Seperti yang kita tahu telah terjadi penyerangan di kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang terletak di Jalan Proklamasi, Jakarta Pusat. Kejadian ini terjadi beberapa waktu yang lalu yaitu tepatnya Selasa 02 Mei 2023. Pelaku dari penyerangan tersebut adalah Musthofa (60).
Kronologi kejadian tersebut diawali dengan pelaku yang ingin bertemu dengan pimpinan MUI di tempat resepsionis, tapi ketika petugas resepsionis ingin menemui pimpinan malah terjadi penembakan yang diduga menggunakan air gun. Akibat dari kejadian tersebut terjadi beberapa kerusakan di gedung MUI. Kemudian pelaku sendiri setelah kejadian tersebut meninggal dunia yang disebabkan karena serangan jantung.
Menteri Agama RI Bapak Yaqut Cholis Qaumas mengungkapkan bahwasanya pelaku salah belajar agama atau salah memahami agama, sehingga pelaku mengaku dirinya wakil nabi. Kemudian Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Sa'adi pun menghimbau masyarakat untuk belajar agama kepada ulama, kyai atau guru yang memiliki keilmuan agama yang tinggi serta bersanad (silsilah keilmuan yang bersambung sampai kepada Rasulullah SAW).
Disinilah peran guru sangat begitu vital, dimana ketika belajar tanpa seorang guru bisa mengakibatkan salahnya pemahaman terhadap ilmu yang dipelajari, seperti pelaku penyerangan gedung MUI tersebut yang sampai-sampai mengaku wakil nabi.
Pada zaman Nabi Muhammad SAW juga ada seorang nabi palsu yang salah satunya bernama Musailamah Al-Kadzab. Seorang yang dikenal pandai berbicara, mahir dalam menarik simpati orang lain, dan memiliki pengaruh besar di kalangan Bani Hanifah. Musailamah sendiri memiliki pengikut bahkan sampai puluhan ribu. Kemudian dengan pengakuan dirinya sebagai nabi palsu, Musailamah sampai membuat karya sastra yang ditujukan untuk menanadingi Al-Quran, namun karya-karya yang telah dibuat dinilai receh karena terlalu mengada-ngada, tetapi tetap ada saja yang masih mempercayainya.
Fenomena nabi palsu tidak hanya ada pada zaman Rasulullah SAW saja, di Indonesia pun selain pelaku penyerangan gedung MUI (Musthofa) sebelumnya pernah ada seseorang yang mengaku dirinya sebagai utusan Allah atau nabi, padahal seperti yang kita tahu dalam Al-Quran surat Al Ahzab ayat 40 disebutkan bahwasanya Nabi Muhammad SAW adalah penutup para nabi.
Berikut beberapa nabi palsu yang ada di Indonesia:
1.Lia Aminuddin/Lia Eden
Perempuan kelahiran Surabaya, 21 Agustus 1947 ini adalah seseorang yang mengaku dirinya sebagai nabi, rasul, dan imam mahdi. Ia adalah seseorang yang paling populer di Indonesia yang mengaku dirinya sebagai nabi. Dirinya mengaku telah mendapat wahyu dari malaikat Jibril untuk mendakwahkan sebuah aliran kepercayaan baru.
Lia Eden juga mendirikan sebuah jemaat yang bernama Salamullah. Dirinya pernah meramalkan mengenai hari kiamat yang mengundang reaksi dari beberapa orang atau golongan, salah satunya Majelis Ulama Indonesia (MUI). MUI pada akhirnya memfatwakan Lia Eden menyebarkan aliran sesat dan melarang perkumpulan Salamullah pada tahun 1997. Lia Eden juga pernah dipenjara dua kali yaitu pada tahun 2006 dan 2008 yang dianggap terbukti menodai agama, melakukan perbuatan tak menyenangkan, dan menyebarkan kebencian.
Lia Eden meninggal pada 9 April 2021 yang lalu yang dimungkinkan karena terkena stroke kembali karena sebelumnya pernah mengalami stroke pada tahun 2020.
2.Ahmad Musadeq
Abdul Salam atau yang lebih dikenal dengan Ahmad Musadeq adalah salah satu nabi palsu di Indonesia. Dirinya mengaku sebagai nabi setelah melakukan semedi di Gunung Bunder, Bogor selama 40 hari 40 malam. Nama aliran yang dibawa olehnya adalah Al-Qiyadah Al-Islamiyah,ajaran yang dibawa olehnya adalah perpaduan antara Perjanjian Lama, Perjanjian Baru, Qur'an, dan wahyu yang diakui turun kepadanya. Dulunya aliran yang dibawa Ahmad Musadeq ini sangat berkembang pesat dengan 1000 pengikut baru setiap harinya.
Kemudian pada tahun 2007 aliran ini dianggap sesat oleh MUI dikarenakan menyimpang dengan ajaran islam dan melakukan perpaduan ajaran antar beberapa agama. Lalu pada akhirnya pada tahun 2008 Pengadilan Negeri Jakarta memvonis 4 tahun penjara Ahmad Musadeq dipotong masa penahanan karena kasus penodaan agama. Dari sinilah perjalanan Al-Qiyadah Al-Islamiyah berakhir.
3.Mirzha Ghulam Ahmad
Dia pendiri gerakan keagamaan dalam Islam bernama Ahmadiyah. Dirinya mengaku telah dipilih Allah SWT sebagai Al Mahdi dan juga Al-Masih atau Mesias yang dijanjikan. Dirinya juga mengaku sebagai Mujadid Islam yang dijanjikan.
Ahmadiyah ini telah menyebar di 212 negara dengan pengikut jutaan. Pemikiran Ahmadiyah adalah menekankan keyakinan bahwa Islam adalah keputusan terakhir bagi umat manusia sebagaimana diwahyukan kepada nabi Muhammad dan mengembalikannya ke bentuk aslinya yang telah hilang selama berabad-abad. Ciri dari gerakan ini adalah mengkufurkan umat Islam yang tidak sepemahaman dengan ajaran ini.
Ahamadiyah dianggap sesat karena pendirinya Mirzha Ghulam Ahmad mengaku sebagai nabi. Di Indonesia sendiri ada kurang lebih 400.000 orang penganut Ahmadiyah ini.
Dari beberapa nabi palsu yang telah disebutkan di atas, pada dasarnya dalam belajar agama kita membutuhkan sosok pembimbing yang benar-benar tinggi keilmuannya dan bernasab sampai Rasulullah SAW yaitu para ulama, Kyai, atau Guru. Guru adalah sosok penting dalam kita belajar, terlebih belajar mengenai Agama. Karena peran guru di sini bukan hanya sebagai pendidik melainkan juga sebagai pembimbing.
Dalam khazanah keilmuan pondok pesantren guru disebut juga sebagai orang tua yang mendidik, memelihara, dan merawat jiwa. Dalam bahasa jawa disebut dengan wong tuo kang ngithik-ngithik ing jiwo. Oleh karena itu sudah semestinya kita dalam belajar harus dengan guru, tetapi dengan catatan guru yang benar-benar memiliki keilmuan yang tingi serta bersanad sampai Rasulullah SAW. Sehingga ilmu yang diberikan dapat bermanfaat dan terhindar dari salah pemahaman yang dapat mengakibatkan kesesatan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H