Benar, hingga saat ini, satu-satunya presiden Indonesia yang paling disukai orang banyak adalah Jokowi. Aspek rasa suka pada periode pemerintahan Jokowi juga bermacam-macam.
Ada yang menyebut karena pembangunannya, program kabinetnya, proyek-proyek yang menguntungkan pengusaha hingga kunjungannya pada daerah yang tak terjamah pemerintah pusat sebelumnya dan lain sebagainya.
---
Jumawa Jokowi?
Disisi lain, dengan namanya yang mengkilap, Jokowi dengan rasa percaya diri yang tinggi mengungkapkan jati dirinya yang asli. Sifat dasar seorang manusia memang sering terlihat pada saat ia merasa mampu berdiri sendiri, merasa dicintai, merasa berjasa, merasa seperti dewa.
Harta, tahta dan wanita.Â
Apapun yang berlebihan dari ketiganya akan membuat seseorang yang dipuja, dicintai dan beriman akan berubah akhlaknya pada keburukan, termasuk pengkhianatan hingga lupa diri.
Sifat asli Joko Widodo saat ini pada Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) terlihat bagaimana dia dengan mudah berbalik punggung. Seolah rakyat yang mencintai dia juga akan mendukung perilaku tidak beradab dalam hal etika.
Dua puluh tahun lebih PDI-P pasang badan demi memoles, memperindah dan membentengi citranya sebagai kader/petugas partai yang bertugas diluar partai (pejabat eksekutif).Â
Berbagai hujatan, fitnah dan kampanye hitam dilawan PDIP untuk Jokowi dan keluarganya (anak dan menantunya).
---
Pilu Mbah Siti.
Dengan segala yang diberikan PDIP pada mereka. Kita diingatkan pada kisah Nenek Siti Marbiah.
Sebuah kisah viral, mirip dengan yang dialami partai besutan Megawati Soekarnoputri itu.
Siti Marbiah, seorang nenek yang mengangkat seorang anak dan membesarkannya yang justru terusir dari rumah oleh sang anak!
Seperti pernah diberitakan di berbagai media,  Siti Marbiah atau mbah Siti (73) terusir dari rumahnya oleh anak angkatnya sendiri. Anak yang  dirawat dengan kasih sayang, dibesarkan hingga dikuliahkan.
Tidak sampai disitu, karena kasih sayang yang tulus mbah Siti terhadap sang anak, beliau bahkan memberikan sertifikat rumah atas nama angkat.
Namun, anak berinisial 'AY' ini seolah tidak tahu balas budi, Mbah Siti yang telah mengurusnya sejak umur 2 (dua) tahun tersebut dengan tega diusirnya dari rumah yang diberikan untuknya.
Menurut informasi, Siti Marbiah warga Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan  sejatinya ia mendapatkan harta waris dari orangtuanya dengan syarat tidak boleh diperjualbelikan.
Tetapi, karena besarnya rasa sayang terhadap AY, Siti Marbiah rela diam-diam menjual asetnya itu dan membelikan rumah atas nama sang anak angkat.
Bahkan selama 40 tahun bersama anak angkatnya yang sudah menikah itu, mbah Siti masih seperti pelayan yang mencuci pakaian keluarga sang anak sampai bersih-bersih di rumah dimana dia seharusnya dituakan - Â dijadikan ibu suri yang dilayani.Â
AY sungguh tidak tau terima kasih.
Sebagai seorang dengan adat  ketimuran, bukankah datang ada muka, pulang ada punggung?
Bersyukur pada yang Kuasa, berterima kasih pada jasa manusia adalah akhlak kita.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI