Mohon tunggu...
Adica Wirawan
Adica Wirawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - "Sleeping Shareholder"

"Sleeping Shareholder" | Email: adicawirawan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Belajar "Persahaman" dari Queen of Tears

8 April 2024   10:00 Diperbarui: 8 April 2024   12:50 1459
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di sisi lain, Eun-Seong diam-diam terus mengakumulasi saham Queen. Akhirnya, ia pun berhasil menjadi pemegang saham terbesar kedua Queen Group. Dengan demikian, ia mempunyai kekuasaan untuk mengatur manajemen dan mengendalikan perusahaan.

Kekuasaan tersebut bertambah besar berkat Seul-Hee. Karena Seul-Hee memegang surat kuasa yang memungkinkannya untuk mengatur segala urusan Ketua Hong, maka ia bisa saja menyerahkan semua saham mayoritas Ketua Hong untuk dibeli oleh Eun-Seong. Alhasil, biarpun baru menggenggam 31%, namun sebetulnya ia sudah menguasai lebih dari 70% saham Queen.

Hal itulah yang kemudian membikin hidup semua anggota Keluarga Hong berubah total. Mereka diusir dari rumah, diberhentikan dari perusahaan, dan diperlakukan seperti orang biasa, karena mereka bukan lagi pemilik perusahaan. Mereka bukan siapa-siapa.

Belajar Dunia Persahaman

Saya pribadi mengapresiasi penulis skenario Queen of Tears Park Ji-Eun. Ia tak hanya menyajikan cerita yang menarik, tapi juga mengenalkan dunia korporat yang kompleks. Alhasil, Queen of Tears terasa begitu berbobot, dan kita seolah dibuat penasaran untuk menantikan episode selanjutnya.

Selain itu, lewat drakor tersebut, kita juga jadi belajar beberapa hal tentang dunia persahaman dan investasi.

Pertama, saham adalah bukti kepemilikan atas sebuah perusahaan.

Semakin besar jumlah saham yang kamu miliki maka semakin besar kekuasaan yang kamu punya atas perusahaan tersebut.

Saat mayoritas saham Queen masih digenggam oleh Ketua Hong maka keluarganya dapat hidup makmur. Mereka mempunyai kekuasaan atas semua hal yang dimiliki perusahan, mulai dari aset, jabatan, hingga karyawan.

Namun, begitu sahamnya berpindah tangan, nasib keluarganya pun berubah. Mereka tak lagi bisa mengatur karyawan sesuka hati karena mereka bukan lagi pemilik perusahaan. Jangankan disuruh melakukan tugas berat, diminta membuat kopi saja karyawannya belum tentu mau.

Kejadian seperti itu sebetulnya tidak hanya terjadi di drama. Di kehidupan nyata pun pernah terjadi. Saya ingat pernah menonton sebuah podcast yang menghadirkan Edwin Soeryadjaya. Edwin adalah anak dari William Soeryadjaya, salah satu founder Astra.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun