kau berlagak sangat romantis
bergerak ke depan dengan kaki terseret
kau hampiri aku, haus dahaga darah
mencabik-cabik mungil dagingku
seakan itulah tarian dari perburuan terakhir
matamu penuh pesona, gelap nan buas
jiwamu bukan mayat, adalah makhluk api
gaya makanmu tanpa jeda
terlihat anggun di mataku
kedinginanmu menusuk jiwaku