Mohon tunggu...
slamet riyadi
slamet riyadi Mohon Tunggu... -

Penulis dan konsultan marketingbeneran.com

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ahok, Bagaimana Mengalahkannya!

7 September 2016   09:31 Diperbarui: 7 September 2016   16:27 383
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tsun Zu Jendral ahli perang terkenal China mengatakan “Untuk selalu menang jangan lagi ulangi cara-cara meraih kemenangan”. Seperti juga dipahami oleh para ahli marketing politik bahwa “Tidak pernah ada satu cara yang sama menuju kemenangan”.

Gandeng tangan tujuh partai. Akankah berkoalisi? Bisakah mengalahkan Ahok?

Ketika revolusi kotak-kotak dan blusukan Jokowi menjungkalkan Foke yang semula dianggap sangat kuat dan akan menang satu putaran. Banyak calon lain terutama dari PDIP meniru cara ini dengan baju kotak-kotak dan blusukan, hasilnya mengecewakan! Karena mereka kehilangan ruhnya dan tidak paham bagaimana sebuah ide menjadi viral di medsos atau Buzz di masyarakat.

Tidak pernah ada satu cara yang sama menuju kemenangan. Variablenya sangat banyak dan terus berubah bahkan sampai di injury time. Itulah indahnya dan tegangnya pertarungan di dunia politik. Meski melalui survey pemenangnya bisa diprediksi tapi kejutan sering kali terjadi. Apalagi kalau tim lawan bisa mengolah issue untuk mendeskreditkan petahana sekaligus menaikkan reputasi calonnya. Ibarat buku! meskipun seorang petahana karyanya mudah dibaca, kelemahannya juga mudah diungkap. Jika berhasil meyakinkan masyarakat, hasilnya bisa mengejutkan.

Lalu bagaimana cara menuju kemenangan, mengalahkan Ahok?

Dalam artikel “Ahok, Preketek !” Saya membahas salah satu elemen dasar teori MarkBen yaitu Niat Bener. Dalam artikel ini dibahas mengapa Ahok berkibar. Kali ini akan dibahas elemen yang paling penting dalam teori MarkBen yaitu Novelty dan Public Satisfaction.

Berdasarkan konsep MarkBen, Novelty inilah yang membuat sosok Ahok selalu menjadi pusat perhatian ditambah gaya kepeminpinannya yang unik dan cara kerjanya membuat Ahok benar-benar menjadi magnet bagi media. Itulah mengapa elektabilitasnya tetap teratas. Sehingga menjadi lawan yang sangat sulit dikalahkan oleh siapapun. Diperlukan usaha ekstra keras dan cerdik serta sedikit keberuntungan untuk bisa mengalahkannya.

Dengan konsep dan teori MarkBen para lawan Ahok paling tidak punya sudut pandang yang berbeda dan tahu kenapa Ahok selalu jadi pusat perhatian dan disukai banyak orang. sehingga punya cara untuk bisa menyainginya. Daripada menuduh media sudah dibeli, banyak konglomerat dibelakang Ahok dan lain-lain.

Definisi Novelty menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sifat-sifat baru (modern), perihal baru atau sesuatu yang baru. Dalam teori komunikasi Novelty didefinisikan sebagai sesuatu yang berbeda, pertama, unik, luar biasa. Sedangkan Novelty dalam konsep MarkBen adalah kebaruan.

Produk, Iklan, strategi, cara atau apa saja yang ada unsur kebaruannya adalah Novelty. Novelty inilah yang selalu menyedot lebih perhatian kita. Dan kita ingin mencobanya. Jika ada jalan baru, rumah makan baru, toko baru dengan model dan konsep baru akan membuat kita penasaran dan mau mencoba. Apa saja yang baru selalu menarik perhatian termasuk rumah, mobil baru, pacar atau istri baru, ha…ha…ha, mengapa ?

Karena manusia adalah mahluk pembosan. Tanpa kebaruan, stimuli akan monoton, membosankan dan akan luput dari perhatian kita. Jika sesuatu “apa saja “ gagal menarik perhatian, maka gagallah ia. Dari beberapa eksperimen membuktikan bahwa stimuli yang mengandung unsur kebaruan (Novelty) menarik perhatian yang luar biasa, gampang dipelajari dan mudah diingat.

Dasarnya, Novelty adalah penarik utama perhatian, perhatian adalah pintu masuk ke kepala konsumen atau khalayak sehingga tercipta persepsi. Persepsilah yang menentukan sikap dan tindakan seseorang untuk memilih atau membeli sesuatu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun