Mohon tunggu...
Adica Wirawan
Adica Wirawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - "Sleeping Shareholder"

"Sleeping Shareholder" | Email: adicawirawan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Inilah Obat Anti "Baper" Saat Cutloss Saham

25 Desember 2023   10:00 Diperbarui: 25 Desember 2023   11:35 668
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dulu investor legendaris Warren Buffett pernah menyampaikan dua macam peraturan yang dia pegang teguh sewaktu dia berinvestasi di pasar saham. "Peraturan pertama, jangan pernah kehilangan uang," ujarnya. "Peraturan kedua, jangan lupa peraturan pertama."

Perkataan tadi tentunya mempunyai makna tersirat yang layak direnungkan. Lewat perkataan tersebut, Buffett sejatinya mau mewanti-wanti siapapun yang ingin berinvestasi di pasar saham untuk lebih berhati-hati dan bersikap bijak dalam mengambil keputusan.

Perkataan itu tentu bisa terucap bukan tanpa sebab. Buffett sadar betul bahwa seperti sekeping koin, pasar saham mempunyai dua sisi yang bertolak belakang. Di satu sisi, pasar saham bisa menghasilkan "cuan" yang besar, tapi di sisi lain bisa juga menciptakan malapetaka. Bukankah sudah sering kita dengar di forum-forum investor atau di berita, bahwa alih-alih memperoleh keuntungan, berinvestasi di saham malah bisa bikin rugi.

Nilai kerugiannya tentu saja relatif jumlahnya, mulai dari ratusan ribu, jutaan, hingga miliaran rupiah! Saya pribadi, pada tahun ini, mengalami kerugian yang lumayan besar, setidaknya untuk "investor recehan" seperti saya. Kerugian investasi pada tahun ini agaknya menambah rekor kerugian yang pernah saya alami selama berinvestasi saham.

Sejujurnya, saya tidak pernah mencatat sudah berapa kali saya mengalami kerugian investasi. Meskipun saya bisa saja memeriksanya di aplikasi sekuritas, namun saya tidak tertarik melakukannya, semata-mata karena menganggap bahwa kerugian itu adalah cerita masa lalu.

Biarpun begitu, saya merasa bahwa seiring berjalannya waktu, kerugian yang saya tanggung jumlahnya semakin bertambah besar. Awal-awal berinvestasi saham, saya ingat pernah merugi sekitar lima ratus ribuan. Namun, semakin lama, jumlah kerugiannya justru membengkak jadi jutaan hingga bahkan puluhan juta!

Hal itu bisa terjadi bukan tanpa alasan. Faktor bertumbuhnya dana kelolaan sangat berpengaruh atas kejadian tersebut. Semakin besar dana yang kamu kelola maka semakin besar pula risiko yang bakal kamu terima. 

Kalau kamu mengelola modal sekitar sejuta rupiah misalnya maka kamu berisiko merugi beberapa ratus ribu. Jika dana kelolaan kamu mencapai satu miliar maka kamu mesti siap-siap menerima risiko kerugian hingga ratusan juta.

Faktor lainnya adalah diversifikasi portofolio. Diversifikasi portofolio adalah upaya meminimalkan risiko dengan membeli sejumlah saham. Harapannya, kalau salah satu saham yang dibeli "bocos" (rugi) maka masih ada saham lain yang selamat atau bahkan untung. Nantinya, saham yang mencetak untung tadi bisa menutupi nilai kerugian yang disebabkan oleh saham yang "boncos". Alhasil, nilai portofolio yang dikelola bisa tetap aman.

Setiap orang mempunyai prinsip yang berbeda-beda dalam melakukan diversifikasi. Ada yang menyebar modalnya ke lebih dari 30 saham yang berbeda. Ada pula yang mengonsentrasikannya pada sedikit saham saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun