Mohon tunggu...
Adica Wirawan
Adica Wirawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - "Sleeping Shareholder"

"Sleeping Shareholder" | Email: adicawirawan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Artikel Utama

Belajar Melihat "Moat" Lewat Euro 2024

8 Juli 2024   10:00 Diperbarui: 8 Juli 2024   13:00 574
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Euro 2024/ Sumber: https://bola.kompas.com

Dalam dunia investasi saham, semua faktor yang menciptakan keunggulan tadi kerap disebut sebagai "moat".

Istilah "moat" sejatinya dipopulerkan oleh investor kawakan Warren Buffett dan Charlie Munger. Tak hanya tim-tim yang berlaga di Euro, sejumlah perusahaan yang berkompetisi di dunia juga mempunyai "moat" yang berbeda-beda.

Perusahaan unggulan adalah perusahaan yang mempunyai "moat" yang tinggi. Perusahaan tersebut biasanya mempunyai produk atau jasa yang sulit disaingi oleh perusahaan sejenis lainnya. Perusahaan seperti itu umumnya akan terus memenangkan persaingan dan meninggalkan rival-rivalnya di belakang. (Buffett dan Munger menyukai perusahaan tersebut, dan menyebutnya "wonderful company".)

Tinggi-rendahnya "moat" yang dimiliki sebuah perusahaan bisa dilihat dari beberapa aspek. Sebut saja skala ekonomi yang dimilikinya. Aspek itulah yang kerap saya pertimbangkan dalam memilih saham.

Saya suka pada saham perusahaan bagus yang menjadi pemimpin pasar. Tandanya? Perusahaan tadi mempunyai penjualan yang lebih besar daripada kompetitornya. Semakin besar angka penjualannya maka semakin besar pula skala ekonomi yang dimilikinya.

Atas dasar itulah, perusahaan pesaing akan susah mengejarnya.

Ada sejumlah perusahaan asal Indonesia yang mempunyai "moat" yang tinggi. Di antaranya ialah Indofood.

Saya kira, kamu yang membaca artikel ini pasti pernah mencicipi atau bahkan "menggilai" produk-produk yang dihasilkan oleh Indofood, seperti Indomie, Sarimi, Sakura, Indomilk, Chitato, Qtela, dan seterusnya.

Produk-produk tadi mempunyai keunggulan di atas produk-produk sejenis. Biarpun tiap-tiap orang aslinya bisa bikin mie instan sendiri, tapi entah mengapa, rasa yang ditawarkan Indomie susah tergantikan. Alhasil, jangan heran, kalau kamu ditanya soal mie instan favorit, maka jawabannya ya "dia lagi-dia lagi".

Indofood sudah mempunyai skala ekonomi yang luas. Produk-produknya sudah membumi di masyarakat luas, tak hanya level domestik tapi juga mancanegara (bahkan, di Nigeria, Indomie sempat diklaim produk mereka lho!).

Dengan skala ekonomi sebesar itu, rasanya amat-sangat sulit menyaingi Indofood (dan kalaupun ada orang yang ingin bikin perusahaan tandingan, maka dia harus punya modal uang triliunan, dan belum tentu menang juga!).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun