Mohon tunggu...
Adica Wirawan
Adica Wirawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - "Sleeping Shareholder"

"Sleeping Shareholder" | Email: adicawirawan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

"Filosofi Teras" untuk Investor Saham

14 Agustus 2023   10:00 Diperbarui: 14 Agustus 2023   14:49 424
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Investor saham (Sumber: Tima Miroshnichenko/Pexels)

Saya kira, filsafat ini bisa membantu mengatasi emosi negatif yang muncul di batin para investor saat berinvestasi saham. Dengan mempraktikkannya, saya rasa, para investor bisa "berdamai" dengan segala kemungkinan yang bisa terjadi sewaktu yang bersangkutan aktif berdagang saham.

Seperti diketahui, salah satu ajaran fundamental dari Stoisisme adalah dikotomi kendali. Dikotomi kendali mencakup segala hal yang berada di dalam kendali kita, dan yang di luar kendali kita.

Semua hal yang berada di dalam kendali kita jumlahnya memang sedikit, seperti akal sehat kita, reaksi kita, dan perbuatan kita. Sementara, yang berada di luar kendali kita daftarnya banyak. Kemampuan kita dalam membedakannya bisa membuat sudut pandang kita berubah sewaktu mengalami sebuah peristiwa.

Konsep dikotomi kendali bisa dipraktikkan sepenuhnya dalam berinvestasi saham. Seorang investor yang memahami dan meresapi dikotomi kendali di hatinya bakal bisa membedakan dengan jelas bahwa ada hal-hal di dalam kendalinya, dan ada juga hal-hal di luar kendalinya.

Apa saja yang berada dalam kendalinya? Semua upaya yang bisa dilakukan, seperti membaca laporan keuangan, menyimak public expose, dan meliput berita terkait dengan emiten, serta mengumpulkan sebanyak mungkin data untuk merumuskan tesis investasi demi memperkuat keyakinan dan keputusan investasi yang dilakukan.

Saya kira, semua itulah yang bisa dikerjakan oleh seorang investor, dan selebihnya berada di luar kendalinya. Alhasil, apakah nanti harga saham yang dibelinya naik atau turun itu bukanlah sesuatu yang bisa dikendalikannya. Tugasnya hanyalah memilih saham yang mempunyai kriteria bagus, dan menyerahkan hasilnya sepenuhnya kepada pasar.

Namun, bukankah harga saham bisa dikendalikan, digoreng, dan dimanipulasi sedemikian rupa oleh pihak-pihak tertentu?

Jawabannya memang bisa, tapi itu hanya sementara saja.

Kita tentu masih ingat kasus tentang influencer tertentu yang sangat getol mem-pompom saham yang fundamentalnya tidak jelas, hingga harga sahamnya kemudian naik gila-gilaan dalam waktu singkat.

Hal itu bisa dibilang sebagai upaya mengintervensi pasar, yang menciptakan kesan bahwa ternyata pasar saham bisa dengan mudah dikendalikan.

Namun, sebetulnya tidak demikian. Sebab jika kita melihat horison jangka panjang, maka begitu efek pompoman tadi lenyap, harga sahamnya bakal anjlok tidak terkendali, dan pihak yang memanipulasi saham tadi juga tidak punya kendali untuk mengangkat harga sahamnya lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun