Mohon tunggu...
slamet riyadi
slamet riyadi Mohon Tunggu... -

Penulis dan konsultan marketingbeneran.com

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Ahok, Kalah!

2 April 2016   08:51 Diperbarui: 2 April 2016   09:30 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada cerita lucu, dulu kakak saya adalah pendukung berat Prabowo dalam pilpres. Sekarang dia jadi pengagum Jokowi karena cara kerja dan kesederhanaannya. Terakhir ketika Jokowi punya cucu pertama yang lahir hanya di rumah sakit PKU Muhammadiyah dimana sang ayah (Gibran) hanya pakai kaos oblong, celana jeans dan sandal jepit ketika menengok anaknya.

Kakak saya tidak bisa menyembunyikan kekagumannya. Dia bilang begini ‘ Jokowi hidup sederhana pantas karena dia anak tukang kayu, tapi Jokowi bisa mendidik anak-anaknya untuk hidup secara sederhana ini luar biasa. Karena anak Jokowi itu anak pengusaha mebel sukses, Walikota, Gubenur dan Presiden”. Dengan lebih bersemangat dia melanjutkan “Coba lihat anak-anak Bupati, anak-anak Wali Kota, Gubernur yang lain, banyak yang hidup mewah dan bergaya seperti raja”.

Ahok adalah pengusaha dan anak seorang pengusaha sukses yang menjadi tokoh di Belitung karena sepak terjangnya. Keluarga ini katanya adalah keluarga yang sering membantu siapa saja yang kesusahan. Suatu hari Ayah Ahok bilang “Dengan uang yang kita miliki hanya bisa membantu sedikit orang, tetapi jika kamu menjadi pemimpin kamu bisa membantu banyak orang”.

Kata Ahok karena dorongan inilah dia terjun ke politik. Inilah “Niat Bener “ Ahok dan itu nampak dari sepak terjangnya mulai dari anggota DPRD, Bupati, anggota DPR, Wakil Gubenur dan Gubernur. Ditambah keberanian dan gaya khas kepemimpinnya selama ini, menjadikan Ahok sosok yang fenomenal.

Jadi bagi siapa saja yang ingin menjadi politisi atau yang sudah menjadi politisi coba tanyakan kembali apa “Niat” Anda terjun ke dunia politik. Lihatlah ketika politisi meski berasal dari partai berbasis agama, atau berasal dari pengusaha kaya yang masuk arena politik dengan “Niat” untuk mencari atau menambah kekayaan. Perhatikan sepak terjangnya, gaya hidupnya, tumbuh kembang gurita bisnisnya atau bahkan tambahan istri-istri dan selingkuhannya. Jadi untuk type politisi jenis ini bagaimanapun hebat, kawakan dan canggihnya “Political Coach” membantu membentuk citranya hasilnya tetap tidak membanggakan.

Lalu pertanyaannya mengapa mereka bisa terpilih menjadi wakil rakyat atau kepala daerah. Itu karena masih ada “anomaly” dalam dunia politik kita. Rata-rata tingkat pendidikan dan penghasilan masyarakat Indonesia masih rendah. Sehingga “money politik” masih punya peran besar lolosnya seseorang menjadi wakil rakyat atau kepala daerah. Cepat atau lambah masyarakat akan semakin pintar dan sejahtera. Sehingga akan tiba waktunya dimana hanya orang-orang yang punya “niat bener” yang masuk dunia politik yang dipilih oleh rakyat.

Kembali kepertanyaan mungkinkah Ahok kalah. Jika lawan-lawan yang muncul tidak punya track record yang mumpuni dan hanya sibuk mengkritisi Ahok hal yang remeh temeh bukan program atau masalah yang dirasakan masyarakat Jakarta, wassalam!

Selain itu para petinggi partai sibuk dengan dirinya sendiri. Mereka mencari calon berdasarkan hitung-hitungan parpol dan ukuran mereka sendiri. Tetapi belum mencari tokoh yang dibutuhkan masyarakat berdasarkan masalah yang dirasakan mereka. Parpol melihat masyarakat seperti anak kecil, disiapin makanan lalu suruh pilih, tidak ada menu alternatif.

Celakanya menu yang disiapin parpol-parpol sosok dan kualitasnya tidak jauh berbeda, cocok dan pas bagi parpol, tapi apakah cocok dengan kebutuhan dan masalah yang dirasakan masyarakat. Munculnya jalur alternatif yang digagas Teman Ahok apalagi terjadi di ibu kota cepat atau lambat akan merubah lanskap perpolitikan Indonesia. Parpol dipaksa untuk berubah menjadi partai modern.

Untuk kali ini parpol tidak bisa lagi main dengan cara-cara lama dalam pilkada DKI 2017. Selain Jakarta pintu Indonesia, parpol berkepentingan pilpres 2019. Ahok adalah petahana yang tangguh (baca: http://marketingbeneran.com/ahok-preketek/ ). Sehingga parpol harus mencari lawan Ahok yang sepadan. Salah satunya memajukan bupati atau walikota sukses yang ada didaerah. Jika nanti dibandingkan success story nya maka rakyat punya pilihan yang jelas. Selain pertarungan akan seru dan siapapun yang menang maka warga Jakarta diuntungkan dan masyarakat Indonesia secara umum juga diuntungkan.

Apakah Ahok begitu hebat sehingga tidak ada celah untuk dikalahkan, tidak !. Memang Ahok dianggap sebagai tokoh transformatif dengan merombak budaya kerja biroksasi, yang selama ini memang payah. Tegas, bersih dan bekerja keras untuk rakyat. Tetapi apakah program yang dia jalankan sudah efektif dan efisien. Jangan-jangan jika ada juga sosok yang berpengalaman dan sukses di daerah dan punya program kerja terobosoan untuk masalah DKI yang berbeda dengan Ahok, hasilnya jauh lebih baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun