Mohon tunggu...
Adica Wirawan
Adica Wirawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - "Sleeping Shareholder"

"Sleeping Shareholder" | Email: adicawirawan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Tanggal Tua? Saatnya Belanja Saham!

25 Oktober 2021   07:00 Diperbarui: 25 Oktober 2021   08:16 1153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Makanya, “window dressing” pada tahun ini adalah peristiwa yang langka. Investor mesti memanfaatkannya sebaik mungkin, sebab pada tahun berikutnya, kesempatan semacam ini belum tentu bakal terulang lagi. Ada sejumlah strategi yang bisa diambil, di antaranya, ialah sebagai berikut.

1. Memilih Saham yang Secara Historis Mengalami Kenaikan Harga pada Momen “Window Dressing

Dalam pasar saham, sejarah kerap berulang, terutama dalam momen “window dressing”. Jika kita mencermati chart demi chart, maka kita akan menemukan kecenderungan bahwa ada sejumlah saham yang “rutin” naik harganya pada waktu “window dressing”.

Saham-saham inilah yang wajib diperhatikan dan dipilih. Sebab, kalau pada tahun-tahun sebelumnya harganya selalu naik, maka pada tahun ini pun, hal yang sama bisa terjadi lagi.

2. Abaikan “Saham Gorengan”, Yang Pergerakan Harganya Begitu Volatil

Meski umumnya hampir semua saham harganya ikut naik, namun ada saja saham-saham tertentu yang kenaikannya di luar batas kewajaran.

Saham jenis ini boleh dikategorikan sebagai saham gorengan, mengingat harganya bisa naik tajam, hingga auto reject atas berjilid-jilid.

Padahal, kalau dilihat dari laporan keuangan, kinerja perusahaannya sendiri sedang jelek, atau bahkan rugi. Jadi, apabila ada saham yang secara fundamental masih minus, tetapi harga sahamnya sudah plus-plus, maka hal ini tentu menimbulkan tanda tanya! 

Oleh sebab itu, sebaiknya hindari saham demikian, meskipun harganya menyentuh ara berhari-hari, karena tingkat risikonya begitu tinggi.

3. Melakukan Diversifikasi Saham Secara Terukur

Biarpun kita sudah menemukan saham yang dari tahun ke tahun cenderung naik harganya pada momen “window dressing”, dan saham tersebut bukanlah saham gorengan yang pergerakan harganya tidak jelas, namun bukan berarti kita hanya membeli saham tersebut saja.

Hal itu jelas cukup berisiko, mengingat bisa saja, kita membelinya tatkala harganya sudah naik lebih dulu sebelum “window dressing” dimulai, sehingga sewaktu “window dressing” terjadi, harga sahamnya tidak ke mana-mana, atau bahkan turun akibat profit taking yang dilakukan oleh investor lain!

Untuk meminimalkan risiko demikian, sebaiknya kita melakukan diversifikasi. Belilah 3-10 saham yang berbeda, dengan porsi yang berimbang, sehingga jika ada saham yang underperfoam, masih ada saham lain yang harganya terbang. Dengan cara inilah, risiko yang ditanggung jadi lebih sedikit, sementara cuan yang bisa diperoleh jadi lebih besar.

Hampir semua investor, termasuk saya, menantikan momen “window dressing”. Sebab, setelah setahun berinvestasi di pasar saham, tibalah masa panen. Alhasil, selamat menikmati “window dressing”! Selamat menikmati cuan!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun