Mohon tunggu...
Adi Inggit Handoko
Adi Inggit Handoko Mohon Tunggu... Dosen - Seseorang penghamba media sosial, Hobi denger Radio tertarik dengan isu gender

"Kau Terpelajar, Cobalah Bersetia Pada Kata Hati" (Pram, Dalam Bumi Manusia)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Refleksi Diri: Komunikasi Phatic

7 Maret 2016   10:28 Diperbarui: 7 Maret 2016   11:10 529
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bila kau patuh pada rajamu

lebih patuhlah pada ibumu

Bukannya gunung tempat kau meminta

Bukan lautan tempat kau memuja

Bukan pula dukun tempat kau menghiba

Bukan kuburan tempat memohon doa

Tiada keramat yang ampuh di dunia

Selain dari doa ibumu jua (lirik “Keramat” Rhoma Irama)

Lirik lagu diatas setidaknya menjadi pengingat penulis terhadap orang tua, terutama kepada ibu. Syurga ditelapak kaki ibu, Berbaktilah kamu terhadap orang tuamu, cintailah orang tuamu, dan patuhlah kamu terhadap orang tuamu maka insyallah pintu syurga terbuka untukmu. Tulisan ini mencoba menjadi perenungan penulis, setelah perjalanan panjang meniti hidup ini.  Tidak terlambat, tapi mungkin bisa jadi bahwa tulisan ini mencoba untuk menjadi penasehat diri sendiri. Bahwa kita akan menjadi orang tua, bahwa kita akan menjadi sosok inspirator bagi anak-anak kita (kelak).

Komunikasi Phatic

Memiliki keluarga yang utuh, keluarga yang harmonis, penuh kasih sayang, saling menjaga dan menghormati, sudah barang tentu kondisi yang diidamkan oleh setiap manusia. Rumah rasanya seperti  syurga. Kasih sayang diantara anggota keluarga merupakan roh terbentuknya keharmonisan di dalamnya. Sayangnya diluar sana masih banyak terjadi ketidakharmonisan di dalam keluarga, efeknya adalah perceraian, sering berantem, tidak saling menjaga dan menghormati. Hubungan cinta kasih harus sama-sama dipahami oleh setiap anggota keluarga, bukan hanya hubungan suami-istri, tapi juga hubungan orang tua kepada anak dan juga pun sebaliknya. Jika dalam konteks ini dipahami maka percikan-percikan api dalam keluarga tidak akan terjadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun