Tuhan, semoga pantatku padat dan berisi,
agar saat aku melangkah di tengah
keramaian, seseorang yang entah siapa
melihat cetakan jejak-jejakku di celana
dan, tanpa sadar, berbisik lirih, "Aduh."
Tuhan, semoga dua tahun ke depan
pantat yang kurus dan kempis ini
mengembang subur:
tanpa implan, tanpa saldo 900 miliar,
tanpa jus alpukat, tanpa gluten, tanpa
diet stalking, tanpa segala macam.
Tuhan, aku benci celana jeans, legging, yoga---
Mereka membungkusku dengan sengaja,
membuat diriku menyembul hanya untuk
sensasi.
Tuhan, saat mereka hangout, ngemil, mabuk,
makan besar tanpa ampun, setelah semua
rasa nikmat tertelan berjam-jam kemudian
aku jadi tempat penampung tai--- datang
bertubi-tubi, usus dua belas jari harus buatku
mencret agar mereka berkata, "Plong!".
Tuhan, ketika mulut mereka muncrat oleh muntah,
aku hanya ingin menjadi bagian kecil dari sistem
tubuh yang lelah, mungkin sesekali memohon: cukup.
Amin.
**
M Sanantara
Bgr, 23122024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H