Mohon tunggu...
Adie Sachs
Adie Sachs Mohon Tunggu... Penulis - Hanya Itu

Happy and Succesfull... #Alert #Reveal

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Jokowi Ungkap Wujud Asli Bambang W dan AS

25 Januari 2015   04:00 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:25 2716
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Tersangka kasus Pilkada Kotawaringin Barat, Bambang Widjojanto (BW) boleh jadi merasa bak pahlawan yang dielu-elukan saat pulang perang. BW bahkan lebih jauh memanfaatkan momentum kepulangannya dari Markas Besar Kepolisian dengan melayani berbagai pertanyaan wartawan sembari sesekali memainkan opini pribadi demi kepentingannya. Opini yang justru mengindikasikan bahwa ia memang benar bagian dari mereka yang sudah terjerumus ke dalam kubangan kepentingan politisi busuk. Beberapa pernyataan BW menunjukkan kuatnya indikasi bahwa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah dipergunakan sebagai benteng utama untuk meruntuhkan kepercayaan publik kepada pemerintahan yang sedang berjalan.

Menurut BW kasus penangkapannya tidak berdiri sendiri. Bambang tampak ikut bersikeras memaksakan kasus ini berhubungan dengan penetapan calon Kapolri, Komisaris Jenderal Budi Gunawan, sebagai tersangka. BW, sebagaimana Abraham Samad sudah terlalu jauh menganggap bahwa diri pribadi mereka adalah KPK itu sendiri. Sehingga setiap ada perlakuan orang atau institusi yang coba membuka aib/borok masa lalu mereka, hal itu serta merta dianggap sebagai serangan kepada lembaga KPK.

====

"Kalau melihat pengetahuan dan pengalaman saya dalam menangani kasus, ini pasti tak berdiri sendiri," katanya di rumahnya di Depok, Jawa Barat, Sabtu, 24 Januari 2015. Ia juga mengatakan, manuver yang terjadi sekarang bukan lagi melemahkan, tapi menghancurkan KPK. (Dikutip dari tempo.co)

====

Oleh sebagian kalangan, pernyataan spekulasi ini dijadikan sebagai bukti tanpa dasar yang valid. Bambang hanya mencoba menghubungkan satu dengan lain hal dengan logika subjektif dan menganggapnya sebagai bukti. Bukankah bukti itu tidak boleh samar? Menarik benang merah dari peristiwa berurutan terkadang cukup riskan untuk menjadikannya sebagai sebuah bukti. Dan bukti semacam itu hanya menimbulkan kekisruhan lebih jauh yang bisa mengorbankan mereka yang tidak bersalah.

Laporan Politikus PDIP

Politisi PDIP Sugianto Sabran adalah saksi pelapor atas ketersangkaan Bambang Widjojanto. Laporan yang oleh Badan Reserse dan Kriminal Polri gunakan sebagai alasan mencokoknya ke Mabes Jum'at kemarin. Sabran adalah anggota DPR dari Fraksi Partai Demokasi Indonesia Perjuangan periode 2009-2014. Politisi pengusaha yang juga mantan suami artis Ussy Sulistiawaty itu dianggap melakukan balas dendam dengan laporannya yang dianggap sudah terlalu lama dari tahun kejadian ( 2010 ).

Sebelumnya ada kejadian yang dianggap sebagai serangan oleh politikus PDIP lain kepada Ketua KPK, Abraham Samad. Pelaksana Tugas Sekretaris Jenderal ( Plt. Sekjen ) PDIP Hasto Kristiyanto dianggap melakukan serangan Ketua KPK Abraham Samad karena berusaha mengungkap enam pertemuan politis yang pernah dilakukan Abraham Samad dengan PDIP.

Pertemuan tersebut terkait dengan ambisi AS yang ingin disandingkan dengan Joko Widodo sebagai calon wakil presiden. Megawati yang tidak memberi respon pada keinginan AS itu kemudian menjadi target serangan pihak pihak yang kecewa dengan sandi kampanye Megawati Bodoh.

Keinginan koalisi pendukung Jokowi yang tetap mendukung Budi Gunawan sebagai Kepala Polri disebutkan sebagai sebuah kengototan Megawati. Bahkan pernyataan Ketua Umum Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia Sutiyoso, usai pertemuan di Teuku Umar ( Selasa malam, 13 /01/ 2015) dianggap sebagai konfirmasi. Bang Yos mengaku Mega sempat mempertanyakan alasan KPK menetapkan Budi Gunawan sebagai tersangka kasus suap.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun