Aspek lainnya ialah aset tak-berwujud yang dimiliki oleh sebuah perusahaan. Aset tak-berwujud wujudnya bisa bermacam-macam, seperti paten, reputasi, dan "privilege" tertentu.
Berbicara soal "privilege", saya pernah menemukan sebuah saham perusahaan energi yang mempunyai "privilege" untuk memasok listrik ke beberapa kawasan industri. Jika dilihat dari peta persaingannya, maka perusahaan tadi hampir tidak memiliki kompetitor.Â
Pasalnya, dia menjadi satu-satunya perusahaan energi yang punya hak untuk menyalurkan listrik ke kawasan industri tersebut. Betapa enaknya!
Perusahaan tersebut sejatinya bisa merasa aman dari serangan kompetitor, dan calon kompetitor tidak akan berani masuk karena "privilege"-nya tadi. Perusahaan tadi jelas punya "moat" yang tinggi!
"Moat" yang tinggi memungkinkan sebuah perusahaan bisa bertahan lama, atau bahkan memenangkan pasar. Tanpa adanya "moat" yang tinggi, sebuah perusahaan bisa terjungkal dan terpental oleh kompetitornya. (Ingat kasus Uber yang beberapa tahun lalu terpaksa "angkat kaki" karena kalah bersaing dengan Gojek dan Grab yang sudah sangat mendominasi pasar.)
Seperti halnya sepak bola, dunia bisnis memang sarat kompetisi. Jika di sepakbola yang dikejar adalah kemenangan, maka di bisnis, yang dicari adalah penjualan.
Tim yang mengumpulkan banyak kemenangan akan tampil sebagai jawara, sementara perusahaan yang sukses mengoleksi banyak penjualan akan memetik banyak laba.
Jadi, di antara Inggris, Belanda, Spanyol, dan Perancis, menurut kamu, siapa yang mempunyai "moat" yang tertinggi di Euro 2024?
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI