Mohon tunggu...
Adica Wirawan
Adica Wirawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - "Sleeping Shareholder"

"Sleeping Shareholder" | Email: adicawirawan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

"Kontrarian", Strategi Investasi Saham ala Rambo

5 April 2021   07:00 Diperbarui: 5 April 2021   10:17 1231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Rambo. Sumber: KOMPAS.COM

Ada berbagai cara yang bisa dilakukan supaya strategi ini bisa dijalankan dengan prinsip kehati-hatian. Salah satunya ialah berinvestasi di saham yang mempunyai neraca yang kuat.

Neraca semacam ini ditandai dengan jumlah utang yang lebih rendah dari ekuitasnya (Debt to Equity Ratio di bawah satu kali). Berinvestasi di perusahaan yang utangnya terkendali relatif lebih aman. Sebab, seperti kata Peter Lynch, perusahaan yang tidak punya utang tidak akan bangkrut.

Hal itulah yang membuat investor yang menerapkan strategi "kontrarian" bisa berinvestasi dengan tenang. Sebab, investor tadi sudah tahu bahwa selama jumlah utangnya terjaga, perusahaan yang sahamnya dibeli tidak akan ambruk, dan apabila kondisinya sudah membaik, maka harga sahamnya bisa terbang.

Berdasarkan uraian di atas, strategi "kontrarian" dalam berinvestasi saham sekilas mirip dengan Rambo. Karakter prajurit tangguh yang diperankan dengan begitu apik oleh Sylvester Stallone ini memang dikenal memiliki "nyali baja". Betapa tidak, ia berani masuk ke hutan sendirian, dan bertempur dengan banyak musuh!

Tentu saja, aksi Rambo boleh dibilang nekat. Namun, jika mengikuti alur ceritanya, maka akan terlihat, bahwa sebetulnya ia tidak hanya mempunyai keberanian yang besar, tetapi juga kecermatan dalam menganalisis situasi. Saya kira, tanpa keahlian demikian, sepertinya ia mustahil mampu menyelesaikan misi dengan baik.

Demikian pula "investor kontrarian". Investor tersebut tentunya tak hanya berani membeli saham yang diabaikan banyak orang, tetapi juga cukup terampil melakukan analisis.

Investor tersebut tahu hal itu lumayan berisiko, tetapi karena mampu mengelola saham-sahamnya dengan baik, maka risiko yang ditanggung bisa ditekan seminim mungkin. Makanya, jangan heran, ia sanggup menuntaskan misi investasinya dan meraup keuntungan yang jumbo.

Salam hangat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun