Mohon tunggu...
Adica Wirawan
Adica Wirawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - "Sleeping Shareholder"

"Sleeping Shareholder" | Email: adicawirawan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Beda Buyback Ronaldo, Beda Buyback Saham

30 Agustus 2021   07:00 Diperbarui: 30 Agustus 2021   09:25 1190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kembalinya Cristiano Ronaldo ke MU| Sumber: FRANCISCO LEONG/AFP via Kompas.com

Sebuah Pengalaman

Dalam berinvestasi di pasar saham, saya pun pernah melakukan buyback tersebut. Sebut saja buyback saham produsen kelapa sawit yang saya lakukan pada pertengahan tahun ini.

Saham tersebut sebetulnya sudah pernah saya koleksi pada tahun 2020 lalu. Meskipun pada waktu itu, kondisi IHSG sedang drop, namun saya tetap nekat memborong sahamnya.

Alasannya? Karena laporan kuartal 1-nya menunjukkan pertumbuhan laba yang bagus. Jika dibandingkan dengan kuartal 1 pada tahun 2019, laba-nya melesat hingga 800%! Maka, jangan heran, begitu laporan keuangannya selesai dirilis, maka harga sahamnya langsung diapresiasi oleh pasar.

Selain itu, kebetulan sahamnya juga memang sedang terdiskon. Pada waktu itu, harga sahamnya berada di kisaran 6500-an, sementara nilai buku per sahamnya adalah 10.000-an. Alhasil, saham tersebut dinilai lebih rendah 35% oleh pasar.

Dengan sedikit melakukan riset, saya memutuskan membelinya. Tanpa harus menunggu lama, harga sahamnya ternyata sanggup lepas landas. Setelah harganya menyentuh 8800-an, saya memilih menjual semua sahamnya dan mengantongi cuan sebesar 30%.

Saham tersebut kemudian melanjutkan penguatan hingga sempat menyentuh harga 12.000-an pada awal januari 2021, sebelum akhirnya turun secara bertahap ke harga 6000-an.

Penurunan tersebut bisa terjadi karena sejumlah faktor, di antaranya, kondisi IHSG yang sedang lesu dan penurunan laba kuartal 1 tahun 2021, yang mengakibatkan prospeknya tampak redup. Alhasil, ada banyak investor yang memutuskan melego sahamnya, hingga harganya meluncur cukup dalam.

Nah, penurunan tersebut kemudian terhenti. Sebab, pada kuartal 2 tahun 2021, pertumbuhan laba-nya ternyata membaik. Pencapaian ini tentu tidak lepas dari pengaruh peningkatan harga cpo yang cukup signifikan.

Saya kemudian mengecek lagi fundamentalnya. Semuanya masih sama seperti tahun sebelumnya. Tidak ada perubahan yang drastis dan dramatis, yang sanggup menggoyahkan keyakinan saya untuk membeli kembali sahamnya. Oleh sebab itu, tanpa membuat pertimbangan lebih lanjut, saya langsung menyerok sahamnya kembali alias melakukan buyback saham.

Sampai tulisan ini dibuat, saya masih menggenggam sahamnya. Hasilnya? Memang belum terlihat. Namun, jika dilihat secara analisis teknikal, bukan sesuatu yang aneh kalau harganya berpotensi naik dalam jangka panjang. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun