Mohon tunggu...
Rakhmat Fadhilah
Rakhmat Fadhilah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Informatika Universitas Muhammadiyah Malang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Etika atau Efisiensi? Menjaga Profesionalisme di Dunia TIK yang Terus Bertransformasi

11 November 2024   21:55 Diperbarui: 11 November 2024   22:12 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

3. Persiapan Mahasiswa Informatika Sebelum Terjun ke Dunia Profesional TIK

Sebelum terjun ke dunia kerja, mahasiswa informatika perlu dibekali dengan lebih dari sekadar keterampilan teknis. Mahasiswa harus memiliki pemahaman yang mendalam mengenai etika dan profesionalisme di bidang TIK, mengingat tantangan yang akan mereka hadapi di dunia nyata. Salah satu persiapan utama adalah memahami dan mengaplikasikan kode etik TIK dalam pekerjaan mereka.

Selain itu, mahasiswa juga perlu mempersiapkan diri dengan kemampuan kritis untuk mengevaluasi dampak sosial dari teknologi yang mereka ciptakan. Sebagai contoh, seorang pengembang perangkat lunak harus bisa mempertimbangkan apakah produk yang mereka buat akan mempengaruhi masyarakat secara positif atau justru merugikan. Pendidikan yang lebih berfokus pada etika teknologi dapat membantu mahasiswa untuk lebih siap dalam menghadapi dilema etis yang mungkin muncul di tempat kerja.

Pendidikan yang melibatkan topik-topik seperti perlindungan data, keadilan algoritma, dan pengelolaan risiko teknologi akan sangat membantu mahasiswa dalam mempersiapkan diri sebagai profesional yang tidak hanya kompeten dalam hal teknis, tetapi juga bijak dalam pengambilan keputusan yang bertanggung jawab. (Nawawi & Aliyyah, 2024)

Opini Utama

Melihat dampak besar teknologi, saya percaya bahwa profesionalisme dalam bidang TIK harus mengutamakan penciptaan teknologi yang berkelanjutan dan bermanfaat bagi masyarakat. Meskipun efisiensi teknologi penting, hal itu tidak boleh mengorbankan etika. Sebagai contoh, meskipun AI dan otomatisasi meningkatkan efisiensi, penggunaannya yang tidak transparan atau berbasis data bias bisa memperburuk ketidaksetaraan sosial. Oleh karena itu, perusahaan dan pengembang TIK harus memastikan teknologi yang mereka buat adil dan transparan. (Adhiputra, 2014)

Untuk menyeimbangkan efisiensi dengan etika, saya menyarankan beberapa kebijakan:

  1. Regulasi yang Lebih Ketat: Pemerintah perlu menetapkan regulasi yang lebih jelas terkait penggunaan data pribadi dan AI, seperti yang dilakukan oleh GDPR di Uni Eropa.
  2. Pendidikan Etika Teknologi: Lembaga pendidikan harus memperkuat kurikulum etika dan profesionalisme untuk melatih mahasiswa berpikir kritis dan bertanggung jawab.
  3. Kolaborasi Industri dan Akademisi: Kolaborasi antara industri dan akademisi penting untuk mengembangkan pedoman etika yang jelas dan diterima oleh semua pihak.

 

 

Kesimpulan

Di dunia TIK yang terus berkembang, profesionalisme yang berbasis pada etika harus menjadi pilar utama dalam pengembangan teknologi. Meskipun efisiensi adalah tujuan penting, teknologi harus dikembangkan dengan mempertimbangkan dampak sosial dan moral. Profesional TIK harus menjadi penjaga keseimbangan antara kedua hal ini, memastikan bahwa teknologi tidak hanya cerdas dan efisien, tetapi juga adil, transparan, dan bermanfaat bagi semua orang. Dengan demikian, kita dapat menciptakan masa depan digital yang lebih bertanggung jawab dan berkelanjutan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun