Mohon tunggu...
Adica Wirawan
Adica Wirawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - "Sleeping Shareholder"

"Sleeping Shareholder" | Email: adicawirawan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ketika Alat Musik dari Relief Candi Borobudur "Bersuara" dengan Penuh Sukacita

15 Mei 2021   07:00 Diperbarui: 15 Mei 2021   07:00 1030
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Replika Alat Musik dari Relief Candi Borobudur/ Sumber: https://japungnusantara.org/sound-of-borobudur/

Meskipun durasinya relatif singkat, namun pentas tadi membutuhkan proses pengerjaan yang lumayan rumit. Maklum, tidak mudah mereplika alat musik di relief candi karena semuanya terpendam di bawah tanah. Alhasil, proses replika hanya bisa dilakukan berbekal referensi literatur saja.

Replika Alat Musik dari Relief Candi Borobudur/ Sumber: https://japungnusantara.org/sound-of-borobudur/
Replika Alat Musik dari Relief Candi Borobudur/ Sumber: https://japungnusantara.org/sound-of-borobudur/
Proyek untuk "membangkitkan" alat musik lain yang masih "tertidur" di relief Candi Borobudur kemudian terus berlanjut pada tahun-tahun berikutnya. Jika sebelumnya hanya berjumlah sedikit, maka pada pagelaran Sound of Borobudur tahun 2021, sudah ada 200 alat musik yang berhasil direplika bentuknya dari relief Candi Borobudur.

Karena tidak diketahui suara aslinya, maka tunning (penalaan) alat musik tersebut menggunakan standar yang sudah baku. "Soal Borobudur kan gambaran visual yang lebih banyak. Kalau suara kan gak pernah ada yang tahu. Jadi, saya lebih ke multitafsir apa yang ada sekarang. Saya sesuaikan dengan standar internasional," kata Dewa Budjana, dalam pembukaan seminar online Sound of Borobudur 2021.

Sejumlah musisi yang terpilih memainkan alat musik tersebut juga berasal dari kalangan profesional. Mereka di antaranya adalah Chaka Priambudi, Taufan Irianto Siswadi, Fariz Alwan, Bintang Indrianto, Dewa Budjana, dan Trie Utami. Masing-masing memainkan alat musik hasil replika, yang dinilai mempunyai kemiripan dengan alat musik dari 34 provinsi di Indonesia dan 40 negara di dunia.

Para musisi tadi kemudian menampilkan sejumlah lagu, di antaranya Jataka, Lan E Tuyang, dan Indonesia Pusaka. Semua lagu tadi dibawakan dengan nuansa etnik yang kental dan penuh harmoni.


Wonderful Indonesia

Pagelaran Sound of Borobudur yang diselenggarakan bulan April 2021 tersebut dinilai turut memperkaya budaya Indonesia. Lewat pagelaran ini, kita jadi lebih mengenal Borobudur lebih dalam.

Alhasil, Borobudur kini tak lagi hanya dipandang sebagai candi yang banyak menampilkan simbol-simbol Ajaran Buddha, tetapi juga dinilai memuat "memori kolektif" tentang kebudayaan (baca: bermusik) masyarakat Jawa Kuna yang begitu berharga.

Hal ini tentunya menimbulkan sebuah kebanggaan. Sebab, dari situ, kita bisa tahu bahwa nenek moyang kita ternyata sangat berbudaya, dan kebudayaan yang dimiliki mempunyai nilai yang tinggi. Oleh sebab itu, untuk mengenalkan budaya tersebut, rasanya tidak salah jika pagelaran tadi menjadi bagian penting dari program Wonderful Indonesia yang digaungkan pemerintah.   

Upaya Trie Utami dan kawan-kawan untuk menghadirkan alat musik tersebut juga patut diapresiasi. Upaya tersebut mirip dengan cerita para pemburu harta karun, yang begitu berani menerobos hutan belantara untuk menemukan sebuah kota kuno yang menyimpan banyak benda berharga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun