Mohon tunggu...
Adie Sachs
Adie Sachs Mohon Tunggu... Penulis - Hanya Itu

Happy and Succesfull... #Alert #Reveal

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

JK (Untuk) Jokowi, Permainan Seribu Kaki Golkar

28 Maret 2014   03:33 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:22 1039
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Melihat tingginya kesempatan Jokowi dalam kompetisi Pilpres mendatang, salah satu tokoh Golkar yang dianggap cukup netral dan diterima masyarakat adalah mantan Wakil Presiden, Jusuf Kalla ikut dikaitkan dengan calon PDIP itu. Sebelumnya JK juga menjadi unggulan di partai milik Nahdliyin, PKB  termasuk kemungkinan dari Partai Persatuan Pembangunan.

JK bisa jadi  menjadi salah satu alternatif bagi pendamping Jokowi, ketika electoral treshold PDIP hanya cukup untuk menyumbang seorang Capres. Jika hanya menguasai 20 persen suara di Legislatif, maka PDIP tidak akan sanggup mengusung Capres - Cawapresnya sendiri. Dan menurut hasil survey, seperti dirilis oleh Charta Politika baru baru ini, dengan kekuatan sedemikian, maka PDIP mau tidak mau harus berkoalisi dengan partai lain.

JK bolehjadi menjadi pilihan, meski akan berkompetisi dengan sesama Golkar (ARB) seperti yang lalu lalu, namun hasilnya akan mudah dilihat versi koalisinya, Golkar tetap ada didalam kekuasaan seandainya ARB keok. Bahkan seandainya Prabowo Subianto yang memenangkan pilpres sekalipun, atas nama masa lalu dan almamater, saya cukup percaya diri menyatakan bahwa Golkar akan jadi pemilik kursi di kabinet yang akan dibentuk. Demikian juga jika Jokowi akhirnya dipasangkan dengan JK dan menang di pilpres, maka (saya ulangi lagi) Golkar akan menjadikannya pintu masuk kekuasaan dengan kata halusnya KOALISI. Sebab dia adalah kaki lain dari seribu kaki Golkar.

Kita harus jujur melihat bahwa apapun kondisi perpolitikan di Indonesia kini, dengan lebih dari sepuluh partai yang berkompetisi, dominasi "rasa Golkar" masih teramat kental. Sebab Orde Baru hanya kehilangan Soeharto, namun anak didiknya ada dimana mana. Apakah itu menjadi Hanura, Gerindra, Demokrat bahkan Nasdem dan PKPI sekalipun. Semuanya akan ber-afiliasi pada Golkar. Karena sebenarnya mereka hanya Co-Branding dari simbol kekuasaan ORBA itu, tidak lebih. Sehingga, anda pilih yang manapun, Golkar akan mereka ajak berkoalisi di pemerintahan jika mereka menang.

PDIP hanya memiliki sedikit pilihan berkoalisi, seperti P3, yang sayangnya sedang digawangi seorang yang tidak dipercaya masyarakat dalam memimpin Departemen Agama. Siapa yang bisa percaya pada Surya Dharma Ali? Meskipun keberadaanya ditolak oleh sebagian besar DPW dalam mukernas di Bandung Februari lalu, namun dia tetap memiliki suara yang cukup kuat. Anggota DPW P3 tentu masih ingin melihat adanya sosok seperti Hamzah Haz yang sangat dekat dengan PDIP, namun SDA telah menjauhkan partai itu dari koalisi idealnya sejak Demokrat berkuasa.

Kalau Jokowi dipasangkan dengan JK, maka keinginan sebagian besar orang yang ingin Golkar jauh dari kekuasaan adalah harapan sia-sia. Sebab, Golkar pasti diajak turut serta... karena JK adalah kaki lain dari sekian banyak kaki yang dimiliki Golkar,... sebab mereka dengan canggih telah membangun banyak kekuatan melalui berbagai partai yang platformnya sebenarnya  setali tiga uang. Tidak ada beda antara partai Hanura, Gerindra, Demokrat, Nasdem dan PKPI . Adakah kalian lihat itu?

Jadi, apapun hasil pemilihan ini, sebenarnya kita hanya melihat persaingan antara Golkar dan partai turunannya, partai Islam dan PDIP. Sayangnya partai Islam tidak sedang populer karena cap munafik yang disematkan pada para pemimpinnya, dengan skandal korupsi yang tidak tanggung tanggung.

=SachsTM=

Note:

Co-Branding adalah istilah yang biasanya kita temukan dalam bidang ekonomi, dimana sebuah produk / merek dibuat untuk melindungi / meningkatkan image produk yang sama dari perusahaan yang sama. Contohnya Supermie untuk melindungi Indomie... atau Citilink untuk Garuda...   toh hasilnya sama aja... untuk dia dia juga :)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun