Meski begitu, Buffett kemudian membubarkan kemitraan tadi, dan kemudian membenamkan semua uangnya di Berkshire Hathaway. Lewat tangan dingin Buffett, Berkshire menjelma menjadi konglomerasi yang memayungi banyak perusahaan besar, seperti Coca-Cola, Bank of America, dan Apple.
Walaupun sudah kaya raya dari berinvestasi saham, namun Buffett tetap menjadi pribadi yang rendah hati dan sederhana. Sikap itu tercermin jelas dalam strategi investasi yang dilakukannya.
Jika kita membaca buku-buku yang memuat strategi investasinya, maka kita akan menemukan kesan bahwa semua analisis saham yang dilaksanakan Buffett ternyata begitu mudah dilakukan. Sedemikian mudahnya sampai-sampai orang biasa pun bisa mempelajari dan mempraktikkannya!
Dari Buffett, saya belajar tentang mindset seorang investor. Bahwa investor sejati akan lebih fokus memperhatikan kondisi fundamental perusahaan ketimbang pergerakan harga sahamnya yang terkesan begitu acak.Â
Alasannya? Harga saham selalu akan mengikuti fundamental perusahaannya. Alhasil, meskipun dalam jangka pendek, harga sahamnya cenderung fluktuatif, namun dalam jangka panjang, fundamental-lah yang akan menjadi penentu arah harganya.
Berbeda dengan Lynch dan Buffett, Lo Kheng Hong belum pernah menerbitkan buku. Biarpun begitu, kisahnya sebagai investor saham begitu terkenal. Hal ini bisa dimaklumi, mengingat LKH---demikian Lo Kheng Hong biasa disapa---merintis kariernya dari bawah.Â
Awal-awal berinvestasi saham, LKH tidak langsung sukses. Ia sempat menanggung kerugian. Dua saham IPO yang baru dibelinya langsung anjlok harganya. Hal itu tentu saja menggerus modalnya, yang pada waktu itu terbilang masih puluhan juta. Walaupun harus menelan pil pahit, ia tidak kapok. Ia mengubah strategi investasinya, dan hasilnya ternyata luar biasa!
LKH mengakui bahwa dirinya merupakan pengagum berat Buffett. Di rumahnya ia mempunyai sekitar 40 judul buku, yang secara khusus memuat kehidupan dan strategi investasi yang dijalankan Buffett. Ia sering membaca ulang semua buku tersebut sampai ia khatam isinya.Â
Semua itu dilakukan bukan tanpa alasan. Sejak mempelajari dan melaksanakan jurus investasinya Buffett, ia mampu meraup untung gila-gilaan dari pasar saham. Saham-saham yang dibelinya dengan menggunakan pendekatan value investing ala Buffett sukses mengubah statusnya dari miliarder menjadi triliuner!