasa di Hari Arafah, yaitu pengampunan dosa selama dua tahun.

3. Manfaat Spiritual dan Psikologis dari Melaksanakan Puasa Arafah

Puasa Arafah bukan hanya membawa manfaat dari segi pahala dan pengampunan dosa, tetapi juga memiliki manfaat spiritual dan psikologis yang mendalam bagi yang melaksanakannya.

Berpuasa pada Hari Arafah membantu meningkatkan ketakwaan seseorang kepada Allah SWT. Dengan menahan diri dari makan, minum, dan perbuatan buruk.

Selain itu, puasa Arafah adalah bentuk ibadah yang mendekatkan hamba kepada Penciptanya.

Ibadah ini membantu memperkuat hubungan spiritual dengan Allah melalui doa, dzikir, dan introspeksi diri.

Secara psikologis, Puasa membantu meningkatkan kemampuan pengendalian diri.

Ini adalah latihan yang baik untuk menahan hawa nafsu dan memperkuat karakter seseorang.

Namun, masih banyak orang yang bertanya mengenai niat dan waktu pelaksanaan  puasa arafah.

Ilustrasi ibadah arafah (sumber:unsplash.com/ekremosmanoglu)
Ilustrasi ibadah arafah (sumber:unsplash.com/ekremosmanoglu)

4. Niat dan Waktu Pelaksanaan

Niat Puasa Arafah: Niat adalah salah satu rukun yang sangat penting dalam pelaksanaan puasa. Niat ini dilakukan di dalam hati, dan tidak perlu diucapkan secara lisan.

Namun, bagi yang merasa lebih mantap dengan melafalkannya, boleh saja dilakukan. Berikut adalah niat puasa Arafah:

"Nawaitu shauma 'arafata sunnatan lillahi ta'ala." Artinya: "Saya niat berpuasa sunnah Arafah karena Allah Ta'ala."

Waktu Pelaksanaan Puasa Arafah: Puasa Arafah dilaksanakan pada tanggal 9 Dzulhijjah, yaitu sehari sebelum Hari Raya Idul Adha. Puasa ini dimulai sejak terbit fajar (waktu subuh) hingga terbenamnya matahari (waktu maghrib) pada hari tersebut.

Menjalankan Puasa Arafah adalah kesempatan emas yang Allah SWT berikan kepada kita untuk meraih pahala besar dan pengampunan dosa.

Mari jadikan Puasa Arafah sebagai momentum untuk memperkuat iman dan takwa, serta sebagai langkah awal untuk menjadi pribadi yang lebih baik.

Semoga Allah menerima segala amal ibadah kita dan memberikan keberkahan serta rahmat-Nya kepada kita semua. Aamiin.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun